PT BAL Masih Dibutuhkan Penuhi Kebutuhan Air Bersih di Gili Trawangan

Tanki filterisasi milik PT BAL di Gili Trawangan / hns/lombokita.com

LOMBOKita – Kisruh pengeboran yang berujung kepada rencana penghentian operasi PT Berkat Air Laut (BAL) sebagai perusahaan penyedia air bersih bagi masyarakat Gili Trawangan dan Gili Meno sangat disayangkan oleh banyak warga.

Mereka menilai kisruh tersebut akan berdampak terhadap suplai air baku bagi masyarakat.

Kepala Dusun Gili Trawangan, Husni mengatakan selama 10 tahun ini masyarakat Gili Trawangan mengaku sangat terbantu dengan kehadiran PT. BAL, karena sebelum PT BAL masuk ke Gili Trawangan, masyarakat menggunakan air sumur gali untuk memenuhi kebutuhan mencuci dan memasak.

“Kami dulu gali sumur, dan sumur-sumur yang digali warga tidak semua titik dapat dikonsumsi hanya tempat-tempat tertentu saja sumur memiliki air walapun masih payau. Jadi kehadiran PT BAL ini sangat membantu kami,” ujar Husni, Kamis (13/10/22).

Husni mengatakan, sebagaian besar warga gili Trawangan dan Gili Meno masih mengaharapkan PT. BAL beroperasi seperti biasanya dan dapat menyuplai air bersih untuk dapat memenuhi kebutuhan warga dan hotel.

Untuk itu mereka sangat menyayangkan kisruh atau polemik yang terjadi yang meresahkan warga, karena warga khawatir gara-gara polemik ini, mereka tidak bisa mengkonsumsi air bersih lagi seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.

Yang mana saat itu, kata dia, PT BAL menghentikan operasi penyaluran air selama beberapa jam tanpa ada pemberitahuan. Belakangan diketahui bahwa PT BAL disurati oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu (DPMPTSP) untuk menghentikan operasinya sementara karena tidak memiliki izin pengeboran.

“Pemberitahuannya kepada warga sangat mendadak, tidak ada waktu persiapan warga untuk menampung air,” kata Husni.

Namun yang menjadi keresahan utama bagi masyarakat Trawangan adalah jika nanti PT BAL diganti dengan perusahaan baru yaitu PT Tiara Cipta Nirwana (TCN) maka mereka akan merogoh kocek lagi dengan pembelian meteran dan juga harga air yang dinilai sangat mahal.

Jika PT BAL tidak beroperasi lagi, maka mau tidak mau mereka akan mengikuti aturan dari PT TCN, mulai dari pembelian meteran baru yang harganya cukup mahal yaitu seharga Rp. 1.500.000 untuk rumah tangga dan Rp. 5.300.000 untuk niaga, meskipun mereka masih memiliki meteran dari PT BAL.

Selain itu, mereka juga akan membayar air setiap bulannya dengan harga dua kali lipat dari PT BAL. untuk kebutuhan rumah tangga, PT BAL memasang tarif 18.000 per kubik, sedangkan TCN memasang tarif 35.000 per kubik.

“Tarif Itu sangat berat bagi kami, apalagi saat ini harga kebutuhan pokok sudah mulai naik. Jadi kami minta agar pemerintah berpikir kembali agar polemic PT BAL ini dicarikan solusinya sehingga warga tidak tersandera,” kata Husni.

Sementara itu, asisten II Pemprov NTB, Amry Rakhman mengatakan, saat ini pihaknya tengah berusaha untuk mencari win-win solution terkait polemik PT BAL ini. Adapun caranya adalah dengan menyerahkan teknis untuk menyelesaikan polemik ini ke Pemda KLU.

“Tadi kami sudah rapat, dan hasil rapat kami adalah menyerahkan penyelesaian polemik ini ke Pemda KLU melalui Asisten II. Teknisnya, dalam waktu dekat ke dua perusahaan yaitu PT BAL dan PT TCN akan bertemu dan membahas serta mencari mencari kesepakatan agar semuanya berjalan lancar, tanpa mengesampingkan kebutuhan masyarakat terhadap suplai air bersih,” kata Amry Rakhman. /*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini