Zul-Rohmi dan Program Zero Waste

LOMBOKita – Sampah yang tidak terkelola dengan baik akan mengakibatkan banyak dampak buruk bagi lingkungan, seperti potensi pencemaran, banjir, polusi yang membahayakan kesehatan manusia, membuat tidak nyaman, menghilangkan keindahan dan seterusnya. Fenomena sampah yang menjadi masalah besar masyarakat modern seiring ditandai dengan munculnya berbagai macam kemasan kebutuhan akan barang dan jasa sesungguhnya juga harus beriringan dengan pengelolaannya yang baik dan benar.

Dalam kaitannya dengan hal itulah pemerintah hendak memprogramkan Zero Waste, agar penanganan dan pengelolaan sampah perlahan-lahan dapat diurai untuk supaya sampah —sampah yang ada dapat diselesaikan.

Memang harus diakui bahwa efek buruk dari keberadaan sampah ini sepertinya tidak-berujung, namun tentu hal itu tidak boleh membuat usaha-usaha untuk meminimalisir dampak buruk tersebut berhenti. Banyak persoalan ikutan yang timbul akibat dari pengelolaan sampah yang tidak tertangani dengan baik.

Persoalan yang paling kasat mata adalah lingkungan yang tidak bersih dan kehilangan keindahan. Dua persoalan terdahulu cukup kiranya nmenjadi barometer dalam menilai keberadaan sampah-sampah sehingga apabila dua persoalan tersebut sudah hadir maka sampah harus segera ditangani dan dikelola secara serius sehingga tidak mengakibatkan persoalan lanjutan berikutnya.

Kebersihan dan keindahan harus dihadirkan yang artinya bahwa sampah-sampah tidak boleh ada (zero waste)

Tentu saja untuk mewujudkan Zero Waste diperlukan kerja keras dan kerjasama semua pihak tanpa kecuali. Hal ini disebabkan karena semua elemen di masyarakat dipastikan mempunyai barang buangan (sampah) tidak terpakai. Mulai dari sampah rumah tangga, sampah barang dan jasa, sampah perkantoran dan sekolah dan seterusnya. Semuanya harus mempunyai cara pandang yang sama dalam rangka mewujudkan Zero Waste.

Sungguh hal itu memerlukan kesadaran tinggi, jika tidak ada kesadaran itu sulit untuk mewujudkan Zero Waste. Menghadapi ini tentu saja peran pemerintah jadi berlipat ganda, di samping harus mencari format bagi keberlangsungan program Zero Waste agar dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, pemerintah juga harus pula melakukan sosialisasi terus —menerus sehingga terbentuk kesadaran tinggi terhadap arti penting kebersihan dan keindahan lingkungan.

Sebagai masyarakat yang menyadari perlunya program Zero Waste itulah kemudian tulisan sederhana ini berusaha dihadirkan. Tentu saja dalam ikut berpartisipasi pentingnya mengaplikasikan Zero Waste di masyarakat yang sempat di launching oleh Ibu Wakil gubernur di acara expo Inspiring CFD di Jalan Udayana beberapa waktu silam.

Hadiah HUT NTB 60
Sebenarnya program Zero Waste dari pemerintah provinsi NTB merupakan program yang berani, dalam makna bahwa program ini diluncurkan dengan tekad kuat oleh Bang Zul pada HUT NTB yang ke 60 pada Desember 2018 kemarin.

Tekad kuat karena tentu saja program ini akan disempurnakan terus-menerus sambil berjalan. Sembari terus mencari bentuk pemerintah juga akan membenahi segalanya untuk supaya program Zero Waste ini dapat terlaksana dan sukses.

Sebagai bentuk keseriusan pemerintah, Bang Zul seperti yang dirilis media massa akan mengirimkan team PNS untuk belajar mengelola Sampah ke Polandia (SuaraNTB.com. 15 Des. 2018). Ini bukti bahwa memang Zero Waste (ZW) ini merupakan kerja besar masyarakat NTB bahkan dunia dalam rangka mengiringi tingginya out put sampah yang dihasilkan oleh masyarakat modern dewasa ini.

Sebagaimana namanya yang memakai istilah (kata) bahasa Inggris ZW memang diadopsi dari luar negeri. hal ini menurut hemat penulis bukan karena sekedar hendak memakai bahasa Inggris melainkan juga akan diadopsi bentuk-bentuk management ZW itu sendiri.

Beberapa Negara yang sudah mempunyai konsep dan telah berhasil menjalankan ZW adalah seperti Australia (Canberra) yang menjadi kota pertamakali membuat Undang-Undang ZW di mana disebutkan dalam UU itu “pemerintah tidak memproduksi sampah mulai tahun 2010”.

Di samping Canberra ada juga Adelaide, salah satu kota di Australia Selatan juga menerapkan ZW. Stockholm salah satu kota terkemuka di Eropa juga mempunyai ambisi luar biasa untuk meningkatkan kualitas lingkungan sehingga mengaplikasikan ZW. Halifax-Nova Scotia di Kanada juga yang telah berjibaku dengan sampah yang pada akhirnya memilih ZW sebagai solusinya. San Francisco dalam perjalanannya juga berusaha keras mengadopsi tujuan ZW.

Dari cerita paragraph di atas di mana ZW telah menjadi alternative pengelolaan sampah maka patut dibanggakan apa yang berusaha dicanangkan oleh pemerintah dalam kendali Bang Zul-Ummi Rohmi. Mereka sebagai pemimpin betul-betul mempunyai kemajuan pikir yang luar biasa. Ini adalah pikiran masa depan yang gemilang. Sebuah pikir yang mempersiapkan zaman baru yang akan hadir pada ruang —waktu masa depan. Persiapan sebuah zaman masa depan yang belum banyak terpikir oleh banyak kepala, namun zaman sedang berjalan cenderung kearah yang gemilang itu. Dari sini maka wajarlah NTB gemilang itu selalu menjadi alas pijak semua program kini.

NTB Gemilang mengajak masyarakat NTB untuk melompat tinggi. Dalam rangka berusaha berparitisipasi pada sebuah zaman masa depan, agar masyarakat NTB tidak menjadi looser melainkan dapat menjadi actor-aktor aktif dan kemudian menang. Dapat menjadi daerah percontohan dan menjadi lokomatif bagi daerah lain. Dalam pada itu tentu saja diperlukan SDM-SDM handal yang saat ini berusaha disemaikan pada semua bidang termasuk di bidang kebersihan lingkungan.

To be Continue…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini