Sekda: Jangan Lagi Beda “Mazhab” Penanggalan Bau Nyale

Rapat koordinasi persiapan core event Bau Nyale di Kantor Bupati Lombok Tengah

LOMBOKita – Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Tengah HM Nursiah mengharapkan, penentuan hari pelaksaan Bau Nyale tahun ini harus disiapkan secara matang.

Statusnya yang kini menjadi “gawe” nasional, menurut Sekda, menjadikan pemerintah Kabupaten Lombok Tengah selaku tempat penyelenggaraan Core Event Bau Nyale benar-benar tertantang untuk bekerja lebih maksimal.

Khusus untuk penentuan hari pelaksanaan Bau Nyale, Sekda HM Nursiah meminta para pemangku (tokoh adat yang mencari penanggalan Bau Nyale) untuk saling bekerjasama agar tidak lagi terjadi dualisme hasil penghitungan penentuan tanggal Bau Nyale berdasarkan penanggalan Sasak.

“Pak Kadis Budpar, silakan libatkan seluruh unsur dan elemen masyarakat terutama yang ahli penghitungan penanggalan Sasak pada saat rapat urige penentuan tanggal Bau Nyale. Jangan lagi ada perbedaan “mazhab” dalam menghitung, sehingga hasilnya pun terjadi perbedaan,” papar Sekretaris Daerah Lombok Tengah HM Nursiah pada saat memimpin rapat koordinasi persiapan Bau Nyale di Kantor Bupati Lombok Tengah, Rabu (9/1/2019).

Core event Bau Nyale yang kini masuk dalam kalender nasional, menurut Sekda, harus disertai dengan peningkatan kualitas, baik perencanaan hingga pelaksanaan yang rencananya akan dipusatkan di Pantai Seger Desa Kuta Kecamatan Pujut.

“Kita harus lebih meningkatkan kualitas pelaksanaan Bau Nyale, baik praacara, acara maupun setelahnya. Sebab, ini merupakan gawe nasional,” kata Sekda HM Nursiah.

Penghitungan penanggalan Bau Nyale biasanya dilakukan oleh pemangku empat penjuru mata angin yang ada di daerah ini, yang dipimpin Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah H. Lalu Putria.

Sekadar informasi, Bau Nyale merupakan salah satu tradisi masyarakat di suku Sasak pulau Lombok, provinsi Nusa Tenggara Barat yang dilaksanakan setiap tahun, penentuan pelaksanaan berdasarkan penanggalan suku Sasak.

Nyale merupakan cacing laut yang diyakini sebagai jelmaan putri Mandalika yang menurut legenda masyarakat di pulau Lombok, sengaja menyeburkan diri ke laut karena dipinang oleh banyak pemuda pada zaman dulu. Karena tidak ingin mengecewakan salah satu dari pemuda yang melamarnya itu, akhirnya putri Mandalika melompat ke laut dari atas bukit Seger. Hingga saat ini, laut Seger dijadikan sebagai pusat pelaksanaan core event Bau Nyale. Sehari-harinya pun, laut Seger berpasir putih sebesar merica itu pun ramai dikunjungi wisatawan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini