Penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka, SMK Plus Moch Luthfi Al-Manan Gelar Sosialisasi KOSP

LOMBOKita — Dalam upaya memperkuat implementasi Kurikulum Merdeka di tingkat satuan pendidikan, SMK Plus Moch Luthfi Al-Manan mengadakan kegiatan Sosialisasi Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) pada Senin (7/7/2025).

Kegiatan ini dilaksanakan di aula sekolah dan menghadirkan Pengawas SMK Cabang Dinas Dikbud Kabupaten Lombok Timur, Bapak Muh. Iqbal Sofyan, sebagai narasumber utama.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh jajaran pendidik SMK Plus Moch Luthfi Al-Manan, mulai dari Ustadz Moh Ali Sadikin, M.Pd. selaku Kepala Sekolah, Bapak Ahmad Yadaeni, M.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum, hingga seluruh guru. Sosialisasi bertujuan untuk memberikan pemahaman menyeluruh terkait penyusunan dokumen KOSP sebagai fondasi pelaksanaan Kurikulum Merdeka di lingkungan sekolah.

Dalam sambutan pembuka, Kepala SMK Plus Moch Luthfi Al-Manan Ustadz Moh Ali Sadikin menyampaikan apresiasi atas dukungan dan pendampingan dari pengawas sekolah dalam upaya menyempurnakan dokumen administrasi sekolah. Ia menegaskan bahwa sosialisasi yang dilakukan ini merupakan bagian dari upaya tertib administrasi untuk seluruh jajaran guru di SMK Plus Moch Luthfi Al-Manan. KOSP bukan sekadar dokumen administratif, tetapi menjadi arah kebijakan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.

Dalam paparannya, Muh. Iqbal Sofyan menjelaskan secara mendalam struktur dan isi KOSP yang terdiri dari enam komponen utama: karakteristik satuan pendidikan, visi-misi dan tujuan, pengorganisasian pembelajaran, perencanaan pembelajaran dan asesmen, pengembangan budaya sekolah, serta peran pendidik dan tenaga kependidikan.

Ia memaparkan bahwa penyusunan KOSP mencakup beberapa komponen inti yang harus disesuaikan dengan karakteristik masing-masing satuan pendidikan. Komponen tersebut meliputi:

Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan, yaitu gambaran lengkap mengenai kondisi peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan, serta lingkungan sosial dan budaya sekolah. Sekolah harus memiliki brand sendiri agar mudah dikenal. Dia menyontohkan betapa brand itu telah mempengaruhi banyak orang dengan menanyakan semua guru apa honda bapak/ibu? Masing-masing guru menjawab nama motornya meskipun itu produk lain seperti yamaha. Hal ini menunjukkan bahwa brand honda sudah diidentikkan dengan motor saking terkenalnya. Begitu juga dengan produk gucci misalnya, dengan disebutkan merek saja customer berani membeli dengan harga mahal.
Visi, Misi, dan Tujuan, yang merupakan cita-cita bersama seluruh warga satuan pendidikan untuk masa depan, dirumuskan berdasarkan masukan kolektif.

Visi memberikan panduan dan motivasi, misi menjabarkan tindakan nyata dalam meraih visi, dan tujuan menjadi target spesifik yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu. Narasumber menekankan pentingnya: Merumuskan visi yang realistis, kredibel, dan berorientasi pada mutu. Menyusun misi sebagai bentuk tindakan, bukan hanya keadaan. Menentukan tujuan yang spesifik, terukur, dan berfokus pada hasil yang diinginkan dari peserta didik.

Selain itu, guru dan warga sekolah perlu secara kolektif memahami dan menyepakati:
Apakah visi dan misi mencerminkan harapan besar dan fokus pada peserta didik?

Apakah semua warga satuan pendidikan memahami langkah prioritas dalam mencapai tujuan?

Komponen ketiga yang dipaparkan adalah Pengorganisasian Pembelajaran. Materi ini membahas bagaimana satuan pendidikan mengatur pelaksanaan pembelajaran dalam struktur kurikulum Merdeka. Pengorganisasian ini mencakup tiga aspek utama, yaitu:
Intrakurikuler: mencakup mata pelajaran utama, penetapan konsentrasi, dan praktik kerja lapangan.

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5): memperkuat kompetensi karakter sesuai dengan dimensi dan tema yang ditentukan, serta terintegrasi dalam kegiatan kokurikuler.

Ekstrakurikuler: kegiatan pengembangan diri peserta didik yang dilaksanakan di luar jam pelajaran utama, seperti minat dan bakat.
Bapak Iqbal menegaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler tidak boleh mengalahkan intrakurikuler karena kedudukannya memang sebagai tambahan.

Struktur pembelajaran untuk SMK dikelompokkan menjadi dua:
Kelompok Umum: mencakup mata pelajaran seperti Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, IPAS, Sejarah, dan Pendidikan Pancasila.

