Reses, Muhdan Rum Terima Keluhan Bibit Padi Kualitas Buruk
LOMBOKita – 50 anggota DPRD Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) turun ke masyarakat untuk menyerap aspirasi melalui kegiatan reses yang diadakan sejak 13-20 Mei 2020.
“Kegiatan reses kali ini sangat berarti bagi masyarakat yang sedang dilanda kesusahan di tengah pandemic wabah virus Corona. Setidaknya kita menemui warga saat mereka sedang kesusahan,” jelas anggota DPRD Lombok Tengah dari Fraksi Gerindra, H. Muhdan Rum dihubungi LOMBOKita.com, Selasa (20/5/2020).
Menurut H. Muhdan Rum yang juga duduk di kursi Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Lombok Tengah itu, kegiatan reses dewan merupakan agenda yang harus dilaksanakan sesuai aturan yang ada untuk menemui masyarakat sekaligus menyerap aspirasi untuk disampaikan ke pemerintah daerah.
Kegiatan reses itu, kata Muhdan Rum, sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat yang sedang dirundung keterbatasan akibat pandemic virus Corona. Sebab secara ekonomi, kata dia, masyarakat saat ini sedang kesulitan akibat akses perdagangan di sejumlah pasar tradisional yang sempat ditutup oleh pemerintah.
“Kehadiran kami di tengah-tengah masyarakat setidaknya bisa meringankan beban mereka yang saat susah. Namun tetap, pelaksanaan reses berjalan sesuai protokol kesehatan Covid-19 yang telah ditetapkan oleh pemerintah yakni physical distancing, menggunakan masker dan sebagainya,” jelas Muhdan Rum.
Muhdan Rum mengaku sangat prihatin saat mendapat keluhan masyarakat terkait buruknya bibit pertanian khususnya padi yang disalurkan oleh pemerintah daerah ke masyarakat petani.
“Kualitas bibit sangat buruk, sehingga berdampak pada kualitas panen yang sangat sedikit,” katanya.
Karena itu, Muhdan Rum menginginkan agar pengadaan bibit padi pada musim tanam berikutnya tidak lagi terpusat di pemerintah kabupaten saja, tetapi diserahkan kepada pemerintah desa setempat melalui BUMDes.
Warga juga menyampaikan saluran irigasi pertanian yang mulai rusak serta sistem pengairan lahan pertanian yang terkesan amburadul.
Petani di Lombok Tengah, khususnya yang berada di kecamatan Praya Tengah kini sebagian besar tidak dapat lagi menanam padi dua atau tiga kali seperti tahun-tahun sebelumnya, lantaran tidak ada air.
“Biasanya petani kita kan menanam dua sampai tiga kali, namun sekarang hanya mampu sekali, itu pun dengan hasil produksi yang tidak maksimal karena kurangnya air. Hal itu juga menjadi catatan kami untuk disampaikan ke pemerintah daerah,” ujar Muhdan Rum.
Hal lain yang disampaikan saat melakukan reses, lanjut H Muhdan Rum, banyaknya tiang listrik di tengah permukiman masyarakat yang sudah mulai tidak terawat sehingga banyak yang tidak berdiri tegak hingga nyaris roboh.
Karena itu, Muhdan berharap kepada leading sektor terkait agar memperhatikan keberadaan tiang listrik terutama yang berada di tengah-tengah permukiman warga.
“Itu kan sangat bahaya kalau sampai tumbang, terlebih ke rumah penduduk. Kami akan meminta secara resmi kepada pihak PLN agar segera memperbaiki tiang-tiang listrik yang mau roboh itu,” pungkas mantan Ketua DPC Partai Gerindra Lombok Tengah itu.
Tinggalkan Balasan