Jumat Salam di Desa Sapit, Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Sarankan Pemdes Optimalkan Digitalisasi
LOMBOKita – Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) diwakili Kepala Bidang Hortikultura, Iswan Chaidir didampingi Kepala SMKPP Negeri Mataram, Sugiarta, SPi., MPd.,MSi melakukan kegiatan Jumat Salam di Desa Sapit Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur, Jumat (2/2/2024).
Diketahui, Jumat Salam atau Jumpa Masyarakat Selesaikan Aneka Persoalan Masyarakat) merupakan program pemerintah provinsi NTB yang dihajatkan untuk menyerap aspirasi masyarakat dan memberikan penyelesaian berbagai masalah yang terjadi di desa.
Dalam acara Jumat Salam Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB di Desa Sapit diterima Kepala Desa H. Sriatun bersama Sekretaris Desa bersama sejumlah perangkat desa dan tenaga penyuluh.
Pada kesempatan itu, Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB menerima beragam persoalan yang saat ini banyak dikeluhkan masyarakat Desa Sapit yang sebagian besar berprofesi sebagai petani.
Keluhan yang langsung disampaikan Kepala Desa Sapit itu diantaranya masalah irigasi, kelangkaan pupuk, perbaikan bendungan di beberapa tempat yang masuk dalam kategori tadah hujan, serta pengolahan hasil panen buah-buahan masyarakat.
Kepala SMKPP Negeri Mataram, Sugiarta menjelaskan, keberadaan Desa Sapit yang berada di kaki gunung Rinjani memiliki potensi yang cukup tinggi untuk pengembangan pertanian dan hortikultura.
“View alamnya sangat indah, tanahnya juga subur. Sangat cocok untuk bercocok tanam padi, buah-buahan bahkan untuk beberapa tanaman obat-obatan seperti jahe dan lainnya,” ucap Sugiarta.
Tinggal sekarang, kata Sugiarta, bagaimana masyarakat bisa memaksimalkan segala potensi dan sumberdaya yang ada di daerah ini.
Melihat potensi Desa Sapit yang ada sekarang ini, Sugiarta dan Kabid Hortikultura Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Iswan Chaidir mengharapkan agar pemerintah desa setempat membangun komunikasi dengan Dinas Pariwisata, sehingga Desa Sapit bisa dijadikan sebagai obyek wisata agro penghasil buah-buahan.
“Kita tinggal branding saja Desa Sapit sebagai Wisata Agro. Salah satu caranya yakni dengan memanfaatkan teknologi digital. Buat website desa, buat akun media-media sosial untuk pemasaran. Bila perlu angkat tenaga admin khusus pengelola website dan media sosial,” kata Sugiarta.
Harapannya, lanjut Sugiarta, supaya bagaimana hasil-hasil pertanian dan hortikultura ini bisa menjadi produk UMKM yang akan banyak dilirik wisatawan. Terlebih lagi, Desa Sapit telah memiliki produk kopi yang sebenarnya layak untuk dipasarkan.
“Untuk pemasaran produk ini, bisa minta bantuan pendampingan dan pembinaan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Kemudian untuk perbaikan infrastruktur bendungan yang diinginkan masyarakat bisa ajukan permohonan ke Dinas PUPR dan BWS,” imbuh Sugiarta.
Kemudian untuk pengembangan sumberdaya manusia (SDM), Sugiarta selaku Kepala SMKPP Negeri Mataram siap memberikan bantuan melalui pendidikan vokasi pertanian.
“Kursus instruktur pengolahan hasil pertanian, peternakan, pembuatan pupuk organik, budidaya hortikultura maupun bidang peternakan juga kami siap bantu,” tandas Sugiarta.
Sementara itu, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Iswan Chaidir menyarankan agar masyarakat mengurangi penggunaan pupuk kimia dan beralih ke pupuk organik.
Menurut Iswan, pemerintah desa bisa lebih kreatif dan inovatif untuk pembuatan pupuk organik. Bahkan, Desa Sapit bisa sebagai pilot project pembuatan pupuk organik.
Senada dengan Sugiarta, Iswan juga menyarankan agar pemerintah desa mengoptimalkan digitalisasi untuk melakukan promosi dan pemasaran hasil produk UMKM maupun potensi desa agar lebih dikenal wisatawan.
Kemudian terkait masalah pupuk dan masih banyaknya masyarakat yang belum masuk RDKK, Iswan menjelaskan, akan menindaklanjuti keinginan masyarakat tersebut.
“Kita telah usulkan penambahan kuota pupuk subsidi untuk NTB pada April 2024,” jelas Iswan.
Tinggalkan Balasan