Pemerolehan Bahasa pada Anak Usia Dini
Tugas Akhir Mata Kuliah Psycholinguistics
Dosen Pengampu Mata Kuliah: M. Rajabul Gufron, S.Pd., M.A.
LOMBOKita – Psikologi dan linguistik merupakan dua ilmu yang berbeda, tetapi saling terkait. Psikologi mempelajari tingkah laku manusia, sedangkan linguistik mempelajari bahasa. Psikolinguistik merupakan gabungan antara kedua ilmu tersebut. Psikolinguistik mempelajari proses psikologis yang terjadi ketika seseorang menggunakan bahasa.
Proses ini meliputi proses pemahaman bahasa (kemampuan untuk memahami makna bahasa yang didengar atau dibaca), proses produksi bahasa (kemampuan untuk menghasilkan bahasa secara lisan atau tertulis), dan proses pemerolehan bahasa (kemampuan untuk mempelajari bahasa).
Proses pemahaman bahasa dimulai dengan proses mendengarkan atau membaca bahasa. Kemudian, otak akan memproses informasi tersebut untuk memahami maknanya. Proses ini melibatkan berbagai faktor, seperti pengetahuan tentang dunia, pengetahuan tentang bahasa, dan pengalaman. Proses produksi bahasa dimulai dengan proses perencanaan bahasa. Pada tahap ini, otak akan merencanakan apa yang akan dikatakan atau ditulis. Kemudian, otak akan mengaktifkan sistem motorik untuk menghasilkan bahasa.
Proses ini juga melibatkan berbagai faktor, seperti pengetahuan tentang dunia, pengetahuan tentang bahasa, dan motivasi. Proses pemerolehan bahasa terjadi pada masa kanak-kanak. Pada masa ini, anak akan belajar bahasa dengan cara mengamati dan meniru orang-orang di sekitarnya. Proses ini melibatkan berbagai faktor, seperti kematangan fisik dan psikis, motivasi, dan lingkungan.
Psikolinguistik dan Keterampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa merupakan kemampuan manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu: Keterampilan menyimak, yaitu kemampuan untuk memahami bahasa yang didengar. Keterampilan berbicara, yaitu kemampuan untuk menyampaikan bahasa secara lisan. Keterampilan membaca, yaitu kemampuan untuk memahami bahasa yang tertulis. Keterampilan menulis, yaitu kemampuan untuk menyampaikan bahasa secara tertulis.
Keterampilan Berbahasa pada Anak Usia Dini
Keterampilan berbahasa merupakan kemampuan yang kompleks dan penting untuk dimiliki oleh setiap orang. Keterampilan ini memungkinkan manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain, baik secara lisan maupun tertulis. Pada anak usia dini, keterampilan berbahasa berkembang secara bertahap sesuai dengan usia dan kematangan fisik dan psikisnya. Pada umumnya, anak usia dini mulai belajar berbicara pada usia sekitar 1 tahun. Pada awalnya, anak hanya dapat mengucapkan beberapa kata sederhana, seperti “mama”, “papa”, “mau”, dan “tidak”.
Seiring dengan bertambahnya usia, kosakata dan kemampuan berbicara anak akan semakin berkembang. Proses pemerolehan bahasa pada anak usia dini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor psikologis dan linguistik.
Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi proses pemerolehan bahasa pada anak usia dini antara lain:
- Kematangan fisik dan psikis
Anak harus memiliki kematangan fisik untuk dapat menghasilkan bunyi-bunyi bahasa, serta kematangan psikis untuk dapat memahami makna bahasa. - Kebutuhan dan keinginan
Anak akan belajar bahasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya, seperti untuk mengungkapkan kebutuhannya, menarik perhatian orang lain, atau bersenang-senang. - Motivasi
Anak yang memiliki motivasi yang kuat untuk belajar bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa. - Lingkungan
Anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang menggunakan bahasa dengan baik akan lebih mudah mempelajari bahasa.
Faktor Linguistik
Faktor linguistik yang mempengaruhi proses pemerolehan bahasa pada anak usia dini antara lain:
- Proses asosiasi
Proses asosiasi merupakan proses menghubungkan bunyi dengan objek atau maknanya. Misalnya, ketika anak mendengar bunyi “mama”, anak akan mengasosiasikan bunyi tersebut dengan sosok ibunya. - Proses imitasi
Proses imitasi merupakan proses meniru pengucapan atau struktur kalimat yang didengar. Misalnya, ketika anak mendengar orang tuanya mengucapkan kalimat “aku mau makan”, anak akan berusaha untuk meniru pengucapan kalimat tersebut. - Proses konfirmasi
Proses konfirmasi merupakan proses memeriksa kebenaran pengucapan atau struktur kalimat yang diucapkan. Misalnya, ketika anak mengucapkan kalimat “aku mau makan”, anak akan melihat reaksi orang tuanya untuk memastikan apakah pengucapan kalimatnya sudah benar.
Pengaruh Orang Tua dalam Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
Orang tua memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan bahasa anak usia dini. Orang tua dapat mendukung perkembangan bahasa anak dengan cara:
- Berkomunikasi dengan anak menggunakan kata-kata yang tepat
Anak akan belajar berbicara dengan meniru orang-orang di sekitarnya, termasuk orang tua. Oleh karena itu, orang tua harus menggunakan kata-kata yang tepat dan jelas dalam berkomunikasi dengan anak. Hindari menggunakan kata-kata yang terlalu sulit atau tidak familiar bagi anak. - Hindari menyela anak
Ketika anak berbicara, berikanlah perhatian penuh kepadanya. Jangan menyela anak saat ia sedang berbicara, karena hal ini dapat membuat anak merasa tidak dihargai dan tidak termotivasi untuk berbicara. - Mendorong anak untuk diajak berkomunikasi dengan sering berbicara
Berikanlah kesempatan kepada anak untuk berbicara. Tanyakan pendapatnya tentang berbagai hal, atau ajaklah ia untuk menceritakan pengalamannya. - Membacakan cerita bersama anak
Membacakan cerita bersama anak adalah salah satu cara yang menyenangkan untuk mendorong anak berbicara. Ketika membacakan cerita, orang tua dapat mengajak anak untuk menunjuk gambar, atau mengajukan pertanyaan tentang cerita yang dibacakan. - Mengajari anak berbicara
Orang tua dapat mengajari anak berbicara dengan cara mengajarkannya kata-kata baru, atau membantunya untuk mengucapkan kata-kata yang sulit. Namun, penting untuk melakukannya dengan cara yang menyenangkan, sehingga anak tidak merasa tertekan.
- Berlatih berbicara dengan anak
Berlatih berbicara dengan anak dapat membantunya untuk meningkatkan keterampilan berbicaranya. Orang tua dapat berlatih berbicara dengan anak dengan cara bermain peran, atau dengan mengajaknya untuk berdiskusi tentang berbagai hal. - Memberi imbalan kepada anak atas usahanya berbicara
Memberi imbalan kepada anak atas usahanya berbicara dapat membantunya untuk merasa termotivasi untuk terus berbicara. Imbalan yang diberikan dapat berupa pujian, pelukan, atau hadiah kecil.
Psikolinguistik sangat penting dalam memahami proses psikologis yang terlibat dalam penggunaan bahasa manusia. Faktor psikologis dan linguistik saling berinteraksi untuk membentuk kemampuan berbahasa pada anak usia dini. Kematangan fisik dan psikis, kebutuhan dan keinginan, motivasi, dan lingkungan merupakan faktor psikologis yang memengaruhi anak dalam belajar bahasa. Sementara itu, proses asosiasi, imitasi, dan konfirmasi merupakan faktor linguistik yang turut berperan dalam pemerolehan bahasa anak. Orang tua juga memiliki peran penting dalam mengoptimalkan perkembangan bahasa anak usia dini dengan memberikan dukungan yang tepat.
Berkomunikasi dengan kata-kata yang tepat, memberikan perhatian penuh saat anak berbicara, dan menciptakan lingkungan yang memfasilitasi pembelajaran bahasa merupakan strategi yang dapat diadopsi orang tua. Selain itu, kegiatan seperti membacakan cerita bersama anak, mengajari anak berbicara, dan memberikan imbalan atas usaha berbicara dapat memperkaya pengalaman bahasa anak.
Tinggalkan Balasan