Kelompok Kejuruan: terdiri atas pelajaran dasar program keahlian, mata pelajaran pilihan, serta mata pelajaran kewirausahaan dan kreatif.

Dalam Kurikulum Merdeka, struktur pembelajaran bersifat fleksibel, berbasis kompetensi, dan menanamkan nilai-nilai Pancasila sebagai karakter utama lulusan. Penyusunan alokasi waktu dan beban belajar disesuaikan dengan kebutuhan dan program keahlian di sekolah. Penekanan utama adalah pada kolaborasi lintas pelajaran dan pembelajaran kontekstual sesuai dunia kerja dan kehidupan nyata. Dengan struktur ini, sekolah memiliki keleluasaan untuk berinovasi menyusun pembelajaran yang lebih relevan, kontekstual, dan berorientasi pada masa depan peserta didik.

Komponen keempat dalam KOSP adalah Perencanaan Pembelajaran. Perencanaan ini merupakan proses penting yang mencakup penyusunan alur tujuan pembelajaran, merancang pengalaman belajar yang bermakna, serta memilih pendekatan yang relevan bagi peserta didik.

Terdapat dua ruang lingkup dalam perencanaan pembelajaran:
Ruang lingkup satuan pendidikan: mencakup penyusunan alur tujuan pembelajaran atau silabus yang mengarahkan proses pembelajaran secara sistematis, konsisten, dan terukur.
Ruang lingkup kelas: difokuskan pada penyusunan modul ajar atau RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang dapat dimodifikasi atau diadaptasi sesuai kebutuhan peserta didik.

Penyusunan perencanaan ini dimulai dari memahami capaian pembelajaran (CP), merumuskan tujuan pembelajaran, menyusun alur tujuan, hingga merancang aktivitas pembelajaran. Capaian pembelajaran merupakan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik pada tiap fase.

Alur tujuan pembelajaran disusun logis dan linear sesuai tahapan perkembangan peserta didik, dengan prinsip: esensial, berkesinambungan, kontekstual, dan sederhana. Proses merancang pembelajaran juga mencakup: Tujuan pembelajaran, Langkah pembelajaran dan Asesmen pembelajaran
Untuk menilai hasil belajar peserta didik, digunakan pendekatan formatif (pemantauan proses) dan sumatif (penilaian akhir untuk kenaikan kelas/lulus). Penilaian ini disusun melalui: Perumusan tujuan penilaian, Pengembangan instrumen, Pelaksanaan dan pelaporan hasil. selain itu, penilaian proses pembelajaran juga dilakukan oleh guru secara reflektif minimal satu kali per semester.

Dengan struktur yang fleksibel, kontekstual, dan sederhana, perencanaan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka memungkinkan pendidik untuk terus berinovasi dalam meningkatkan mutu proses belajar mengajar. menyusun pembelajaran yang lebih relevan, kontekstual, dan berorientasi pada masa depan peserta didik,” jelas Iqbal dalam sesi pemaparan.

Terakhir adalah peran pendidik dan tendik. Salah satu pesan penting yang disampaikan oleh pak Iqbal adalah mengenai peran guru di kelas. “Guru harus menjadi pribadi yang dinanti dan menyenangkan bagi peserta didik serta mampu menjadi teladan di lingkungan sekolah, jangan sampai menjadi guru yang ditinggalkan apalagi sampai ditanggalkan,” ucapnya.

KOSP merupakan bagian terpenting yang harus dimiliki pada satuan pendidikan. Dokumen ini harus hidup, kontekstual,” ujar pak Iqbal. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama-sama antar seluruh komponen agar tercipta sistem yang baik.

Iqbal juga menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi sekolah dalam proses penyusunan dan implementasi KOSP. “Apapun kendala yang dihadapi dalam proses penyusunan KOSP, kami siap memberikan dukungan teknis dan pendampingan penuh,” katanya.

Sosialisasi ini berlangsung interaktif dengan sesi tanya jawab yang menggali berbagai persoalan teknis maupun substansi dari para guru. Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam menyambut tahun ajaran baru dengan kesiapan kurikulum yang matang dan relevan. SMK Plus Moch Luthfi Al-Manan menegaskan komitmennya untuk menjadi bagian dari transformasi pendidikan nasional melalui penguatan implementasi Kurikulum Merdeka secara nyata di lapangan.

Dengan terselenggaranya kegiatan sosialisasi ini, sekolah berharap dapat mendorong semangat kolaboratif, inovatif, dan adaptif di kalangan pendidik, sekaligus meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan tentunya tertib administrasi bagi pendidik demi melahirkan lulusan yang berdaya saing tinggi dan berkarakter Pancasila.

Penulis: Muhammad Iplih, M.Pd.