“Ziarah Kubur: Mengawali Hari Raya dengan Doa dan Iman”

LOMBOKita – Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah kembali menyapa umat Muslim di seluruh dunia dengan suasana yang penuh makna. Di antara gema takbir, kesibukan menyembelih hewan kurban, dan silaturahmi yang menghangatkan hati, ada satu momen yang tak pernah dilewatkan oleh banyak keluarga ziarah kubur setelah shalat Subuh.

Bagi masyarakat Muslim, khususnya di Desa Pringgarata, Lombok Tengah, tradisi ziarah kubur pada pagi hari Idul adha adalah bagian penting dari perayaan. Sejak selesai shalat Subuh, banyak warga mulai berdatangan ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Pringgarata untuk ziarah kubur.

Ini sudah menjadi tradisi yang sangat dijaga oleh umat Islam di sini. Mereka datang bersama keluarga, membawa bunga, air, dan bacaan doa untuk orang tua, kakek-nenek, atau saudara yang telah meninggal dunia.

Ziarah bukan hanya kegiatan rutin, melainkan bentuk nyata dari cinta dan penghormatan. Tangis rindu kadang tak bisa ditahan saat duduk di samping makam orang tua, kakek, nenek, saudara, atau sahabat yang sudah tiada. Di antara bacaan tahlil dan ayat-ayat suci, terselip doa-doa yang tak pernah selesai.

Momen itu menjadi ruang sunyi yang penuh arti sebagai pengingat bahwa hidup ini akan berakhir, dan hubungan dengan orang yang sudah tiada tetap hidup melalui doa.

Di Tempat Pemakaman Umum Pringgarata, suasana ziarah setiap hari raya dan hari Jumat selalu ramai. Namun, saat lebaran memiliki nuansa yang berbeda. Ada rasa haru yang mendalam.

Tempat pemakamannya pun sangat terawat. Dihiasi dengan lampu-lampu di malam hari dan cat yang berwarna cerah, suasananya terasa lebih nyaman dan bersih. Ini semua berkat kerja sama warga yang setiap tahun rutin melakukan renovasi. Ada yang mengecat ulang pagar, memperbaiki jalan setapak, atau sekadar membersihkan rumput dan sampah di sekitar makam.

Ziarah di hari raya bukan hanya tradisi turun-temurun, tapi juga momen refleksi. Di saat semua orang bersuka cita, kita diingatkan bahwa ada kehidupan setelah kematian. Bahwa Idul adha bukan hanya tentang kurban hewan, tapi juga kurban hati berani melepas, ikhlas mendoakan, dan terus menjaga hubungan dengan orang-orang yang telah lebih dulu pulang.

Semoga Idul adha tahun ini menjadi pengingat yang dalam bagi kita semua. Agar tidak hanya sibuk dengan urusan dunia, tapi juga ingat akan akhirat. Dan semoga setiap langkah ke pusara menjadi langkah yang mendekatkan kita kepada keimanan dan ketulusan./**

Penulis:
Zahratul Fitriana
Mahasiswi UIN Mataram