Lotim Belum Terbebas Penyebaran PMK

Keterangan FOTO : lotim rawan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak sapi.

LOTIM LOMBOKita – Adanya temuan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lombok Timur, terkait adanya indikasi di sejumlah peternak ditemukan ternak sapinya tertular penyakit.
Atas dasar tersebut hingga saat ini Kabupaten Lombok Timur belum terbebas dari infeksi Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) khususnya sapi.

Belum terbebasnya Lotim dari penyakit pada hewan ternak tersebut, menjadikan kabupaten Lombok Timur rentan terjadinya penyebaran PMK secara meluas.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dinas Peternakan Lotim, drh. Hultatang saat dikonfirmasi tak menampik, kalau Lotim sangat rentan penyebaran PMK, hal ini disebabkan karena Lotim memiliki pasar hewan ternak yang merupakan salah satu terbesar di NTB.

” pergerakan hewan ternak di pasar Lotim datang dari seluruh wilayah Kabupaten Kota di NTB sehingga sangat berpotensi penyebaran PMK,” ucapnya.

Selain itu, cuaca saat ini juga menjadi faktor risiko yang dapat memicu penyebaran penyakit. Hewan ternak yang baru lahir, yang belum mendapatkan imunitas, menjadi kelompok paling rentan terhadap infeksi.

“Kita temukan beberapa indikasi PMK, itu ditemukan di sejumlah kecamatan seperti Selong, Suela, Pringgasela, dan Sakra, rata-rata ditemukan tiga kasus,” sebut Hultatang.

Sehingga upaya pencegahan guna meminimalisir penularan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, meminta peternak untuk meningkatkan kesadaran.

” Jika ada ternak yang sakit, segera laporkan kepada petugas, jangan menunggu hingga kondisi memburuk” tegasnya

Selain itu, pihaknya juga telah melaporkan temuan indikasi kasus ini ke Pemerintah Provinsi NTB untuk diteruskan ke pemerintah pusat.

“Kita tidak ingin lengah meskipun situasi saat ini belum signifikan. Kewaspadaan dan tindakan pencegahan adalah kunci untuk mengendalikan penyebaran PMK,” jelas Hultatang.

Lanjut Hultatang, pengawasan ketat terhadap ternak di setiap desa, memberikan edukasi kepada peternak mengenai PMK, pengobatan terhadap ternak yang terinfeksi, serta penyemprotan disinfektan di kandang-kandang ternak dan pemberian vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh ternak.

“Kita telah meningkatkan pengawasan, serta melakukan edukasi dan pengobatan kepada hewan ternak,” ujarnya.