Porter dan Masyarakat Lokal, Menjadi Ujung Tombak Penyelamatan Untuk Pendakian
LOTIM LOMBOKita – Kegiatan pendakian Gunung Rinjani yang dilakukan masyarakat lokal maupun mancanegara selama ini, meski kerap terjadi kecelakaan saat pendakian, tak menyurutkan niat pendaki untuk mendaki Gunung Rinjani yang dinilai memiliki pesona venue yang begitu indah, kecelakaan dianggap sebagai resiko bagi petualang.
” ketika terjadi kecelakaan saat pendakian itu merupakan resiko alamiah bagi petualang alam bebas. Ketika ada terjadi kasus kecelakaan saat pendakian.semua dapat tertangani dengan baik oleh porter dan masyarakat setempat.
” Setiap ada terjadi kecelakaan saat pendakian, yang utama aktif melakukan penyelamatan yaitu para porter dan warga lokal, hanya saja tak pernah terpublikasi, sementara tim SAR lebih bersifat formalitas,” ungkap Ketua Tracking Organization (TO) Lombok Timur, Hamka Abdul malik
Menurut Hamka, porter, Gaet (pemandu) dan masyarakat lokal inilah, dinilai memiliki peran vital menjaga keselamatan pendakian sejak lama. Karena persoalan keselamatan pendakian di Rinjani muncul menjadi sorotan publik, ketika viral saja.
Keunggulan porten lokal dinilai memiliki penguasaan medan secara alam, meski tidak memiliki sertifikasi standar evakuasi seperti tim SAR, pengalaman turun-temurun membuat mereka lebih lincah dalam aksi penyelamatan.
“Porter dan gaet sudah ratusan kali mengevakuasi korban, tapi tak ada yang viral. Kebetulan saja ada kasus yang ramai, mereka malah jadi kambing hitam,” tegas Hamka.
Lebih lanjut Hamka mengatakan, jalur pendakian Rinjani sebenarnya tidak bermasalah karena telah digunakan puluhan tahun dan tidak perlu ada perubahan. Yang diperlukan saat ini adalah perawatan berkala, bukan perubahan drastis.
“Tidak perlu tiba-tiba dipasang besi atau diubah besar-besaran. Itu justru merusak kealamian Rinjani. Cukup perbaikan rutin setiap 1-2 bulan sekali,” jelasnya.
Hamka menegaskan, pencegahan kecelakaan harus dimulai dari ketegasan SOP. Saat ini, rasio pendaki-porter adalah 6:1 untuk gaet dan 3:1 untuk porter. Karena itu, ia mendorong perubahan menjadi 1 pendaki didampingi 1 porter, sebab itu bisa meningkatkan keamanan, kenyamanan dan keselamatan pendaki.
“Selain lebih aman, ini juga membuka lapangan kerja bagi warga lokal,” ucapnya.
Hal senada diucapkan Riky, salah satu dari beberapa pendaki yang kerap mendaki Gunung Rinjani,kalau trek pendakian sebaiknya tetap alami dengan fokus pada perbaikan titik-titik rawan seperti jalur menuju Danau Segara Anak. SOP pendakianpub penting untuk di perketat
“Untuk pendaki berpengalaman tidak masalah, tapi bagi pemula kerap kesulitan terutama di level 4,” katanya.seraya mengatakan, yang terpenting sebenarnya adalah kesadaran bagi para pendaki itu sendiri, terutama melengkapi diri dengan perlengkapan pendakian.
Adanya keinginan Pemerintah melakukan cek fisik, hal itu tak perlu dilakukan, merepotkan, yang terpenting persyaratan pensakian diperketat.
“Pemerintah tidak perlu repot cek fisik pendaki. Itu tanggung jawab masing-masing. Yang penting persyaratan pendakian diperketat, hanya yang benar-benar siap saja yang naik,” tegasnya.
