Kasus Ibu Membawa Pulang Mayat Bayinya Gunakan Taksi Online, Pihak RSUP NTB Memberikan Jawaban
LOTIM LOMBOKita -Pihak Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB mulai mencari alasan pembenar dibalik kasus seorang ibu asal Sumbawa Barat yang membawa pulang mayat bayinya yang baru di lahirkan di RSUP dengan menggunakan taksi online.lantaran tidak mampu membayar mobil ambulance RSUP untuk membawa mayat bayinya karena mematok jasa Rp 2,6 juta.
Terhadap persoalan itu mendapatkan perhatian publik, dan menyayangkan sikap pihak RSUP NTB yang tidak membantu pasien membawa mayat bayinya pulang menggunakan mobil ambulance milik RSUP NTB.
” Harusnya pihak RSUP NTB tak perlu cari alasan pembenaran dibalik kasus ini, harusnya akui saja, dan melakukan perbaikan kedepan, jangan sampai permasalahan ini memblunder,” ucap sejumlah LSM dan aktivis pergerakan di NTB yang diminta tanggapannya.apalagi publik sudah banyak yang tahu permasalahan ini.
Terhadap permasalahan ini RSUP NTB, mengeluarkan realese kepada media, tertanggal 6 April 2025 yang ditandatangani Direktur RSUP NTB,dr HL.Herman Saputra terkait kronologisnya secara detail kasus tersebut.
Dalam penjelasannya pada hari Jum’at Tanggal 4 April 2025 pukul 19.30 wita Pasien atas nama nyonya Y dari
Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) datang sendiri ke RSUD Provinsi NTB dengan keluhan tidak merasakan gerakan janin sejak tanggal 1 April 2025. Kehamilannya adalah kehamilan pertama
dengan usia kehamilan 24 minggu 5 hari.
” Setelah dilakukan pemeriksaan di Ruang Bersalin (VK PONEK IGD) hasil pemeriksaannya memang janin tersebut kondisinya KJDR (Kematian Janin
Dalam Rahim) dan dari Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) merencanakan untuk dilakukan terminasi atau pengakhiran kehamilan dengan mengeluarkan janin,”jelasnya.
Dilanjutkan, lalu tanggal 6 April 2025 pukul 06.50 wita janin lahir spontan dengan berat badan lahir 650 gram dengan tanda khas Kematian Janin dalam Rahim (KJDR). Pukul 10.37 wita jenazah janin tersebut dibawa oleh Instalasi Forensik untuk dipulasarkan dan persiapan pemulangan jenazah.
Tapi dalam aturan pemulangan jenazah yang meninggal di RSUD Provinsi NTB memang sepenuhnya tidak ditanggung oleh BPJS, dan selama ini yang membiayai pemulangan jenazah dari RSUD
Provinsi NTB adalah keluarga pasien.
” Mengetahui kondisi tersebut petugas forensik berupaya berkoordinasi untuk memulangkan jenazah dengan Manajer Pelayanan Pasien (MPP) RSUD Provinsi NTB untuk berupaya mencarikan Solusi atas peristiwa tersebut,”ujarnya.
Direktur RSUP NTB menambahkan karena hal tersebut pada umumnya ada celah solusi untuk diselesaikan oleh RSUP NTB dengan menggunakan dana sosial Rumah Sakit yang langsung disisihkan dari Pendapatan Direktur RSUD Provinsi NTB.
Kemudian berdasarkan rekapan Manajer Pelayanan Pasien (MPP) RSUD Provinsi
NTB 2 bulan terakhir sudah difasilitasi biaya pengantaran jenazah sejumlah 5 orang yaitu 2 Jenazah dari Bima, 2 Jenazah dari Dompu dan 1 Jenazah dari Lombok Tengah.
Selain itu RSUP NTB selama ini memang tetap melaksanakan fungsi sosial sehari-hari bagi pasien yang benar-benar tidak mampu dengan kriteria yang telah ditetapkan dan diassesmen oleh Manajer Pelayanan Pasien (MPP) seperti membantu pembiayaan pemulangan jenazah,
membayarkan denda pelayanan BPJS maupun membayarkan tunggakan iuran BPJS, serta memberikan bantuan biaya hidup pasien dan keluarga (semua data ada pada Manajer Pelayanan Pasien/MPP RSUD Provinsi NTB).
” Adapun jenazah Janin yang dibawa langsung oleh keluarga pasien (bibi dan nenek) nya merupakan kehendak dari mereka dan tidak sempat teredukasi tentang hasil koordinasi petugas Instalasi Forensik dengan Manajer Pelayanan Pasien (MPP) Karena buru-buru pulang
menggunakan Taksi Online, dengan alasan keluarga takut jenazah janin tersebut mengeluarkan aroma bau yang tidak sedap,”katanya
Sementara itu,Atas peristiwa ini RSUD Provinsi NTB tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada Masyarakat termasuk celah-celah koordinasi dengan berbagai pihak/stake
holder terkait pemulangan jenazah yang meninggal di RSUD Provinsi NTB.
” Saat ini RSUD Provinsi NTB tetap menjajaki Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota di NTB terkait bantuan Pemulangan Jenazah ke Kabupaten/Kota masing-masing,”tukasnya.