Gagal Hearing Aktivis di Lombok Timur Dengan Distributor Pupuk Di Kantor Dinas Pertanian

Keterabgan FOTP : Keguatan pertenuan yang gagal gara gara tak hadir satu pihak dikantor dinas pertabian Lotim, Kamis (6/2)

LOTIM LOMBOKita – Untuk mencari solusi terkait permasalahan pupuk terutama berkaitan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang terjadi ditingkat pengecer, Dinas Pertanian Lombok Timur telah mengundang distributor, pengawas petro termasuk perwakilan Pupuk Indonesia, namun kegiatan hearing tersebut gagal terlaksana ,karena salah satu pihak tak hadir. Ketidak hadiran salah satu pihak tersebut, ditengarai ” masuk angin”

PLT Kepala Dinas Pertanian Lombok Timur Lalu Fathul Kasturi, mengatakan, kegiatan hearing yang dilakukan ini, permintaan para aktivis, dengan tujuan agar para distributor dan pihak lainnya dapat memberikan penjelasan kepada para aktivis, baik yang berkaitan dengan permasalahan harga eceran tertinggi (HET), Hanya saja ada pihak yang justru tidak hadir.
” Sangat kita sayangkan ada pihak yang tidak hadir, apalagi yang tidak hadir pihak yang meminta dilakukan pertemuan,” jelas Kasturi di kantornya, Rabu (6/2).

Disinggung terkait permasalahan harga diatas HET, Kasturi mengatakan hal itu, bukan kewenangan Dinas Pertanian, melainkan tanggungjawab pengecer dan petani.”kalau ada yang menjual di atas HET bukan wewenang Dinas, karena masalah HET sudah jelas, bahkan terkait permasalahan ini, kami telah membuat surat edaran, sebagai hasil temuan di lapangan,” sebutnya.

Sementara itu Muhrim, perwakilan GSMD NTB, mengkritik langkah Dinas Pertanian Lotim yang dinilai tidak memahami akar permasalahan, bahkan terkesan menutup mata terhadap kenyataan di lapangan. Ia pun menyatakan akan membawa temuan-temuan tersebut ke Kementerian Pertanian RI.

“Nanti saya antar surat dan beberapa hasil temuan ini ke Kementerian Pertanian agar turun langsung melihat kondisi sebenarnya,” ungkap Muhrim.

“Kami penasaran dengan hasil sidak di Pertanian Lotim. Setelah datang, ternyata apa yang disampaikan itu tidak lengkap,” tambahnya. Dan mengkritik pertemuan tersebut yang dinilai tidak memberikan solusi nyata bagi petani.
“Pertemuan ini lebih terlihat seperti kisruh, bukan upaya untuk memberikan solusi kepada petani Lombok Timur,” tutupnya.

Sementara itu, meski pertemuan ini belum menghasilkan solusi, diskusi mengenai harga pupuk dan alokasi yang tepat bagi petani Lombok Timur diharapkan dapat terus menjadi perhatian bagi pihak terkait, mengingat pentingnya kestabilan harga pupuk untuk mendukung kesejahteraan petani di daerah tersebut.