OMI: Zul-Rohmi Pemenang Pilkada NTB
LOMBOKita – Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah SE., M.Sc — Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah (Zul-Rohmi) berhasil menempati posisi tertinggi dari pasangan calon lainnya dengan raihan 28 persen suara.
Menguntit di belakangnya, pasangan calon H. Moh. Suhaili Fadhil Thohir SH — Muh. Amin SH M.Si (Suhaili—Amin) 21,6 persen, H. Ahyar Abduh — H. Mori Hanafi (Ahyar—Mori) 17,7 persen dan H. Moch. Ali Bin Dachlan — TGH Lalu Gede Sakti MA (Ali—Sakti) memperoleh 12,6 persen, serta tidak menjawab 20,1 persen.
Hal tersebut terungkap dari hasil survei yang dilakukan Olat Maras Institute (OMI) yang dilakukan dalam rentang waktu dari 3 Juni sampai 12 Juni 2018.
Menurut Direktur OMI, Miftahul Arzak, Selasa (12/6/2018), survei ini menggunakan metodologi Multistage Random Sampling, dengan Margin of Error 2,6 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen dengan responden 1.200 yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di NTB.
Survei yang dilakukan saat ini, ungkap Miftah, berbeda dengan survei pertama yang dilakukan pada Februari 2018 lalu. Survei yang dimunculkan saat itu adalah pertanyaan “jika pilkada dilaksanakan hari ini”. Jawaban yang dihasilkan adalah suara yang pasti dan suara yang belum menentukan sikap. Terungkap ada 35 suara suara yang belum menentukan sikap atau belum memberikan jawaban.
Tingginya persentase ini, kata Miftah, karena masih banyak masyarakat yang akan mencoblos belum mengetahui dan akan memilih siapa. Ini disebabkan berbagai faktor diantaranya jajaran KPU yang belum menyebar ke seluruh pelosok untuk melakukan sosialisasi, terutama pelosok desa, kaki gunung dan lainnya. Kemudian tidak adanya calon yang menyambangi pemilih.
Karena itu, untuk metode survei kedua yang dilakukan OMI, ungkap Miftah, adalah pendalaman terhadap suara (35%) yang belum menentukan sikap, dengan cara melakukan wawancara ulang, wawancara surveyor, dan analisis lokasi. Hasilnya yang belum menentukan sikap tersisa 14,9 % karena 20,1% sudah menyebar ke beberapa calon.
Dan dari keseluruhan survei, pasangan calon yang diusung PKS dan Partai Demokrat tersebut unggul dari calon lainnya dengan perolehan 28 persen. Sebab dari survei yang dilakukan, calon yang massif bergerak dan selalu diliput media massa hanya Doktor Zul. Sebab 35 persen suara yang belum menentukan sikap ini hanya bisa dikejar dan diraih oleh calon yang bergerak massif. Ada beberapa daerah yang dilokalisir OMI yang masyarakat menyatakan akan memilih calon yang mendatangi mereka.
Bahkan ada salah satu kabupaten yang bupatinya mendukung Paslon tertentu yang tidak direspon masyarakat. Sebab yang mereka inginkan bukan timses melainkan calon sendiri yang datang menemui mereka.
“Ini baru Doktor Zul yang bisa melakukannya dengan mendatangi langsung masyarakat, sehingga tidak heran suaranya lebih unggul dari calon-calon lainnya,” tandas Miftah.
Keunggulan lain yang diraih pasangan calon nomor urut 3 (Zul-Rohmi) sebagaimana hasil survei OMI yang juga bekerjasama dengan beberapa lembaga survei lainnya, sebut Miftah, karena ada tiga hal. Pertama, mampu memimpin. Kedua, ketokohan yakni didukung para ulama, tuan guru dan lain-lain. Ketiga, factor keluarga.
Dari ketiga hal ini, semuanya ada pada Doktor Zul (Zul-Rohmi), penerus ikhtiar TGB Zainul Majdi di provinsi NTB.
Memang diakui Miftah, Ali BD, Suhaili dan Ahyar berpengalaman menjadi pemimpin karena pernah menjadi Bupati atau walikota. Namun sayangnya tidak ada yang menyebarkan informasi mengenai pengalaman itu ke bawah. Berbeda dengan Doktor Zul, berbagai pengalaman yang dimilikinya disampaikan langsung dan didengar masyarakat karena kerap turun ke bawah melakukan blusukan.
Untuk ketokohan, Doktor Zul didukung TGB—Gubernur dua periode yang merupakan pemimpin organisasi terbesar di NTB, serta didukung para tuan guru, alim ulama dan lainnya. Demikian dengan keluarga, ketika turun massif ke bawah, yang ditemui Doktor Zul bukan hanya masyarakat melainkan keluarga dan orang tua.
Jika kondisi saat ini tetap bertahan sampai hari pencoblosan, ujar Miftah, dapat dipastikan Zul-Rohmi akan menjadi pemenang pada Pilgub NTB 27 Juni 2018 mendatang.
“Jadi kami selalu katakan bahwa hasil survei OMI hari ini adalah final. Artinya hasil survei hari ini kecenderungan terjadi pada 27 Juni nanti. Ini jika tidak ada money politic, tidak ada serangan fajar, dan gerakan para calon masih seperti kondisi saat ini,” tegasnya.
Tinggalkan Balasan