Evolusi Bahasa dari Perspektif Psikolinguistik

Indri Purwati, Mahasiswa Program Studi Pendidikan bahasa Inggris, UNW Mataram, 2024 /ist

Oleh: Indri Purwati

Mahasiswa Program Studi Pendidikan bahasa Inggris,
UNW Mataram, 2024

Tugas Akhir Mata Kuliah Psikolinguistik
Dosen Pengampu Mata Kuliah: M. Rajabul Gufron, S.Pd., M.A.

LOMBOKita – Psikolinguistik adalah bidang interdisipliner yang menggabungkan psikologi dan linguistik untuk memahami bagaimana manusia memperoleh, menggunakan, dan memproses bahasa. Ini berfokus pada hubungan antara perilaku linguistik dan fungsi kognitif.

Peran bahasa dalam perkembangan kognitif telah lama diperdebatkan, dengan kontribusi signifikan dari para sarjana seperti Noam Chomsky, Lev Vygotsky, dan Jean Piaget. Makalah ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana psikolinguistik menginformasikan pemahaman kita tentang perkembangan kognitif, terutama bagaimana pemerolehan bahasa mendukung dan membentuk kemampuan kognitif.

Perkembangan kognitif adalah bagaimana menggunakan bahasa secara efektif yang merupakan upaya yang sangat kompleks. Kita harus mengetahui ribuan kata dan menempatkannya dalam urutan yang benar. Kita harus dapat mengucapkan, dengan artikulasi yang jelas, bunyi vokal seperti “au” dan “ui” dan bunyi konsonan seperti “kah”, “lah” dan “ter”.

Untuk menjadi komunikator yang benar-benar efektif, kita harus mengikuti aturan konvensi sosial yang berlaku sesuai dengan cara kerja penalaran kita sejak awal. Misalnya, kita harus menanggapi salam orang lain dengan salam kita sendiri dan memberi lawan bicara kita kesempatan untuk menyelesaikan apa yang ingin mereka katakan. Bagaimana kita merespons adalah apa yang dilakukan dan dimiliki setiap anak sesuai dengan perkembangan kognitif mereka. Perkembangan manusia sering dicirikan sebagai tonggak perkembangan di mana perilaku muncul dan menjadi lebih kompleks seiring dengan perkembangan tahap perkembangan dalam urutan yang dapat diprediksi.

Ada berbagai pandangan tentang sifat perkembangan kognitif dan kecerdasan seperti Chomsky, Piaget, Vygotsky, telah berkontribusi pada konsepsi pertumbuhan kognitif global. Proses teori perkembangan kognitif

Beberapa ahli menggunakan pola pertumbuhan dan perubahan yang tidak merata seperti itu sebagai bukti untuk periode perkembangan yang berbeda secara kualitatif. Dalam teori tahap, perkembangan ditandai dengan tahapan yang berkelanjutan dan dapat diprediksi. Bahasa, sebagai sistem komunikasi yang kompleks, telah mempesona para sarjana selama berabad-abad. Evolusi bahasa, bagaimanapun, tetap menjadi salah satu topik yang paling menarik dan diperdebatkan baik dalam linguistik maupun psikologi. Psikolinguistik, studi tentang hubungan antara bahasa dan pikiran, menawarkan perspektif unik tentang evolusi ini.

Alih-alih hanya berfokus pada aspek struktural atau historis bahasa, psikolinguistik meneliti proses mental yang terlibat dalam produksi, pemahaman, dan akuisisi bahasa, dan bagaimana proses ini telah memengaruhi kemunculan dan perkembangan bahasa dari waktu ke waktu. Makalah ini akan membahas bagaimana evolusi bahasa dapat dipahami dengan mempertimbangkan mekanisme kognitif seperti memori, persepsi, dan perhatian, dan dengan menganalisis interaksi antara proses kognitif individu dan interaksi sosial. Kami akan mengeksplorasi beberapa teori dan temuan psikolinguistik utama yang membantu menjelaskan dasar-dasar kognitif evolusi bahasa Pembahasan/Pembahasan A. Evolusi Bahasa Dari Perspektif Psikolinguistik Menurut Para Ahli 1. Teori Tata Bahasa Universal Chomsky Chomsky adalah salah satu tokoh linguistik. Nama lengkapnya adalah Noam Avram Chomsky, lahir 7 Desember 1928 di Pennsylvania, Amerika Serikat.

Banyak psikolog perkembangan setuju dengan konsep yang diusulkan oleh Vygotsky. Teorinya yang menjelaskan potret perkembangan manusia tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sosial dan budaya. Ia menekankan bahwa proses perkembangan mental seperti memori, perhatian, dan penalaran melibatkan pembelajaran dengan orang-orang di lingkungan sosial.

Selain itu, ia juga menekankan bagaimana anak-anak dibantu untuk berkembang dengan bimbingan dari orang-orang yang sudah terampil di bidang tersebut. Lev Vygotsky yang meninggal di usia muda (38 tahun, pada tahun 1934) telah banyak menyumbangkan pemikirannya terutama di bidang kognitifisme sosial diantaranya: sebuah. Proses mental yang kompleks dimulai sebagai kegiatan sosial; Saat anak berkembang, anak secara bertahap menginternalisasi proses ini dan dapat menggunakannya secara mandiri di lingkungan sekitar mereka b. Berpikir dan bahasa awalnya masing-masing berkembang secara mandiri, keduanya menjadi mandiri ketika anak berusia sekitar dua tahun c. Anak-anak dapat menyelesaikan tugas yang lebih sulit ketika mereka mendapat bantuan dari orang dewasa dan komponen diri mereka sendiri. d. Tugas dalam zona proksimal perkembangan mendorong pertumbuhan kognitif maksimum.

Sementara Vygotsky menekankan pengaruh orang dewasa dalam belajar, Albert Bandura menekankan bahwa pengaruh antara pengalaman lingkungan dan perilaku sangat penting, ketika siswa belajar, mereka dapat secara kognitif merepresentasikan atau mengubah pengalaman mereka. Selanjutnya, Bandura mengembangkan model determinisme timbal balik yang terdiri dari tiga faktor utama, yaitu, perilaku, lingkungan, dan orang/kognisi.

Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku, perilaku mempengaruhi lingkungan, faktor orang (kognitif) mempengaruhi perilaku, dan sebagainya. Faktor kognitif meliputi harapan, keyakinan, sikap, strategi, pemikiran, dan kecerdasan. Pendekatan Vygotsky menyoroti peran interaksi sosial dan bahasa dalam perkembangan kognitif. Dia berpendapat bahwa bahasa adalah yang utama