Pengungsi Korban Gempa Mulai Dijangkiti Ispa dan Diare

LOMBOKita – Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDIP tetap memberikan layanan kesehatan secara berkala kepada masyarakat korban gempa di Lombok.

Metode layanan kesehatan yang dilakukan oleh Baguna dengan cara jemput bola yakni mendatangi konsentrasi camp pengungsi, khususnya di titik pengungsi yang medannya sulit terjangkau.

“Hal ini agar masyarakat korban gempa yang belum tersentuh tersebut bisa mudah dicek kondisi kesehatan maupun psykologinya oleh Tim Medis BAGUNA PDIP,” ungkap Ketua Baguna PDIP, Dewi Kencana di kantor DPD PDIP, Senin (20/8).

Tim Dokter Baguna, dr Riyo Kristian Utomo mengatakan, saat ini di tenda pengungsian rata-rata terjangkit ISPA, diare, Asma/Alergi, Hipertensi/Hipotensi. Kondisi ini dipicu oleh lingkungan maupun pola konsumsi selama di tenda pengungsian.

“Faktor cuaca dan daya tubuh juga berpengaruh terhadap ketahanan kesehatan para pengungsi,” ujar dokter muda yang juga salah satu putera dari Ketua Baguna PDIP, Ciptaning ini.

Dokter spesialis Hipno Therapi ini menambahkan, kondisi ketahanan tubuh masing-masing juga berbeda ketika hidup di dalam tenda pengungsian. Hal ini terkait dengan perbedaan daya imunitas pengungsi, termasuk faktor lain juga berpengaruh yakni psykologis, pikiran dan lain-lain bisa memicu munculnya gangguan kesehatan selama di pengungsian.

“Secara umum anak -anak dan balita yang sangat rentan terserang penyakit jika hidup terlalu lama di pengungsian. Belum lagi kondisi sanitasi lingkungan pengungsi yang tidak higienis makin memicu timbulnya penyakit menular,” ungkapnya.

Tim Medis BAGUNA PDIP, lanjut dr Riyo Kristian Utomo, sudah berupaya secara maksimal memberikan layanan medis ke puluhan titik pengungsi berminggu-minggu tanpa kenal lelah, termasuk membantu evakuasi korban gempa.

“Tim Medis BAGUNA satu paket selain membantu pasien, trauma healing juga membagikan dropping ratusan nasi bungkus ke setiap titik pengungsi,” kata dr Riyo.

Selanjutnya Riyo Kristian Utomo mengatakan setiap tim medis BAGUNA PDIP ke lapangan tetap melapor terlebih dahulu kegiatannya di puskesmas terdekat untuk berkoordinasi.

“ini untuk mengantisipasi apabila ada pasien yg dilapangan dirujuk lebih lanjut penanganannya baik di puskesmas atau RS lainnya,” tukasnya.

Sebagai kader ideologi PDIP, dr Riyo menambahkan bahwa Bhakti Sosial yang dilakukan Baguna ini tidak memiliki motif politik apapun selain faktor kemanusiaan dan persaudaraan semata.

“Baguna PDIP akan tetap hadir memberikan bantuan kemanusiaan dimanapun dan kapanpun bencana itu terjadi di wilayah NKRI sesuai arahan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri yakni menangis tertawa bersama rakyat,” ungkapnya .

Sementara itu Bendahara DPD PDIP NTB , Edi Sukmono memastikan Baguna tetap akan beroperasi di wilayah yang terdampak gempa meskipun tanggap darurat dari pemerintah berakhir. Hal ini terkait dengan masih adanya titik-titik pengungsi yang kurang maksimal mendapatkan bantuan kemanusiaan.

“Dapur Umum Baguna di kantor DPD PDIP NTB hingga hari ini, Selasa (21/8) tetap melakukan droping nasi bungkus rata-rata 2000 per hari, khusus utk pengungsi di wilayah Lombok Barat,” pungkasnya.