Tampah Hills, Serpihan Sorga yang Jatuh di Pulau Lombok
LOMBOKita – Geliat sektor pariwisata di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) terus menggeliat. Bukan hanya panorama alam, namun bentangan pantai biru berpasir putih ikut menghiasi daerah Tatas Tuhu Trasna (Tastura) itu.
Tampah Hills, adalah salah satu keindahan yang tersimpan di wilayah selatan Kabupaten Lombok Tengah. Bukit Tampah atau Tampah Hills yang memiliki kawasan sekitar 100 hektar itu berada di wilayah Desa Mekar Sari Kecamatan Praya Barat.
Pembangunan villa diatas bukit dengan tiupan angin segar alami dari kawasan pegunungan, serta hamparan laut biru berpasir putih, membuat Tampah Hills bak serpihan sorga yang jatuh di pulau Lombok
Villa yang dibangun oleh PT Lombok Invets Developmen (LIAD) itu kini telah memulai proses pembangunan, baik infrastruktur jalan menuju bukit Tampah hingga pembangunan villa di puncak bukit. Bahkan, dua villa telah rampung dan siap ditempati para wisatawan yang ingin liburan di tempat itu.
Menurut owner Tampah Hill Villas, Jakob Johnsson, jumlah villa yang akan dibangun sebanyak 140-150 unit dengan ukuran yang cukup luas. Masing-masing villa yang dilengkapi kolam renang itu mampu ditempati oleh 10 orang.
Konsep pembangunan yang dirancang Tampah Hills pun cukup menarik. Sebab, seluruh lahan yang dimilikinya itu tidak saja mengutamakan sisi bisnis, namun kemanfaatannya untuk masyarakat maupun alam lingkungan sekitar. Karena, dari 100 hektar itu, hanya 50 persen untuk pembangunan villa dan sisanya sebagai kawasan hijau sebagaimana fungsi utama hutan, termasuk menyediakan fasilitas olahraga yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
“Tekad kami bukan hanya membangun bisnis, tapi pemberdayaan masyarakat sekitar, sehingga manfaat usaha ini juga dirasakan oleh masyarakat,” ungkap Jacob kepada wartawan sambil meninjau lokasi pembangunan villa di puncak bukit.
Pria kelahiran Swedia tahun 1986 itu mengungkapkan, potensi yang ada di Lombok ini sangat indah dan luar biasa, sehingga dirinya punya mimpi untuk membangun Lombok dalam jangka panjang.
“Saya ingin membuat mimpi itu menjadi kenyataan dan akan saya tunjukkan kepada masyarakat dunia, bahwa pariwisata pulau Lombok khususnya Lombok Tengah memang layak dikunjungi dan dinikmati semua orang,” papar Jacob.
Untuk memasarkan Tampah Hills itu, bule periang itu mengaku telah memiliki jejaring pasar hingga 18 negara di dunia, dan menjadikan Tampah Hills sebagai percontohan pembangunan bisnis pariwisata yang berkelanjutan.
“Saya menantang semua pihak untuk bergabung investasi dalam bisnis Tampah Hills,” kata Jacob.
Dikatakannya, proyek pembangunan Tampah Hills telah mulai dikerjakan sejak 2 tahun lalu dan akan bisa beroperasi pada tahun 2022 mendatang,” jelasnya.
Sebagai bentuk rasa tanggung jawab sosial kepada masyarakat sekitar, menurut Jacob, pihaknya telah membangun akses jalan dengan kualitas terbaik sepanjang 12 kilometer dan rencananya lagi akan membangun klinik kesehatan setara puskesmas, sehingga masyarakat bisa lebih dekat dengan pusat kesehatan.
Berapa harga sewa villa semalam mister, Jacob sambil menyungging senyuman menyebut kisaran Rp 7 – juta per malam dengan fasilitas lengkap.
“Anda berada di villa layaknya sedang berada di rumah sendiri. Ada koki khusus di masing-masing villa yang siap kapan saja menyediakan anda makanan,” ujar Jacob.
Sementara itu, Gubernur NTB, Dr Zulkifliemansyah mengaku sangat apresiasi tekad dan semangat PT Lombok Invets Developmen (LIAD) yang menanamkan investasinya di daerah itu.
“Itu patut kita syukuri dan seharusnya didukung oleh pemerintah daerah maupun masyarakat,” kata gubernur yang saat itu juga hendak berkunjung ke Tampah Hills.
Kalangan investor, kata gubernur, merupakan lokomotif penggerak sektor pariwisata, dan pemerintah hanya mengendalikan dengan aturan yang telah ada.
Gubernur menegaskan, sesuai perintah presiden RI Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) telah jelas menggariskan bahwa pemerintah daerah harus mendukung segala macam pembangunan di daerah, termasuk sektor pariwisata.
“Jangan mempersulit investor yang mau membangun, yang harus ditindak itu adalah mereka (investor) yang datang hanya membeli lahan namun tidak kunjung membangun alias menelantarkan lahan,” tegas gubernur yang saat itu didampingi Owner PT Lombok Invets Developmen (LIAD) Jacob Johnsson dan Ketua PHRI Lombok Tengah H. Lalu Pathurrahman.
1 Komentar