Biopori, Alternatif Resapan Genangan Air sebagai Upaya Mitigasi dan Adaptasi terhadap Bencana Banjir di Desa Kekait
Kelompok Kulia Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Mataram di Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat mengadakan sosialisasi dan demonstrasi biopori pada Sabtu, (16/07/2022).
Biopori atau Lubang Resapan Biopori (LRB) merupakan ruang dalam tanah buatan dengan memanfaatkan sisa limbah organik untuk proses resapan air menuju ke dalam tanah menyerupai liang kecil yang ditanam di dalam tanah sejauh 80-100 cm.
Untuk membuat biopori ini, masyarakat membutuhkan pipa paralon, doff, bor listrik, bor tanah, dan sisa sampah organik. Pipa paralon yang telah dipotong sepanjang 100 cm lalu dilubangi menggunakan bor listrik untuk membuat pori-pori sebagai lubang resapan air ke dalam tanah.
Begitu juga dengan doff paralon yang juga dilubangi. Pipa tersebut kemudian dimasukan ke dalam tanah yang sudah dibor menggunakan bor tanah lalu di dalam pipa yang sudah ditanam dimasukkan sampah organik sebagai media mempermudah resapan air sehingga air permukaan akan meresap maksimal ke dalam tanah.
Baca juga:
Kelompok KKN Tematik UNRAM Desa Giri Tembesi Usung Singkong Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Nugget
Peletakan biopori diprioritaskan pada lokasi genangan air dan rawan banjir yang ada di Desa Kekait. Program ini dijalankan dengan tujuan untuk mengurangi dampak banjir, serta memaksimalkan air yang ada di permukaan untuk meresap ke dalam tanah sebagai cadangan air tanah sebagai bentuk antisipasi bencana kekeringan.
Selain berfungsi sebagai alat dalam menganitispasi bencana, output sampingan biopori tersebut akan menghasilkan kompos hasil pembusukan sampah organik dalam pipa yang bisa dimanfaatkan sebagai penyubur tanaman.
“Ini adalah solusi baru dalam menghadapi bencana, semoga pengadaan biopori ini dapat membantu masyarakat desa untuk mengurangi tingkat ketinggian air saat terjadi banjir juga genangan air,” ungkap Kepala Dusun Kekait, Irsyadul Ibad.
Berita KKN Unram lainnya:
Disisi lain, Mariana sebagai Ketua Kelompok KKNT Desa Kekait berharap pemberian dan pembekalan materi serta demonstrasi biopori ini dapat memberikan jalan keluar masyarakat dalam menghadapi bencana banjir.
“Semoga sosialisasi dan praktik dalam pembuatan serta peletakan biopori ini dapat dimanfaatkan dan dikelola dengan baik terutama pada masyarakat di Desa kekait yang rawan terkena banjir dan rentan terdapat genangan air dapat memberikan jalan keluar dan dapat meningkatkan kelestarian alam sebagai hasil sampingan biopori berupa kompos organik,” ungkapnya.
Tinggalkan Balasan