Dinas Kelkan Lombok Timur Budidayakan Ikan Air Tawar ke Tambak Air Laut
LOTIM LOMBOKita – Dinas Kelautan dan Perikanan ( Kelkan) Lombok Timur, mulai membudidaya ikan air tawar ke ikan tambak air laut, ikan air tawar yang dibudidayakan tersebut yaitu ikan nila jenis Salina atau Saline tolerance indonesia tilapia,
Sebelum dibudidayakan ikan air tawar tersebut, terlebih dahulu melalui proses adaptasi air laut
“budidaya ikan nila air tawar menjadi ikan nila air laut, baru di mulai dan ini budidaya pertama di Lotim,” ungkap Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Lotim, M Zainudin,
Dikatakan Zainudin, meski baru pertama kali dibudidayakan. Budidaya ikan tawar ke air laut ini, hasil panennya dinilai cukup memuaskan, bahkan irit terutama berkaitan dengan pakan.
” pakan bisa ngirit sampai 50 persen,” sebutnya,
Disebutkan, sebelum ikan dibudidayakan. bibit ikan nila diperoleh dari Balai Benih Ikan (BBI) Lenek. Setelah itu bibit dibawa ke Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Labuhan Haji, untuk diadaptasikan di Promil menggunakan air laut.
Untuk Proses adaptasi dilakukan selama sekitar satu bulan. Setelah bibit tersebut melalui proses adaptasi, baru dibawa ke tambak untuk dibudidaya.
“Ikan nila mempunyai adaptasi tinggi diantara ikan tawar lainnya, untuk perubahan saliditas,”jelasnya.
Bicara biaya produksi budidaya ikan nila jenis salina menggunakan air laut, bisa hemat 50 persen lebih ketimbang menggunakan air tawar.
Perbandingannya,untuk 1 kg daging ikan diperlukan 2 kg pakan, namun pada kegiatan budidaya nila saline ini, untuk mendapat kan 1 kg ikan di perlukan pakan tambahan sekitar 1 kg pakan buatan, kebutuhan pakan lainnya di dapatkan dari pakan alami yang melimpah di perairan tambak berupa plankton
Planton banyak, tingkat pertumbuhanpun ikan menjadi lebih cepat dibandingkan di air tawar.
“Kita bisa panen dalam kurun waktu tiga sampai empat bulan, tergantung bibit ikan yang kita inginkan. Daging ikan yang dihasilkan juga lebih tebal,” kata Zainudin.
Disinggung terkait pasaran, menurut Kadis, tidak perlu khawatir, meski baru pertama kali, pembeli banyak yang memesan bahkan datang langsung, karena ikan ini dinilai laris di pasaran, dan hargapun sama dengan ikan nila tawar, yakni Rp 30 ribu per Kg. Pastinya soal rasa, sedikit lebih enak daripada ikan yang dibudidaya di air tawar.
“Ini bisa menjadi solusi menghidupkan tambak mati, atau tambak yang tidak digunakan,”pungkasnya.seraya menyebutkan, di provinsi lain sudah banyak yang membudidayakan ikan air tawar jenis nila ini ke rambah air laut.
“Budidaya ikan air tawar jenis Nila ke budidaya tambak air laut, merupakan judul skripsi saya waktu S1,” tuturnya. Dan pihaknya akan kembangkan vudidaya ikan air tawar di lokasi tambak yang tak difungsikan.
Tinggalkan Balasan