PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DENGAN SISTEM TANAM LAHAN DAN Vegewall DI DESA KERTASARI, LOMBOK TIMUR
ABSTRAK
Desa Kertasari merupakan Desa yang terletak di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur yang sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani. Pertanian di Desa kertasari menggunakan sistem tanam lahan, atau memanfaatkan lahan terbuka secara langsung dengan hasil pertanian unggulan dari Desa Kertasari yaitu cabai, tomat, tembakau, padi dan jagung.
Tujuan dari kegiatan KKN-Tematik ini adalah meningkatkan pengetahuan dan memberikan inovasi atau ide kreatif kepada masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan sehingga mendukung ketahanan pangan bagi masyarakat.
Metode yang diterapkan dalam melakukan kegiatan KKN-Tematik ini dengan metode penyuluhan yaitu, sosialisasi pemanfaatan lahan pekarangan yang dilanjutkan dengan praktek kerja di lapangan dengan sasaran masyarakat Desa Kertasari khusunya ibu rumah tangga yang didampingi dan dibina oleh 11 orang mahasiswa KKN.
Hasil dari kegiatan KKN-Tematik ini secara tidak langsung mendukung ketahanan pangan dengan cara meminimalisir pengeluaran rumah tangga, meningkatkan nilai estetika rumah dan kreativitas masyarakat. Tanaman yang menjadi varietas baru meliputi Sawi (Brassica chinensis var. parachinensis), Bayam Merah (Amaranthus tricolor) dan Selada (Lactuca sativa), sehingga tanaman ini berhasil menjadi variasi baru dalam penanaman sayuran di Desa Kertsari.
PENDAHULUAN
Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat, dimana sektor pertanian sebagai salah satu sektor ekonomi yang potensinya memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan dan pembangunan secara ekonomi, baik dari segi penghasilan ataupun lapangan kerja. Selama manusia membutuhkan makanan dari hasil pertanian untuk mempertahankan kelangsungan hidup, pertanian sangat penting dan harus terus dikembangkan (Hayati, 2017).
Desa Kertasari merupakan Desa yang terletak di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur, dengan luas ± 258,5 Ha. Salah satu sumber pengasilan dan produk utama dari Desa Kertasari berasal dari sektor pertanian, karena sebagian besar dari wilayah Desa Kertasari merupakan lahan pertanian begitu juga dengan masyarakat yang pekerjaannya sebagian besar merupakan petani. Hasil pertanian unggulan dari Desa Kertasari yaitu cabai, tomat, tembakau, padi, dan jagung. Pertanian di Desa kertasari menggunakan sistem tanam lahan, atau memanfaatkan lahan terbuka secara langsung. Sehingga, hasil pertanian Desa Kertasari langsung dijual ke pasar atau pengecer. Dengan begitu, diketahui bahwa Desa Kertasari memiliki lahan pertanian yang baik.
Akan tetapi, pemanfaatan lahannya kurang maksimal karena kurangnya inovasi masyarakat dalam memvariasikan sistem penanaman yang digunakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemberian inovasi atau ide kreatif tentang pemanfaatan lahan pekarangan. Selain itu, sayuran yang dijadikan bahan percobaan untuk penanaman merupakan varietas baru sebagai bentuk inovasi jenis tanaman.
Jenis tanaman yang digunakan merupakan varietas baru yaitu, Sawi (Brassica chinensis var. parachinensis), Bayam Merah (Amaranthus tricolor) dan Selada (Lactuca sativa). Ketiga tanaman tersebut digunakan sebagai bahan percobaan karena masa panennya yang singkat. Selain itu, dapat mendukung ketahanan pangan masyarakat Desa Kertasari serta meningkatkan inovasi dalam pemilihan varietas tanaman.
Selain digunakan sebagai tempat yang menyediakan keindahan dan kesejukan (nilai estetika) pekarangan juga dapat meningkatkan perekonomian serta menunjang kebutuhan pangan dalam keluarga (Dwiratna, 2016). Pemanfaatan lahan pekarangan dalam bidang pertanian sangat efisien pada masyarakat untuk menunjang kebutuhan pangan, bagi masyarakat yang memiliki lahan pekarangan luas dapat dikelola sebagai lahan tanam dalam lingkup kecil. Adapun masyarakat yang memiliki pekarangan terbatas atau tidak memiliki tanah terbuka (contohnya, lahan ditutupi paving block) dapat menggunakan sistem tanam vertikal yang memanfaatkan tembok dan pagar perumahan sebagai letak wadah tanamnya.
Pemanfaatan penanaman secara vertikal pada perumahan masyarakat biasanya bertujuan untuk meningkatkan estetika dengan menggunakan tanaman hias, akan tetapi penggunaan sistem tanam vertikal juga dapat dimanfaatkan untuk penanaman sayuran yang secara tidak langsung mendukung ketahanan pangan masyarakat. Inovasi penanaman sayuran secara vertikal pada praktek KKN Desa Kertasari dinamakan “VEGEWALL” yang berasal dari kata vegetable yang artinya sayur dan wall yang artinya dinding, alat ini dibuat dari botol plastik bekas sehingga ramah lingkungan. Selain itu, penerapan VEGEWALL dapat meningkatkan estetika pekarangan rumah serta kreativitas masyarakat.
Tujuan dari Kuliah Kerja Nyata Tematik Universitas Mataram di Desa Kertasari Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur bagi masyarakat yaitu untuk meningkatkan ketahanan pangan dengan memberikan inovasi dalam pemanfaatan pekarangan dengan sistem tanam lahan dan sistem tanam vertikal (VEGEWALL) sehingga diharapkan menjadi salah satu alternatif sumber bahan pangan (sayuran) serta dapat meminimalisir pengeluaran rumah tangga.
METODE KEGIATAN
Metode yang diterapkan dalam melakukan kegiatan pemberdayaan adalah pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan dengan metode penyuluhan yaitu, sosialisasi pemanfaatan lahan pekarangan yang dilanjutkan dengan praktek kerja di lapangan.
Kegiatan KKN-Tematik ini dilaksanakan di Desa Kertasari Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sasaran dari program kegiatan yaitu masyarakat Desa Kertasari khususnya ibu rumah tangga dalam pemanfaatan lahan pekarangan. Program ini didampingi dan dibina oleh 11 orang mahasiswa KKN-Tematik dengan kegiatan yang meliputi praktek penanaman dan penyuluhan pada setiap wilayah (dusun) Desa Kertasari.
Tahapan-tahapan dalam proses pemberdayaan meliputi: 1) Pembelajaran teori mengenai teknik penanaman 3 jenis sayuran yang meliputi Sawi (Brassica chinensis var. parachinensis), Bayam Merah (Amaranthus tricolor) dan Selada (Lactuca sativa), 2) Praktek lapangan tentang teknik penanaman (sistem tanam lahan dan sistem tanam vertikal (VEGEWALL)), 3) Penyuluhan kepada masyarakat terkait sistem penanaman yang dipraktekkan sehingga dapat diterapkan secara mandiri oleh masyarakat.
Pada program KKN-Tematik ini ada dua jenis program kegiatan, yaitu program kerja utama dan program kerja tambahan. Program kerja utama yaitu pemanfaatan lahan pekarangan (sistem tanam lahan dan sistem tanam vertikal (VEGEWALL)) dan pengaplikasiannya pada penanaman 3 jenis sayuran yang meliputi Sawi (Brassica chinensis var. parachinensis), Bayam Merah (Amaranthus tricolor) dan Selada (Lactuca sativa), sedangkan kegiatan kerja tambahan adalah membantu kantor desa dan sekitarnya.
Metode Penanaman Pada Sistem Lahan
Benih Sawi (Brassica chinensis var. parachinensis), Bayam Merah (Amaranthus tricolor) dan Selada (Lactuca sativa. Adapun rangkaian kegiatan ini terdiri dari persiapan lahan persemaian, persemaian, pembuatan bedengan, pemasangan mulsa, penanaman, pemeliharaan, dan panen sebagai berikut:
Persiapan lahan persemaian, yakni membersihkan lahan dari tanaman yang tidak inginkan seperti gulma-gulma. Menggemburkan tanah agar tanah mudah ditanami.
Persemaian, dilakukan dengan cara menebar benih pada lahan yang sudah disiapkan lalu disiram dengan air secukupnya sampai berumur 2 minggu (tumbuh tunas siap tanam).
Pembuatan bedengan, yakni menggemburkan tanah setelah itu diratakan kemudian dibuatkan bedengan berupa gundukan.
Pemasangan mulsa, setelah pembuatan bedengan maka selanjutnya ditutup dengan mulsa dan dibuatkan lubang tanam.
Penanaman lahan, bibit yang sudah berumur lebih dari 2 minggu (berdaun 3-4) dapat dipindahkan ke lahan tanam yang sudah disiapkan.
