Mahasiswa Pascasarjana Lombok Tengah Bentuk Kapas Tastura Yogyakarta

Foto bersama Musyawarah Besar I pembentukan Kapas Tastura Yogyakarta, Sabtu (6/4/2019)

LOMBOKita – Sejumlah mahasiswa pascasarjana yang kini masih menempuh studi di sejumlah perguruan tinggi di Yogyakarta membentuk Kapas Tastura atau Keluarga Pascasarjana Tatas Tuhu Trasna Yogyakarta, Sabtu (6/4/2019).

Terbentuknya Kapas Tastura itu tercetus dari Ompok-Ompok (ngobrol-ngobrol) yang diinisiasi beberapa orang mahasiswa yakni Junardi, S.Pt, Mahsun, S.E., dan Chilly. Kemudian dilakukan Musyawarah Besar I untuk memperkuat eksistensi dan legalitas formal Kapas Tastura Yogyakarta.

Saat ini, sekitar 30 orang mahasiswa Pascasarjana yang berasal dari berbagai kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah menghadiri kegiatan yang berlangsung dari pukul 10.00 WIB sampai pukul 15.30 WIB itu. Musyawarah ini dilakukan melalui mekanisme Sidang Pleno yang terbagi ke dalam tiga sesi.

Selain untuk memilih dan menetapkan Presiden (Ketua Umum) Kapas Tastura Yogyakarta, sidang pleno juga dilakukan untuk membahas dan menetapkan AD dan ART organisasi selama satu periode ke depan.

Dari hasil musyawarah itu, terpilihlah Mahsun, SE. sebagai Presiden pertama Kapas Tastura Yogyakarta periode 2019-2020 yang dilakukan secara aklamasi.

“Melalui forum inilah para mahasiswa yang berasal dari satu daerah dan suku yang sama ini bisa menjalin silaturahmi yang lebih intens,” ungkap pendiri dan penggagas Kapas Tastura Yogyakarta, Junardi, S.Pt melalui siaran tertulis yang diterima Lombokita.com.

Junardi berharap, semoga ijtihad dan inisiasi ini dapat didukung oleh sebanyak-banyaknya pihak dan menjadi kawah candradimuka para intelektual muda Kabupaten Lombok Tengah untuk saling bersinergi antarcorak keilmuan masing-masing agar mampu memberikan kontribusi bagi Gumi Tatas Tuhu Trasna Lombok Tengah.

Ulasan terbentuknya Kapas Tastura
Mahasiswa merupakan manivestasi saham terbesar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Mereka merupakan miniatur masyarakat akademis yang memiliki corak keberagaman pemikiran, gagasan, dan ide-ide cemerlang yang penuh dengan kreativitas dan inovasi.

Beberapa dekade ke depan Indonesia akan mengalami sebuah periode dimana mahasiswa sebagai kaum muda akan menjadi pemeran inti pada masa tersebut. Dinamika sejarah kebangsaan yang disebut sebagai bonus demografi yang hanya terjadi satu kali dalam perjalanan sejarah suatu bangsa. Pada masa itu Indonesia tidak akan bisa terlepas dari peran para intelektual muda yang akan menjadi generasi emas bangsa ini yang notabene masih berada pada usia produktif.

Selain dari pada itu, pemerintah yang saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan pemerataan infrastruktur di semua daerah tidak akan bisa terlepas dari peran dan fungsi mahasiswa sebagai masyarakat akademis yang harus saling bersinergi satu sama lain untuk mentransmisikan ide dan gagasan mereka dalam membangun daerahnya masing-masing.

Sadar akan hal tersebut di atas, mahasiswa pascasarjana yang berasal dari kabupaten Lombok Tengah yang sedang menamatkan studi di beberapa Perguruan Tinggi di Yogyakarta menganggap perlu untuk dilakukan sinergitas keilmuan antarmahasiswa pascasarjana. Selain karena landasan tersebut di atas, juga karena melihat besarnya potensi yang dimiliki kabupaten Lombok Tengah ke depan. Karena bukan tidak mungkin, Lombok Tengah yang saat ini menjadi pusat pariwisata unggulan di Provinsi Nusa Tenggara Barat akan sangat menantikan ijtihad para putera daerahnya untuk berpartisipasi dalam menyongsong percepatan pembangunan di daerah ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini