Syamsul Luthfi Reses Membawa Konsep Pemberdayaan Ekonomi Umat

LOMBOKita – Kunjungan reses pertama anggota DPR RI Dapil Pulau Lombok HM Syamsul Luthfi dilakukan bersama sekelompok dengan membawa konsep pemberdayaan ekonomi umat untuk anak muda.

“Dalam konsep pemberdayaan ekonomi ummat, harus dilakukan pemberdayaan dari akar-rumput, tentunya dengan menggalakkan usaha-usaha mikro dan usaha kecil menengah (UKM),” jelas Syamsul Luthfi.

Kata politisi Partai Nasional Demokrat (NasDem) itu, dahulu pernah membuat program pemberdayaan ekonomi berbasiskan pariwisata yang diberi nama Sunrise of Lombok Timur. Dengan tujuan untuk memperkenalkan daerah Patuh Karya yang merupakan tempat matahari terbit.

“Mari berkunjung ke Lombok Timur. Di sana akan ada usaha-usaha mendampingi, seperti kuliner-kuliner, kaos, pernak-pernik,” tandas Syamsul Luthfi.

Terlebih, katanya, dengan adanya KEK Mandalika dilengkapi sirkuit MotoGP yang pada tahun 2021 nanti Indonesia akan menjadi tuan rumah olahraga balap motor kelas dunia itu. Dan lokasinya di sirkuit Mandalika.

Karena itu, Syamsul Luthfi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memanfaatkan momen tersebut dengan cara membuat usaha-usaha yang dibutuhkan puluhan ribu tamu yang secara serentak berkunjung ke pulau Lombok.

Dalam program pemberdayaan ekonomi ummat itu, menurutnya, untuk kaum muda di Lombok Timur akan ditempa untuk berjiwa mandiri, sehingga mampu menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru sekaligus membuka lapangan kerja seluas-luasnya anak muda.

Lutfi memaparkan, jika program pengembangan ekonomi ummat untuk anak muda itu berjalan dengan baik, maka dalam waktu satu tahun akan menghasilkan setidaknya 20 kelompok wirausaha baru. Karena setiap kali reses akan launching 4 kelompok usaha anak muda dapat terwujudkan.

“Bisa dibayangkan, ketika 20 kelompok ini dapat melaksanakan aktivitas usahanya dengan baik, di mana kelompok-kelompok ini akan terbagi ke dalam kluster-kluster usaha, maka dipastikan kelompok usaha tersebut bisa menggerakkan roda perekonomian masyarakat, terutama yang ada di dusun maupun desa,” papar Syamsul Luthfi yang kini duduk di Komisi II DPR RI.

Hal tersebut menjadi angin segar bagi anak-anak muda generasi milineal dalam konteks melatih kemandirian ekonomi masyarakat berbasis “jasa” dengan konsep perekonomian yang ril, seperti jasa cuci mobil dan motor, jasa bimbingan belajar untuk anak-anak SD, SMP dan SMA, jasa guru tahfizh, jasa pelatihan seni dan komputer dan lain-lain.

Oleh karena basisnya adalah jasa, imbuhnya, maka diperlukan gagasan-gagasan ekonomi yang kreatif jangka panjang yang diharapkan mampu bersaing baik di tingkat regional hingga nasional.

Karena roda persaingan ekonomi semakin ketat dari desa hingga dusun, maka diperlukan generasi-generasi muda yang mentalitas usahanya tekun dan kokoh dalam bersaing untuk menciptakan hal-hal baru sebagai intrumen penunjang pengembangan usaha yang dimiliki.

Dengan gagasan itu, Lutfi berharap usaha-usaha yang berbasis jasa tersebut tidak hanya dapat menawarkan satu jenis usaha, tapi juga terintegrasi satu sama lain.

Lutfi mencontohkan, di area cuci mobil dan motor bisa juga ditawarkan jualan kopi, minuman dan gorengan sembari menunggu cucian mobilnya selesai.

“Ini persis dengan pepatah, sekali mendayung dua lautan terlampaui,” tutup Ketua Pengurus Daerah (PD) Nahdlatul Wathan Lombok Timur itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini