DARI PIKIRAN KE UJARAN: PROSES PRODUKSI BAHASA
Oleh: Zainul Muttaqin, Mahasiswa program studi pendidikan bahasa inggris, UNW Mataram, 2024
Tugas Akhir Mata Kuliah Psycholinguistics
Dosen Pengampu Mata Kuliah: M. Rajabul Gufran, SPd, M.A
LOMBOKita – Pernahkah Anda terkesima dengan kemudahan manusia dalam merangkai kata-kata menjadi kalimat yang bermakna? Bagaimana pikiran yang abstrak dapat diterjemahkan menjadi bunyi-bunyi yang dapat dipahami oleh orang lain? Di balik kemudahan tersebut, terdapat proses kompleks yang melibatkan berbagai aspek kognitif. Psycholinguistic, cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa dan pikiran, menawarkan jendela pandang yang menarik untuk memahami fenomena ini.
Artikel ini akan mengupas secara mendalam proses produksi bahasa, mulai dari perumusan ide hingga ujaran yang keluar dari mulut kita.
Proses mengubah pikiran menjadi ujaran bukanlah sekadar kegiatan sederhana mengeluarkan kata-kata. Di balik itu, terdapat jaringan kompleks dalam otak yang bekerja sama secara sinergis. Proses ini melibatkan berbagai tahap kognitif yang saling terkait, mulai dari pembentukan konsep hingga produksi suara.
Tahap awal produksi bahasa adalah pembentukan konsep atau ide yang ingin disampaikan. Pada tahap ini, otak kita mengakses dan mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber, seperti memori, persepsi, dan pengetahuan dunia. Contoh: Otak membentuk konsep “haus” dan “minum”.
Setelah konsep terbentuk, tahap selanjutnya adalah merumuskan konsep tersebut menjadi bentuk linguistik yang sesuai. Proses ini melibatkan pemilihan kata, penentuan struktur kalimat, dan penentuan urutan kata. Contoh: Otak memilih kata-kata “saya”, “haus”, “dan”, “ingin”, “minum”, dan “air”. Kemudian, kata-kata tersebut disusun menjadi kalimat yang gramatikal.
Tahap terakhir adalah artikulasi, yaitu proses mengubah rencana bahasa menjadi sinyal motorik yang menggerakkan otot-otot bicara. Otak mengirimkan sinyal ke otot-otot mulut, lidah, dan tenggorokan untuk menghasilkan suara yang sesuai dengan kata-kata yang ingin diucapkan. Contoh: Otak mengirimkan sinyal ke otot-otot bicara untuk menghasilkan bunyi-bunyi yang sesuai dengan kata-kata yang telah dipilih.
Beberapa area otak yang paling dikenal terkait dengan bahasa adalah area Broca dan area Wernicke. Namun, ada juga area-area lain yang turut berperan dalam proses kompleks ini.
Area Broca terletak di lobus frontal bagian bawah, biasanya di belahan otak kiri. Area Broca berperan penting dalam produksi bahasa, terutama dalam pembentukan kalimat dan ekspresi bahasa yang kompleks. Kerusakan pada area ini dapat menyebabkan kesulitan dalam berbicara lancar dan membentuk kalimat yang gramatikal.
Area Wernicke terletak dilobus temporal, biasanya di belahan otak kiri. Area Wernicke berperan penting dalam pemahaman bahasa. Area ini membantu kita memahami makna kata-kata dan kalimat. Kerusakan pada area ini dapat menyebabkan kesulitan dalam memahami bahasa lisan dan tulisan, meskipun kemampuan berbicara masih ada.
Selain area Broca dan Wernicke, ada beberapa area otak lain yang juga berperan dalam bahasa, seperti: Korteks Auditori: Berperan dalam memproses suara dan membantu kita memahami bahasa lisan. Korteks Visual: Berperan dalam memproses informasi visual, seperti kata-kata yang tertulis. Girus Angularis: Membantu menghubungkan informasi visual dengan informasi auditori. Supramarginal Gyrus: Berperan dalam memproses informasi fonologis. Jaringan Default Mode Network (DMN): Terlibat dalam pemrosesan informasi yang berkaitan dengan diri sendiri, pikiran, dan teori pikiran, DMN juga berperan dalam memahami makna tersirat dalam bahasa.
Pemahaman mendalam tentang area otak yang terlibat dalam bahasa memiliki implikasi yang luas dalam berbagai bidang, seperti: Neurologi: Membantu dalam diagnosis dan pengobatan gangguan bahasa, seperti afasia yang disebabkan oleh stroke atau cedera otak.
Psikologi: Membantu memahami perkembangan bahasa pada anak-anak, serta gangguan bahasa yang terkait dengan kondisi seperti disleksia atau autisme. Pendidikan: Membantu mengembangkan metode pengajaran bahasa yang lebih efektif, terutama untuk anak-anak dengan kesulitan belajar.
Kemampuan kita untuk berkomunikasi adalah salah satu hal yang paling membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Otak kita, dengan jaringan kompleks area-area yang saling terhubung, memungkinkan kita untuk menghasilkan dan memahami bahasa yang kaya dan nuansa. Dengan terus mempelajari tentang otak dan bahasa, kita dapat membuka lebih banyak rahasia tentang pikiran manusia dan mengembangkan cara-cara baru untuk berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain.