AKUISISI BAHASA PERTAMA PERTAMA PADA ANAK AUTIS

LOMBOKita – Autism spectrum disorder (ASD) atau autisme adalah kelainan perkembangan saraf yang memengaruhi bagaimana seseorang berkomunikasi dan berinteraksi dengan hal-hal di sekitarnya. Seseorang dengan autisme harus bekerja lebih keras untuk beradaptasi dengan lingkungannya, mengingat kondisi ini diidap seumur hidup.

Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan proses akuisisi bahasa pertama pada anak autis, serta intervensi yang efektif.

Apa itu Autisme (Autis)?
Autisme atau gangguan spektrum autis adalah kelainan fungsi otak dan saraf yang cukup kompleks sehingga memengaruhi perilaku serta proses berfikir. Autisme mencakup gangguan dalam segala aspek, mulai dari sosial, bahasa, serta komunikasi dan berinteraksi dengan dunia sekitarnya.

Mereka memiliki cara pandang yang unik dan seringkali lebih fokus pada detail-detail kecil. Meskipun begitu, anak dengan autisme bukanlah anak yang “bodoh” ataupun “bermasalah”. Mereka hanya memiliki cara belajar dan berkembang yang berbeda.

Salah satu tantangan terbesar bagi anak autis adalah mengembangkan kemampuan berbahasa. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata-kata, memahami bahasa tubuh, atau mengikuti percakapan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam cara otak mereka memproses informasi. Pemerolehan bahasa bagi penderita autisme memiliki perbedaan dengan anak normal lainnya, anak-anak normal biassanya memperoleh bahasa dalam kurun waktu 3 sampai 6 bulan sudah mampu mengucapkan kata-kata yang mudah.

Bagi penderita autisme, mengucapkan kata perkataa maupun mempelajari suatu bahasa adalah suatu hal yang bisa dilakukan meskipun dilakukan dengan menggunakan metode pengulangan.

Mereka sering kali menunjukkan keterlambatan memulai berbicara dan mengalami kesulitan dalam memahami nuansa bahasa, seperti makna kata-kata kiasan atau intonasi suara. Echolalia, yaitu kebiasaan mengulang kata atau frasa yng didengar, sering muncul. Kurangnya minat dalam berinteraksi sosial juga berkontribusi pada keterbatasan dalam perkembangan bahasa mereka, karena interakssi sosial merupakan bahasa mereka, karena interaksi sosial merupakan faktor penting dalam pembelajaran bahasa. Anak dengan autisme membutuhkan dukungan dan pemahaman dari lingkungan sekitarnya. Dengan dukungan yang tepat, mereka dapat mencapai potensi penuh mereka dan hidup mandiri.

Akuisisi bahasa pada anak autis merupakan proses kompleks yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tingkat kecerdasan anak, dan intervensi terapi menjadi faktor kunci. Semakin berat tingkat keparahan autisme, maka semakin besar tantangan yang dihadapi anak dalam mengembangkan kemampua bahasanya, namun, dengan dukungan terapi dini, perkembangan bahasa anak autis dapat ditingkatkan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan bahasa pada anak autis antara lain:

Interaksi sosial
Kurangnya kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain dapat menghambat perkembangan bahasa

Gangguan sensorik
Sensitivitas yang tinggi terhadap suara, cahaya,atau sentuhan dapat mengganggu konsentrasu dan proses belajar.

Lingkungan
Lingkungan yang mendukung dan stimulatif sangat penting untuk membantu anak autis berkembang.

Terapi wicara, terapi komunikasi dan metode seperti ABA (Applied Behavior Analysis) telah terbukti efektif dalam membantu anak autis mengembangkan kemampuan bahasanya. Dengan pendekatan yang tepat dan konsisten, anak-anak ini dapat mencapai kemajuan yang signifikan. Terapi prilaku/ metode ABA( Applied Behavior Analysis) fokus pada modufikasi perilaku untuk meningkatkan komunikasi, sementara terapi bahasa/ terapi wicara bertujuan untuk mengembangkan keterampilan bahassa secara spesifik. Bagi anak yang kesulitan berbicara, terapi komunikasi alternatif menawwarkan alat bantu sepertii gambar atau simbol untuk memfasilitasi komunikasi.

Kunci keberhasilan dalam mendukung perkembangan bahasa anak autis terletak pda diagnosis dini, kolaborasi yang kuat, dan kesabaran. Diagnosis sedini mungkin dapat memungkinkan intervensi terapi yang tepat dan efektif. Kolaborasi antara orang tua, terapis, dan tenaga pendidik sangat penting untuk memastikan konsistensi dalam pembelajaran terapi. Dan perlu diingat bahwa pembelajaran bahasa anak autis adalah proses yang membutuhkan watku dan kesabaran.

Perkembangan bahasa pada anak atis adalah proses yang unik dan kompleks, dengan tingkat variasi yang sangat tinggi. Setiap anak autis memiliki kebutuhan dan tantangan yang berbeda-beda. Selain keterlambatan dalam berbicara, anak autis juga seringkali mengalami kesulitan dalam memahami nuansa bahasa, mengikuti intruksi, dan berinteraksi secara sosial. Kemampuan kognitif, seperti perhatian dan memori, juga memainkan peeran penting dalam proses ini.

Oleh karena itu, penting untuk memberikan intervensi yang disesuaikan dengan kebutuhan individu setiap anak. Intervensi dini, dukungan keluarga yang kuat adalah kunci keberhasilan dalam membantu anak autis unttuk mengembangkan bahasanya.

Nila Pebrianti
Mahasiswa Program Studi Pendidikan bahasa Inggris, UNW Mataram, 2024
Tugas Akhir Mata Kuliah Psycholinguistics
Dosen Pengampu Mata Kuliah: M. Rajabul Gufron, S.Pd., M.A.