Pemeliharaan lahan, meliputi pengecekan tanaman yang mati dan perlu dilakukan pergantian, penyiraman secara rutin dan pemupukan serta pengendalian hama penyakit pada tanaman.
Panen, panen dapat dilakukan setelah tanaman sudah berumur 4-5 minggu.
Metode Penanaman Sistem Vertikal (Vegewall)
Selain menggunakan sistem tanam lahan secara langsung, pada program utama KKN-T Desa Kertasari juga menggunakan sistem tanam vertikal. Penanaman vertikal atau yang biasa disebut dengan sistem vertikultur merupakan teknik budidaya tanaman secara vertikal sehingga penanaman dilakukan dengan tata letak bertingkat. Sistem penanaman secara vertikal tidak memerlukan lahan yang luas, bahkan dapat dilakukan pada rumah yang tidak meimiliki lahan (terbatas) (Hidayati, 2018).
Penerapan sistem vertikultur (Vegewall) yang dilakukan berdasarkan proses praktek KKN-T Desa Kertasari, rangkaiannya terdiri dari persiapan bahan dan alat, pembuatan alat Vegewall (pembuatan wadah pot dan pembuatan gantungan), cara penggunaan, tata letak secara vertikal dan perawatannya.
Persiapan Bahan dan Alat Pembuatan Vegewall
Berdasarkan hasil praktek KKN-T tentang Vegewall meliputi persiapan alat dan bahan, dengan rincian alat yang digunakan yaitu: palu, gergaji, meteran, gunting, tang, solder, dan spidol. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu botol bekas, paku, kayu, dan kawat.
Pembuatan Alat Vegewall (Pembuatan wadah (pot) dan pembuatan gantungan). Pembuatan alat Vegewall terdiri dari dua tahapan yaitu pembuatan wadah tanam atau potnya dan pembuatan alat gantung.
Pembuatan Pot Wadah Tanam
Diukur bagian tengah botol lalu ditandai dengan spidol.
Dipotong menjadi dua bagian tengah yang sudah ditandai dengan gunting.
Dilubangkan botol pada bagian atas samping sebagai tempat gantung dan beberapa bagian bawah untuk jalur air dan akar tanaman.
Dilakukan hal yang sama pada botol bekal lainnya.
Pembuatan Alat Gantung
Disesuaikan lebar botol dengan panjang kayu untuk menentukan jumlah botol yang dapat dikaitkan.
Ditandai kayu yang telah disesuiakan oleh botol dengan spidol.
Dipaku bagian tengah dari tanda yang telah disesuaikan oleh botol.
Dibuatkan gantungan pada tiap ujung dari kayu.
Gantungan siap dipakai.
Cara penggunaan Alat Vegewall
Cara penggunaan alat vegewall sama dengan cara penggunaan pot pada umumnya,yang dimana penggunaannya memanfaatkan wadah yang dapat dipindahkan. Dalam hal ini wadah tersebut merupakan hasil pengolahan botol plastik dengan digantungkan pada kayu gantungnya, kayu gantung tersebut bertujuan untuk pemindahan yang lebih mudah dan cepat.
Berikut rangkaian cara penggunaan vegewall.
Persiapan media tanam
Perisapan media tanam meliputi penggunaan tanah baik secara tanah murni (tanah langsung) ataupun tanah yang telah diolah dengan penambahan pupuk organik.
Persiapan benih dan bibit
Persiapan penanaman meliputi penanaman secara langsung menggunakan benih dari biji maupun perpindahan dari bibit yang sudah tumbuh.
Penyiraman
Setelah melakukan penanaman secara pembenihan maupun pemindahan bibit, lalu lakukan penyiraman.
Tata Letak Alat Vegewall dan Perawatannya
Tata letak alat vegewall meliputi persiapan penggantungan alat pada dinding perumahan secara vertikal.
Perawatan yang dilakukan gmeliputi:
Penyiraman 2 kali sehari pagi dan sore hari
Setelah tanaman beradaptasi ± 4 hari berikan pupuk dengan jangka waktu 1 kali seminggu
Cek keadaan tanaman apabila ada hama ataupun gulma yang tumbuh
Cek keadaan sekitar jika terlalu panas bisa dikondisikan tempat vegewall
Lakukan perawatan dengan konsisten
Hasil Penggunaan Vegewall
Setelah perawatan konsisten kurang lebih satu bulan dapat dipanen sesuai kebutuhan.
