Pranata Adat Kuat, Bikin NTB Tabah Hadapi Musibah
LOMBOKita – Pranata adat di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), begitu kuat. Ketika menghadapi bencana, seperti gempa bumi yang terjadi sejak beberapa pekan lalu, masyarakat Lombok Utara memegang teguh pranata itu sehingga kuat menghadapinya.
“Di antara kedukacitaan luar biasa, salah satu yang patut disyukuri adalah, bagian yang tertimpa musibah di NTB, kebetulan masyarakatnya sangat kuat memegang pranata adat. Ternyata, kuatnya pranata adat berbanding lurus dengan menghadapi bencana,” kata Gubernur NTB, Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi.
Hal itu dikemukakan TGB Zainul kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo dan rombongan di ruang utama kantor Gubernur NTB, Mataram, NTB, Selasa (28/8).
Dikatakan, wilayah Lombok Utara hampir nihil konflik horisontal, sehingga tidak pernah ada persoalan antarkampung, sekolah, termasuk kekerasan komunal. “Masyarakatnya tenang sekali. Mereka memiliki awik-awik atau aturan adat yang sangat kuat,” tuturnya.
Menurutnya, pranata itu yang menjadi bantalan ketika bencana datang. Pejabat negara hingga Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berkunjung disambut positif. “Tidak disambut dengan sikap-sikap protes atau selebaran penolakan. Jangankan tulisan, suara pun tidak ada,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, Presiden Jokowi sempat mengapresiasi sikap masyarakat Lombok Utara. “Presiden menyampaikan ke saya bahwa dia tidak pernah melihat daerah bencana yang masyarakatnya tenang. Ketika ditanya (oleh Presiden) mau berapa diganti rumah yang rusak berat? Jawabannya ‘seikhlas Bapak’,” ungkapnya.
Terkadang, menurutnya, pranata adat hanya dibahas melalui buku, seminar, dan wacana akademik. Namun, masyarakat Lombok Utara langsung memberikan contoh nyata. “Pranata adat menjadi bantalan sosial. Itu mempermudah proses pemulihan. Tidak ada kegelisahan berlebihan. Mereka mampu menyerap dengan ketenangan budaya yang mereka miliki,” ucapnya.
TGB Zainul juga mengatakan, kehadiran Mendagri Tjahjo Kumolo di NTB menjadi penyemangat seluruh pihak, khususnya jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB. “Untuk terus bekerja, hadir, dan melayani masyarakat yang membutuhkan. Kami minta dukungan dari Pak Menteri kepada jajaran aparatur pemerintah di NTB untuk bisa melakukan tugas penuh optimisme. Kami sudah mendeklarasikan ‘Gerakan Lombok dan NTB Bangun Kembali’,” katanya.
Ia menyatakan, masyarakat terdampak gempa kini berharap dana rehabilitasi rumah segera disalurkan. “Di antara ungkapan yang paling kami sering dengar adalah ‘Tuan Guru, tolong sampaikan ke pemerintah, kami ini malu diberikan makanan. Malu menjadi beban orang. Kami ingin normal dan bisa kerja. Mohon dana rehab rumah segera disalurkan’,’ kata TGB.