Selly: Tindak Pedagang Tinggakan Lapak Pasar
LOMBOKita – Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Hj Putu Selly Andayani meminta Pemkot Mataram dapat menindak tegas pedagang yang sengaja meninggalkan lapak-lapak yang sudah disediakan di kawasan Pasar Mandalika.
“Tindak saja pada pedagang yang meninggalkan lapak-lapak bagus dan representatif yang telah dibangun pemerintah, untuk pindah berjualan di lapak milik perseorangan,” ucapnya di Mataram, Selasa.
Kondisi lapak-lapak di kawasan Pasar Mandalika banyak yang kosong, harus diatasi dan diketahui penyebabnya, ujarnya di sela-sela mendampingi Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Cahya Widayanti melakukan pemantuan Pasar Mandalika.
Dalam hal ini, lanjutnya, aparat terkait baik kepala pasar maupun Dinas Pedagangan perlu melakukan pendekatan persuasif dengan para pedagang.
“Jika upaya persuasif sudah dilakukan dan pedagang masih enggan menempati lapaknya, Disdag sebaiknya tegas dengan mencabut surat izin penempatan (SIP), dan memberikannya bagi pedagang lain,” katanya.
Menanggapi hal itu Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram Lalu Alwan Basri mengatakan, apa yang menjadi masukan dari Disdag NTB sudah direncanakan.
“Setelah proyek pembangunan los pasar dan 35 unit kios di Pasar Mandalika rampung, kami akan mengambil langkah tegas bagi pedagang yang tidak mau menempati lapaknya,” katanya.
Disdag akan menarik SIP pedagang dan diberikan kepada pedagang yang mau, apabila pedagang tidak mau menempati lapak yang sudah disiapkan pemerintah.
Menurutnya, setelah proyek pembangunan los dan kios yang saat ini sedang berjalan dan ditargetkan rampung Desember 2017, semua pedagang yang berada di pasar swasta akan diminta untuk segera menempati lapaknya.
Begitu juga dengan pedagang bakulan yang tidak memiliki los, akan dibagikan sebab los yang dibangun saat ini diprediksi dapat mengakomodasi sekitar 200 pedang.
“Dengan demikian, pasar swasta akan mati dengan sendirnya karena semua pedagang sudah menempati lapak masing-masing,” katanya.
Pasar milik swasta yang ditempati pedagang sekarang, merupakan lahan yang disewa pemerintah kota saat melakukan relokasi pedagang ketika proyek revitalisasi Pasar Mandalika dimulai.
“Namun para pedagang mengaku sudah banyak pelanggan, sehingga enggan kembali pada lapak yang sudah disiapkan. Tahun depan ini tidak akan terjadi lagi, semua pedagang harus kembali menempati lapak mereka,” ujarnya.
Menurut Hj Rohil salah seorang pedagang di Pasar Mandalika, puluhan pedagang yang meninggalkan lapaknya itu beralasan karena di pasar swasta lebih ramai, dan mereka sudah memiliki pelanggan tetap dan lokasinya strategis.
“Kalau mereka diam berjualan di lapak yang disiapkan pemerintah mereka mengakui sepi, karena lokasinya di dalam,” katanya.
Hj Rohil tidak menampik, kondisi lapak yang disediakan pemerintah kota saat ini cukup sepi setelah dilakukan renovasi sejak tiga tahun terakhir.
“Omzet kami sejak dipindah ke lapak ini memang sepi dan turun hingga di bawah 50 persen , tapi kita tetap bertahan karena jika tidak kita akan kehilangan lapak dan tidak ada biaya sewa di pasar swasta,” katanya.
Tinggalkan Balasan