Evaluasi Keberhasilan Kegiatan
Evaluasi kegiatan digunakan untuk mengetahui dan mengukur keberhasilan kegiatan ini meliputi percobaan menaan 3 janis varietas sayuran yaitu Sawi (Brassica chinensis var. parachinensis), Bayam Merah (Amaranthus tricolor) dan Selada (Lactuca sativa) pada sistem tanam lahan pekarangan dan sistem tanam secara vertikal (vertikultur) Vegewall. Evaluasi meliputi:
Pengamatan tumbuh persemaian pada kondisi daerah Desa Kertasari
Pengamatan sayur varietas Sawi (Brassica chinensis var. parachinensis), Bayam Merah (Amaranthus tricolor) dan Selada (Lactuca sativa) dari awal pemindahan bibit hingga hasil panen.
Pengamatan untuk penentuan metode tanam sayuran yang lebih efektif untuk kedua sistem tanam yaitu sistem tanam lahan dan sistem tanam vertikal (vertikultur) Vegewall.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sosialisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan
Sosialisasi pemafaatan lahan pekarangan dilakukan pada lima dusun yang terletak di Desa Kertasari yang meliputi Dusun Toron, Dusun Padak, Dusun Mertasari, Dusun Montong Seneng, dan Dusun Teliah. Sosialisasi dilaksanakan pada periode tanggal 1 sampai 4 Februari 2022, Pada Pukul 10.00 WITA dan 16.00 WITA.
Adapun bahasan dari sosialisasi yang disampaikan yaitu terkait pemanfaatan lahan pekarangan secara langsung dan menggunakan alternatif sistem tanam vertikal (Vertikultur) Vegewall. Target sosialisasi adalah masyarakat Desa Kertasari khususnya ibu rumah tangga, yang dilaksanakan perdusun agar lebih efektif.
Pembahasan tentang pemanfaatan lahan pekarangan secara langsung meliputi persiapan lahan persemaian, persemaian, pembuatan bedengan, pemasangan mulsa, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Rangkaian tersebut dijelaskan seperti pada penggunaan lahan pertanian dalam lingkup pekarangan sehingga masyarakat yang memiliki lahan pekarangan luas dapat memanfaatkan lahannya sebagai lahan tanam.
Diketahui bahwa tanggapan masyarakat mengerti terhadap materi yang disampaikan karena sebagian besar masyarakat merupakan petani. Selain itu tips pengolahan lahan diberikan saat penyampaian materi, seperti tambahan bahan organik untuk pengolahan tanah sebelum penggunaannya untuk ditanami sayuran. Sehingga dari penyampaian materi terkait sistem tanam lahan dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat.
Alternatif penggunaan sistem tanam salah satunya penanaman secara vertikal (vertikultur) yang dinamakan Vegewall ini merupakan salah satu inovasi yang diharapkan dapat menginspirasi masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga. Materi yang disampaikan pada sosialisasi pemanfaatan pekarangan dengan sistem vertikal ini terdiri dari persiapan bahan dan alat, pembuatan alat Vegewall (pembuatan wadah pot dan pembuatan gantungan), cara penggunaan, tata letak secara vertikal dan perawatannya, serta kelebihan dan kekurangan dari penggunaan alat Vegewall.
Penyampaian materi sosialisasi terkait sistem tanam vertikal ini mendapat tanggapan yang sangat baik bagi masyarakat, dimana alternatif ini diniali sangat efisien teruntuk masyarakat yang mempunyai pekarangan terbatas (sempit).
Ketertarikan terhadap inovasi ini dilihat dari banyak respon peserta sosialisasi (ibu rumah tangga) terkait cara pengelolaan dan perawatan alat vegewall tersebut. Serta penggunaan bahan yang sederhana dinilai menjadi poin penting dalam alat vegewall, sehingga masayrakat tertarik mencoba sistem tanam vertikal tersebut.
Variasi sayuran yang digunakan meliputi Sawi (Brassica chinensis var. parachinensis), Bayam Merah (Amaranthus tricolor) dan Selada (Lactuca sativa), yang dimana dari hasil sosialisasi terkait pembahasan ketiga sayuran tersebut yang paling menarik perhatian dan diminati yaitu selada dan bayam merah. Selada menarik perhatian karena bentuknya yang unik dan menjadi varietas baru untuk tanaman sayuran pada Desa Kertasari sedangkan untuk bayam merah karena memiliki keunikan pada warnanya sehingga menurut warga menjadi nilai estetika selain untuk dikonsumsi dam tetap ingin dicoba untuk ditanam oleh masyarakat. Akan tetapi sawi tidak terlalu menarik perhatian karena sawi sudah sering ditemui di pasaran dan ditanam oleh masyarakat.
Oleh karena itu, untuk mendukung partisipasi masyarakat terhadap pemanfaatan sistem tanam lahan maupun sistem tanam vertikal (vegewall) dilakukan pengadaan benih bayam merah dan selada pada tiap dusun. Diharapkan dengan pengadaan benih masyarakat dapat mengaplikasikan kegiatan yang telah disosialisasikan. Selain itu juga dapat menstabilkan ketahanan pangan masyarakat Desa Kertasari, dengan adanya alternatif pemanfaatan lahan pekarangan untuk mengurangi pengeluaran rumah tangga pada konsumsi.
Hasil Penanaman Sayuran
Sayuran yang digunakan meliputi Sawi (Brassica chinensis var. parachinensis), Bayam Merah (Amaranthus tricolor) dan Selada (Lactuca sativa). Ketiga sayuran tersebut dijadikan percobaan karena waktu panen yang terbilang singkat sekitar 25 sampai 35 hari. Perlakuan penyemaian dilakukan pada satu lahan yang sama dengan batasan-batasan antar petak penyemaian. Gambar dibawah menunjukkan pada penyemaian di umur 5 hari.
Setelah pemindahan semai dengan perlakuan mengggunakan metode sistem tanam lahan dan pemberian pupuk yang rutin.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil kegiatan KKN yang telah dilaksanakan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Sosialisasi yang diadakan memiliki tanggapan yang baik bagi masayrakat sehingga dapat menginspirasi dan bermanfaat dalam inovasi pemanfaatan lahan pekarangan dalam sistem penanaman lahan dan sistem penanaman vertikal (Vegewall), Oleh sebab itu, secara tidak langsung mendukung ketahanan pangan dengan cara meminimalisir pengeluaran serta memanfaatkan pekarangan rumah juga meningkatkan nilai estetika rumah dan kreativitas masyarakat.
Tanaman yang menjadi varietas baru meliputi Sawi (Brassica chinensis var. parachinensis), Bayam Merah (Amaranthus tricolor) dan Selada (Lactuca sativa), cocok ditanami di wilayah Desa Kertasari, sehingga dengan minat yang tinggi pada masyarakat desa berdasarkan hasil sosialisasi berhasil menjadi variasi baru dalam penanaman sayuran di Desa Kertsari.
Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :
Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi lapangan terkait perkembangan masyarakat terhadap penerapan pemanfaatan lahan pekarangan agar masyarakat lebih konsisten.
Untuk KKN selanjutnya pada Desa Kertasari lebih mengutamakan tema Desa Preneur atau Ekowisata, karena jika dilihat dari kondisi pertanian lebih berpotensi untuk dikembangkan sebagai produk olahan dan tata letak persawahannya cocok untuk dikembangkan ke arah ekowisata.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Dr. Emmy Yuanita, S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing lapangan yang telah membimbing kami selama kegiatan KKN sehingga program KKN berjalan dengan baik. Selain itu, terima kasih kepada pihak Desa Kertasari telah menerima dan memberikan pengalaman kepada kami selama KKN berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Dwiratna, N. P. S., Widyasanti, A., Rahmah, D. M. 2016. Pemanfaatan Lahan Pekarangan Dengan Menerapkan Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari. Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat. Vol. 5 (1): 19 – 22 ISSN 1410 – 5675
Hayati, Mimi, Elfiana. Martina. 2017. Peranan Sektor Pertanian Dalam Pembangunan Wilayah Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh. Jurnal S. Pertanian 1 (3): 213 – 222.
Hidayati, Nurul, Pienyani Rosawanti, Fahruddin Arfianto, Nanang Hanafi. 2018. Pemanfaatan Lahan Sempit Untuk Budidaya Sayuran Dengan Sistem Vertikultur. Jurnal: Pengabdianmu. Vol. 3 (1): 40 – 46 ISSN: 2502–6828.
Disusun oleh:
GB Daril Rama Aditia1, Mei Nuri Chantika2, Dunyafanisa Nurul Aulia Ryanividya3, Irwan Yasin4, Siska Juniar Prayatna5
1Fakultas Pertanian, 2Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, 3Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mataram
Jl. Majapahit No, 62 Mataram 83125
Korespondensi:
Tinggalkan Balasan