Puluhan Balita di Lotim Meninggal Akibat Wabah Pneumonia dan TBC

Keterangan FOTO : hati hati dengan penyakit pnemio dan ispa menyerang anak

LOTIM LOMBOKita – Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Lotim) mencatat, penyebab utama kematian puluhan balita di Lotim di sebabkan oleh wabah penyakit pneumonia dan tuberkulosis (TBC). Dan menimbulkan kekhawatiran dikalangan masyarakat dan pemerintah.

Dinas Kesehatan Lombok Timur, ditahun 2024, mencatat ada 15 anak meninggal dunia akibat pneumonia dan TBC.

” Dari 15 balita yang meninggal akibat pneumonia itu, 12 di antaranya berusia di bawah satu tahun, dan satu anak berusia 1-5 tahun,” ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit serta Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan Lombok Timur, Budiman Satriadi. Selasa (18/2).

Dikatakan Budiman, penyakit Pneumonia merupakan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang sangat berbahaya, terutama bagi balita.

Selain pneumonia, Budiman juga menyoroti kasus TBC yang telah merenggut nyawa dua anak. “Kedua penyakit ini menjadi perhatian serius kami karena dampaknya yang sangat fatal jika tidak ditangani dengan cepat,” sebutnya.

Meskipun angka kematian akibat pneumonia dan TBC cukup tinggi, tetapi kedua penyakit ini di Lombok Timur masih tergolong rendah.

“penemuan kasus pneumonia hanya 48 persen, TBC 51 persen, dan diare 54 persen,” sebutnya. Seraya mengatakan, diantara
faktor menyebabkan penyakit tersebut masih minimnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang penyakit-penyakit itu.

TBC, dan diare menurut Budiman sering disebut sebagai “silent disease” karena gejalanya tidak selalu terlihat jelas. “Anak mungkin terlihat sehat, tetapi jika tidak ditangani dengan cepat, penyakit ini dapat berakibat fatal,” tegasnya.

Budiman mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala-gejala penyakit tersebut. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain menjaga kebersihan lingkungan, menghindarkan anak dari paparan asap rokok di dalam ruangan, serta memastikan rumah memiliki ventilasi dan pencahayaan yang memadai.

“Lingkungan rumah yang lembab, pengap, dan kurang cahaya dapat meningkatkan risiko pneumonia dan TBC. Sementara itu, makanan dan minuman yang tidak higienis dapat memicu diare,” jelasnya.

Dinas Kesehatan Lombok Timur juga mendorong masyarakat untuk segera membawa anak ke fasilitas kesehatan jika menunjukkan gejala-gejala seperti batuk berkepanjangan, sesak napas, demam, atau diare.

“Kenali gejala dan bahayanya. Jangan menunda-nunda untuk memeriksakan anak ke tenaga medis jika ada tanda-tanda penyakit tersebut,” pesan Budiman.

Pemerintah setempat berkomitmen untuk meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya pneumonia, TBC, dan diare.

Upaya ini diharapkan dapat menekan angka kematian balita dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan serta penanganan dini penyakit-penyakit tersebut.