Suhu Panas di NTB : Apa Penyebabnya?
LOMBOKita – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) telah menjadi pusat perhatian akhir-akhir ini, bukan karena keindahan pantai-pantainya, tetapi karena cuaca yang luar biasa panas.
Suhu udara yang melonjak di atas 35°C telah menjadi berita utama, dan warga NTB merasa terbakar oleh matahari.
Mari kita menjelajahi penyebab di balik gelombang panas yang sedang melanda NTB dan bagaimana kita dapat menghadapinya.
Radiasi Matahari yang Kuat
Salah satu faktor utama di balik suhu panas ekstrem di NTB adalah radiasi matahari yang sangat kuat. Pada bulan Oktober 2023, NTB mengalami apa yang disebut sebagai “overhead sun,” di mana matahari berada tepat di atas kepala. Ini berarti sinar matahari jatuh secara vertikal, menghasilkan peningkatan drastis dalam radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi.
Sebuah area di NTB yang berukuran satu meter persegi, yang tegak lurus terhadap sinar matahari pada ketinggian atmosfer tertinggi, menerima sekitar 1.365 watt daya matahari. Untuk memberi Anda gambaran, itu hampir setara dengan konsumsi daya dari pemanas listrik tipikal.
Selain itu, karena orbit Bumi yang sedikit elips, jumlah energi matahari yang diterima oleh Bumi berfluktuasi sepanjang tahun. Ini mencapai puncaknya pada tanggal 3 Januari, ketika Bumi berada paling dekat dengan matahari. Variasi ini berkontribusi pada perubahan musim, dan pada bulan Oktober, kita mendapati bahwa energi matahari yang diterima oleh Bumi mencapai salah satu puncaknya. Inilah sebabnya mengapa suhu udara di NTB naik secara signifikan.
Namun, penting untuk dicatat bahwa sekitar 31% dari energi matahari yang mencapai Bumi sebenarnya tidak digunakan, karena sebagian besar tersebar kembali ke luar angkasa. Meskipun demikian, sisa energi matahari yang cukup adalah apa yang menggerakkan angin atmosfer dan arus laut, serta mendukung hampir semua aktivitas di Bumi.
Pengaruh Posisi Geografis dan Kelembaban Udara
Saat mengkaji suhu udara, kita juga perlu mempertimbangkan posisi geografis NTB dan kelembaban udara. Posisi geografisnya membuat NTB menjadi terik sepanjang tahun. Lokasinya berada di dekat garis khatulistiwa, yang berarti matahari tegak di atas kepala sepanjang tahun. Ini menghasilkan suhu udara yang tinggi, dan selama bulan Oktober, efek overhead sun ini mencapai puncaknya.
Selain itu, sudut elevasi matahari juga berubah secara sistematis sesuai dengan lintang, waktu tahun, dan waktu hari. Ini mempengaruhi jumlah energi matahari yang diterima oleh permukaan Bumi. Saat matahari memiliki sudut elevasi lebih rendah, energi matahari yang diterima lebih tersebar, sehingga suhu udara kurang intens. Variasi sudut elevasi matahari adalah salah satu faktor utama yang memengaruhi perbedaan iklim di berbagai lintang.
Faktor utama lainnya adalah durasi siang hari. Di lintang yang lebih tinggi dari 66,5° utara dan selatan, durasi siang hari berkisar antara nol (ketika matahari berada di titik tertinggi selama solstis musim dingin) hingga 24 jam (ketika matahari berada di titik tertinggi selama solstis musim panas). Di khatulistiwa, durasi siang hari konstan selama 12 jam sepanjang tahun. Karena perbedaan durasi siang hari ini, perubahan suhu dari musim panas ke musim dingin menurun dari lintang tinggi ke khatulistiwa. Di khatulistiwa, perubahan suhu antara siang dan malam lebih kecil daripada perubahan suhu harian.
Selain radiasi matahari yang kuat, kelembaban udara juga berperan dalam suhu panas di NTB. Pada artikel sebelumnya, kita bahas bahwa sekitar 46% dari energi matahari yang mencapai puncak atmosfer Bumi diserap oleh permukaan Bumi. Namun, persentase ini bervariasi tergantung pada berbagai faktor seperti jenis permukaan, ketinggian, dan kondisi awan.
Pada bulan Oktober, NTB memasuki musim hujan, yang berarti kelembaban udara mulai meningkat. Kelembaban udara yang tinggi membuat udara terasa semakin gerah dan suhu udara terasa lebih panas. Hal ini disebabkan oleh kesulitan tubuh manusia untuk mendinginkan diri melalui keringat saat kelembaban udara tinggi. Saat kelembaban udara meningkat, sensasi panas juga bertambah, menciptakan kondisi panas yang tak tertahankan.
Kesimpulan
Suhu panas di NTB pada bulan Oktober 2023 adalah hasil dari kombinasi faktor-faktor alamiah, termasuk radiasi matahari yang kuat akibat posisi matahari di overhead sun dan peningkatan kelembaban udara yang menyertai musim hujan.
Meskipun gelombang panas ini dapat membuat warga NTB merasa sangat tidak nyaman, itu juga merupakan pengingat tentang kompleksitas dan kekuatan alam.
Kita sebagai masyarakat harus selalu siap menghadapi fluktuasi cuaca ekstrem seperti ini dengan memahami penyebab dan efeknya dan dengan mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan kita selama masa panas ini. /**
Tinggalkan Balasan