Merebut Suara Generasi Z di Pemilu 2024 Lewat Kampanye Digital
LOMBOKita – Kampanye digital, juga dikenal sebagai e-kampanye, adalah kegiatan pemasaran yang dibangun dengan menggunakan fasilitas system informasi teknologi untuk mencapai pesan kepada khalayak luas secara massal, kampanye digital sekarang sangat dibutuhkan oleh para Caleg untuk melakukan aksi atau gerakan sosial kepada masyarakat.
Kampanye digital telah menjadi strategi yang semakin penting dalam pesta demokrasi, terutama menjelang Pemilu 2024. Generasi Z, yang merupakan pengguna internet yang dominan, dianggap sebagai penentu suara dalam pemilu tersebut. Mereka memiliki peran penting dalam menentukan hasil Pemilu karena jumlah pemilih dari generasi Z diperkirakan mencapai 40% dari total pemilih. Generasi Z juga dianggap memiliki pengaruh besar dalam ranah digital, terutama dalam menyebarkan narasi politik dan mengancam isu-isu politik melalui media sosial.
Media sosial juga merupakan sebuah sarana untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara daring yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Media sosial ini media yang sangat penting untuk mencapai aktivitas politik untuk memenuhi tujuan politik itu sendiri. Media sosial yang kita lihat sekarang perkembangan media yang semakin pesat, hampir semua orang sudah paham yang namanya gatget, jadi tinggal para generasi Z ini yang akan memanfaatkan akses media ini untuk berkampanye lewat media digital.
Menurut pakar komunikasi politik, generasi Z memiliki peran penting dalam pemilu 2024. Mereka tidak hanya memiliki jumlah pemilih yang cukup penting tetapi juga memiliki pengaruh besar dalam ranah digital. Generasi Z dianggap sebagai pengguna internet yang aktif dan intens, sehingga kampanye melalui media sosial dianggap sebagai senjata ampuh untuk menggaet pemilih, terutama pemilih muda.
Namun, perlu diwaspadai bahwa kampanye digital juga rentan terhadap penyebaran hoaks dan missinformasi, yang dapat mempengaruhi opini publik dan hasil Pemilu. Oleh karna itu, perlu adanya literasi digital dan bernalar kritis bagi generasi Z agar mereka dapat memilih dengan rasional dan tidak cepat terpengaruh dengan oleh berita hoaks yang tersebar di platfrom media sosial yang berbasis konten video pendek yang di upload di youtube, Instagram, Tiktok dan lain-lain.
Selain itu, kampanye digital juga harus diimbangi dengan konten-konten yang berkualitas dan mendidik masyarakat baik dari generasi yang akan datang maupun generasi sesudahnya.
Tentu apa yang dikatakana di atas tadi tidak semudah apa yang diucapkan, ini semua menjadi sebuah tantangan bagi para partai dan generasi Z dalam memilih konten-konten yang bagus dan bermanfaat untuk diterima kalangan masyarakat. Hal ini sangat berguna untuk meningkatkan kepercayaan publik.
Tinggalkan Balasan