Seluruh Nakes Kompak Siap Melayani Sepenuh Hati Menuju Lombok Tengah Bersatu Jaya
LOMBOKita – Direktur RSUD Praya, dr. Mamang Bagiansyah menegaskan, sistem rujukan antara fasilitas pelayanan kesehatan (Faskes) primer dengan Faskes skunder (rujukan) perlu terus dibenahi. Hal itu penting agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai, berkepastian dan layak.
Hal tersebut ditegaskan Mamang Bagiansyah saat acara diskusi bersama Kepala Dikes Lombok Tengah, Subkon Rujukan Dikes, Kepala-kepala UPTD Puskesmas, perwakilan tenaga dokter, serta sejumlah direktur rumah sakit dan klinik yang ada di Lombok Tengah.
Diskusi berlangsung di ruang auditorium RSUD Praya Lombok Tengah, Sabtu (65/2023) dan dihadiri sekitar 120 peserta lainnya.
Mamang Bagiansyah menilai, kasus tidak terlayaninya pasien rujukan dari Puskesmas akibat keterbatasan kapasitas tempat tidur di IGD RS rujukan yang masih sering terjadi, dan sering mendapat keluhan masyarakat.
“Ini merupakan muara dari berbagai persoalan di level faskes perujuk, pemahaman masyarakat terhadap sistem pelayanan kesehatan (khususnya sistem rujukan), dan sebagainya,” ungkap dr. Mamang Bagiansyah.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah, Dr. H. Suardi SppD, MPH pada kesempatan itu menjelaskan, sangat mengapresiasi acara pertemuan yang digagas pihak RSUX Praya itu.
“Hasil pertemuan ini, semoga mampu mengurai persoala rujukan pasiien,” harap H. Suardi.
H. Suardi juga mengajak seluruh pelayan kesehatan agar terus kompak dan saling menghargai. Jangan sampai ada kesan saling melempar persoalan.
“Yakin dan percaya, bahwa tugas membenahi derajat kesehatan dengan upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif di Lombok Tengah adalah tugas kita semua. Yang di faskes primer memahami sikon teman-teman di RS, yang di RS sebaliknya juga sama harus memahami situasi yang dihadapi kawan-kawan di puskesmas,” tandas H. Suardi.
H. Suardi juga menekankan kepada seluruh tenaga pelayan kesehatan di daerah ini agar tidak lelah untuk mengedukasi masyarakat, bahwa layanan kesehatan itu ada level-levelnya. Ada yang dapat diselesaikan di Puskesmas, ada yang harus dirujuk. Dan penilaian atas level-level ini adalah ranah petugas kesehatan. Yang dapat diselesaikan di puskesmas, maka masyarakat jangan memaksa harus dirujuk. Yang harus dirujuk, ya jangan juga memaksa tetap di PKM.
“Masyarakat juga harus memahami, kapasitas sarana prasarana, juga SDM kesehatan kita kadang-kadang ada keterbatasan, yang memperbaikinya tidak segampang membalik telapak tangan. Butuh waktu, butuh kesabaran dan butuh biaya,” detail H. Suardi seraya mengajak seluruh peserta diskusi terus bergerak saling benahi, seperti tagline Direktur RSUD Praya “Beriuk Meriri”.
Suardi menambahkan, peta fasilitas layanan kesehatan rujukan di Lombok Tengah sudah sangat baik. Jika semua sudah dibangun sesuai rencana, maka di utara ada RS (selain RSI Yatofa), di selatan ada RS Mandalika, di barat akan ada pembangunan RS Qamarul Huda, maka di pusat kota RSUD Praya akan menjadi RS Rujukan.
“Mudah-mudahan segera bisa naik kelas menjadi RS Rujukan Tipe B,” harap Suardi diamini seluruh peserta diskusi.
Di akhir diskusi, semua peserta rapat kompak meneriakkan semangat membahana: “Nakes di Lombok Tengah Siap Melayani Sepenuh Hati, Menuju Lombok Tengah Bersatu Jaya!!!”
“Sehat Bangsaku, Kuat Negeriku!!!” /**
Tinggalkan Balasan