Gubernur Sebut Bupati Loteng Setuju Nama Bandara Zainuddin Abdul Madjid

LOMBOKita – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. Zulkieflimansyah menanggapi adanya rencana demo yang akan dilakukan kelompok massa dari Kabupaten Lombok Tengah untuk menolak perubahan nama bandara Lombok yang diambil dari nama Pahlawan Nasional asal NTB, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid (ZAM).

Dalam akun media sosial pribadinya, Gubernur Dr. Zulkieflimansyah menyatakan telah diberitahukan oleh banyak teman-temannya melalui pesan WhatsApp (WA) tentang rencana aksi yang akan dilakukan kelompok massa ke kantor gubernuran Senin besok.

Dalam postingan itu, kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menanggapi santai rencana aksi kelompok massa tersebut, sebagai bentuk kebebasan berekspresi yang disebutnya sebagai freedom of expression.

Namun, kata Gubernur, dalam konteks perubahan nama bandara Lombok, masyarakat mestinya bisa jernih dan tak perlu mengekspresikan perasaan dan kemauan dengan melakukan unjukrasa.


Berita terkait baca:

“Ini semua demi daerah kita yg harus kondusif utk parawisata dan investasi.. Kalau sedikit2 Demo dan ekspresinya harus dijalanan kita akan menggapai kesejahteraan dengan jalan yg lebih berliku, mendaki dan terjal!,” tulis gubernur dalam postingan itu.

Perubahan nama bandara Lombok, menurut Gubernur, adalah keputusan pemerintah pusat, bukan keputusan Gubernur atau Bupati. Dan Keputusan mengganti nama bandara dengan nama Maulana Syeh (sebutan TGKHM Zainuddin Abdul Madjid) bukan karena sebagai pendiri organisasi NW semata, tapi karena penghargaan pemerintah pusat kepadanya yang telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

“Beliau milik kita semua bangsa Indonesia. Beliau bukan milik kelompok atau daerah tertentu. Beliau kebanggaan kita semua. Dan dimana2 lazim nama Bandara kebanggaan diambil dari nama Pahlawan Nasional yang berasal dari daerah tersebut,” kata Gubernur.

Lebih lanjut dikatakan gubernur, dirinya pernah sowan ke Bupati Lombok Tengah HM Suhaili Fadil Tohir dan meminta pendapat tentang pergantian nama Bandara Lombok.

“Beliau setuju dan sudah nggak ada masalah apa2. Permintaan beliau kalau berkenan katanya, dieksekusi setelah Pilpres saja agar daerah kita aman dan kondusif… Saya setuju dan saya kira ada benarnya….,” ungkap gubernur menulis pernyataan Bupati Lombok Tengah HM Suhaili Fadil Tohir.

Karenanya, gubernur meminta, kalau masih ada yang mengganjal terkait perubahan nama Bandara Internasional Lombok, tidak perlu ada demo-demo.

“Kami pemerintah provinsi bisa ditemui kapan saja atau kami yang datang menemui…
Bila perlu kalau dirasa belum cukup, kami siap menemani Pak Bupati Loteng atau perwakilan masyarakat untuk bertemu dengan pemerintah pusat… Mari dengan kerendahan hati, kita bangun daerah kita ini agar aman, nyaman dan membahagiakan kita semua…,” tutup gubernur.

Dua staf khusus (Stafsus) Gubernur yang dikonfirmasi Lombokita.com atas kesahihan akun media sosial facebook atas nama Gubernur tersebut membenarkan, bahwa akun tersebut dikelola langsung oleh gubernur NTB.

“Iya benar. Akun itu dipegang langsung oleh Pak Gubernur dan diakses melalui HPnya,” ucap Stafsus Dian Sandi Utama.

“Iya, saya pastikan bahwa akun media sosial itu milik pak Gubernur, diakses secara langsung, bukan melalui tim official,” kata Stafsus Astar Hadi.

Berikut isi lengkap postingan gubernur NTB yang telah dibagikan 71 kali dan 66 komentar hingga berita ini publish:

Sejak kemarin banyak teman2 yg WA saya memberitahukan bahwa akan ada Demo besar menolak perubahan nama Bandara..
Menurut saya Demo wajar2 saja di era demokrasi seperti sekarang ini sebagai bentuk freedom of expression, adanya kebebasan berekspresi.
Demo dan turun ke Jalan adl pilihan utk berekspresi jikalau ada kebuntuan komunikasi dan tak mungkin lagi kita membangun jembatan pengertian..,
gagal membangun bridge of reason and understanding..
Tapi dalam konteks Perubahan nama Bandara, kita mestinya bisa jernih dan tak perlu mengekspresikan perasaan dan kemauaan dengan demo.
Ini semua demi daerah kita yg harus kondusif utk parawisata dan investasi..
kalau sedikit2 Demo dan ekspresinya harus di jalanan kita akan menggapai kesejahteraan dengan jalan yg lebih berliku, mendaki dan terjal !
Perubahan nama Bandara ini adalah keputusan Pemerintah pusat, bukan keputusan Gubernur atau Bupati..
dan Keputusan mengganti nama bandara dgn Nama Maulana Syeh bukan karena beliau pendiri NW atau apa, tapi karena penghargaan pemerintah pusat kepada beliau sebagai Pahlawan Nasional.
Beliau milik kita semua bangsa Indonesia. Beliau bukan milik kelompok atau daerah tertentu. Beliau kebanggaan kita semua.
Dan di mana2 lazim nama Bandara kebanggaan di ambil dari nama Pahlawan Nasional yg berasal dari daerah tersebut…
Lagi pula, sepanjang yg saya tahu nggak ada kebuntuan komunikasi kita di NTB ini.
Ketika keputusan Pemerintah pusat untuk mengganti nama bandara, sebagai yg muda saya sowan ke Pak Bupati Lombok Tengah dan meminta pendapat beliau.
Beliau setuju dan sudah nggak ada masalah apa2. Permintaan beliau kalau berkenan katanya di eksekusi setelah Pilpres saja agar daerah kita aman dan kondusif…
Saya setuju dan saya kira ada benarnya….
Jadi kalau masih ada yg mengganjal, nggak perlu demo2. Kami pemerintah provinsi bisa di temui kapan saja atau kami yg datang menemui…
Bila perlu kalau di rasa bekum cukup, kami siap menemani Pak Bupati loteng atau perwakilan masyarakat utk bertemu dgn pemerintah pusat…
Mari dgn kerendahan hati kita bangun daerah kita ini agar aman, nyaman dan membahagiakan kita semua…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 Komentar

  1. Anonim
    Anonim

    Termasuk kamu yang tolek

  2. Anonim

    tolek semua