Membangun Jembatan Komunikasi: Peran Bahasa Isyarat dalam Masyarakat Inklusif

M. Akli Nurgantara, Mahasiswa Program Studi Pendidikan bahasa Inggris, UNW Mataram, 2024

Oleh: M. Akli Nurgantara
Mahasiswa Program Studi Pendidikan bahasa Inggris, UNW Mataram, 2024

Tugas Akhir Mata Kuliah Psycholinguistics
Dosen Pengampu Mata Kuliah: M.Rajabul Gufron,S.pd.,MA

LOMBOKita – Bahasa, sebagai sebagai alat lomukasi utama manusia,memliki peran krusial dalam menjalin hubungan sosial. Namun,bagi penyandang tunarungu, bahasa lisan bukanlah satu-satunya cara untuk berintraksi. Disinilah bahasa isyarat muncul sebagai jembatan penting, menghubungkan mereka dengan dunia yang lebih luas dan menciptakan masyarat yang lebih inklusif.

Apa itu Bahasa Isyarat?
Bahasa isyarat adalah bahasa visual-spasial yang menggunakan gerakan tangan, ekspresi wajah, dan gerakan tubuh untuk menyampaikan makna. Setiap negara memiliki bahasa isyarat yang berbeda, meskipun terdapat beberapa kesamaan di antara mereka. Bahasa isyarat bukan sekadar kumpulan gerakan acak, melainkan sistem bahasa yang kompleks dengan tata bahasa dan kosakata sendiri.

Mengapa Bahasa Isyarat Penting?
Akses terhadap Informasi: Bahasa isyarat memberikan akses langsung terhadap informasi bagi penyandang tunarungu. Mereka dapat mengikuti percakapan, mengikuti pelajaran, dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sosial.

Identitas dan Kebudayaan: Bahasa isyarat adalah bagian integral dari identitas dan kebudayaan komunitas tunarungu. Melalui bahasa ini, mereka dapat mempertahankan warisan budaya mereka dan membangun rasa kebersamaan.

Kualitas Hidup: Kemampuan berkomunikasi dengan efektif secara signifikan meningkatkan kualitas hidup penyandang tunarungu. Mereka dapat berinteraksi dengan keluarga, teman, dan rekan kerja secara lebih mendalam, serta memiliki kesempatan yang lebih luas untuk berpartisipasi dalam masyarakat.

Masyarakat Inklusif: Bahasa isyarat adalah kunci untuk membangun masyarakat yang inklusif. Dengan mempelajari bahasa isyarat, masyarakat luas dapat berkomunikasi dengan penyandang tunarungu, mengurangi stigma, dan menciptakan lingkungan yang lebih setara.

Tantangan dan Solusi
Meskipun pentingnya bahasa isyarat sudah diakui, masih ada beberapa tantangan yang dihadapi, seperti:

Kurangnya kesadaran: Banyak orang belum menyadari pentingnya bahasa isyarat dan bagaimana cara menggunakannya.

Keterbatasan akses: Tidak semua penyandang tunarungu memiliki akses terhadap pendidikan bahasa isyarat yang berkualitas.

Kurangnya penerjemahan: Banyak acara dan layanan publik tidak menyediakan penerjemahan bahasa isyarat.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, antara lain:

  • Sosialisasi: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya bahasa isyarat melalui kampanye, seminar, dan media sosial.
  • Pendidikan: Menyediakan pendidikan bahasa isyarat di sekolah, universitas, dan komunitas.
  • Fasilitasi: Memfasilitasi penggunaan bahasa isyarat dalam berbagai kegiatan publik, seperti pertemuan, acara, dan layanan pemerintah.
  • Penelitian: Melakukan penelitian lebih lanjut tentang bahasa isyarat untuk mengembangkan kurikulum dan bahan ajar yang lebih baik.

Kesimpulan
Bahasa isyarat adalah lebih dari sekadar alat komunikasi. Ini adalah jembatan yang menghubungkan kita dengan sesama manusia, membangun masyarakat yang lebih inklusif, dan merayakan keberagaman. Dengan memahami dan menghargai bahasa isyarat, kita dapat menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua orang.

Mari kita semua berperan aktif dalam membangun masyarakat yang inklusif. Mulai dari diri sendiri, kita dapat mempelajari dasar-dasar bahasa isyarat, mendukung kegiatan yang terkait dengan bahasa isyarat, dan mendorong lingkungan sekitar untuk lebih menghargai keberagaman.