KONDISI CUACA SAAT MUSIM KEMARAU DI NUSA TENGGARA BARAT

Ilustrasi musim kemarau

Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh angin monsunal dimana terdapat perbedaan yang jelas antara kapan terjadinya musim penghujan, musim peralihan, dan musim kemarau.

Angin monsoon sendiri adalah angin yang bertiup secara periodik atau berkala. Terdapat 2 jenis angin monsoon yakni angin monsoon Asia atau sering disebut dengan angin monsoon baratan yakni angin yang bertiup dari Asia menuju wilayah Indonesia sedangkan monsoon Australia atau sering disebut dengan angin timuran yakni angin yang bertiup dari Australia menuju Asia. Angin-angin tersebut tentu saja bergerak melewati Indonesia khususnya Kepulauan Nusa Tenggara Barat.

Ketika angin monsoon Asia sedang aktif yakni terutama pada bulan Desember Januari Februari (DJF) sebagian besar wilayah Indonesia akan masuk dalam musim penghujan dan sebaliknya ketika angin monsoon Australia sedang aktif terutama pada bulan Juni Juli Agustus (JJA) sebagian besar wilayah di Indonesia masuk dalam musim kemarau.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) pengertian angin adalah gerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Ketika musim penghujan angin monsoon Asia membawa massa udara yang bersifat lembab dan basah dimana saat itu tekanan tinggi berada di Belahan Bumi Utara (BBU) dan tekanan rendah berada di Belahan Bumi Selatan (BBS) sedangkan ketika musim kemarau angin monsoon Australia yang bergerak melewati Nusa Tenggara Barat membawa massa udara kering dimana tekanan tinggi berada di Belahan Bumi Selatan (BBS) dan tekanan rendah berada di Belahan Bumi Utara (BBU).

Meningkatnya kecepatan angin beberapa hari terakhir di Nusa Tenggara Barat terjadi karena perbedaan tekanan yang cukup signifikan antara BBS dan BBU yang mengakibatkan meningkatnya kecepatan angin di suatu wilayah. Saat ini sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Barat sudah memasuki musim kemarau dan berdasarkan prakiraan dari BMKG, monsoon Australia akan aktif hingga September. Berdasarkan prakiraan dari BMKG kecepatan angin dapat meningkat hingga 40 km/jam.

Kecepatan angin yang meningkat juga berpengaruh terhadap tinggi gelombang di perairan. Angin adalah salah satu unsur pembangkit gelombang ketika angin berhembus lebih kencang makan gelombang yang dihasilkan akan lebih tinggi.

Saat ini gelombang di wilayah perairan di Lombok berdasarkan prakiraan bisa mencapai 2.5 meter bahkan hingga 6.0 meter terutama di Samudera Hindia bagian selatan Nusa Tenggara Barat. Hal ini tentu mempengaruhi aktivitas para nelayan, para penggiat wisata Bahari, aktivitas penyebrangan, serta aktivitas bongkar muat di suatu dermaga.

Salah satu dampak yang dirasakan terjadinya gelombang tinggi oleh masyarakat yaitu ketika biaya operasional yang dikeluarkan lebih besar dari pendapatan yang didapatkan. Tentu saja masyarakat selalu berharap cuaca selalu bersahabat namun untuk saat ini kondisi secara klimatologisnya ketika angin monsoon Australia sedang aktif gelombang akan lebih tinggi dari biasanya.

Curah hujan yang menurun dengan cuaca yang relatif cerah hingga berawan didukung dengan angin yang kencang memiliki potensi kerentanan terjadinya kekeringan bahkan terjadi kebakaran hutan atau lahan disuatu wilayah. Hari tanpa hujan yang meningkat akan menyebabkan bertambah banyaknya titik-titik panas yang rawan terjadi kebakaran yang akan meningkat seiring dengan terjadinya cuaca panas dan kering.

Selain itu, ketika musim kemarau telah tiba suhu akan terasa lebih dingin dari biasanya karena dipengaruhi oleh angin yang membawa massa udara kering dan bersifat dingin, kelembaban udara relatif rendah, serta tutupan awan yang sedikit akan mempengaruhi suhu saat malam hingga menjelang pagi. Saat siang hari matahari akan terasa terik dan menyengat karena sedikitnya tutupan awan, pada saat itu gelombang pendek yang terpancar dari matahari akan terserap sempurna oleh permukaan bumi, kemudian saat malam hari yang cerah dan tidak terdapat tutupan awan gelombang panjang akan terpancarkan seluruhnya ke angkasa tanpa adanya pantulan kembali oleh awan sehingga suhu akan terasa dingin dari biasanya.

Perlu digaris bahawahi, meskipun suatu wilayah sudah memasuki musim kemarau bukan berarti tidak akan terjadi hujan sama sekali namun masih terdapat potensi terjadin hujan, karena disebabkan oleh kondisi dinamika atmosfer yang bersifat dinamis.

Masyarakat dihimbau untuk mewaspadai adanya potensi suhu yang terasa lebih dingin dengan menggunakan pakaian atau selimut yang tebal dan menggunakan krim sebagai pelembab kulit saat siang hari yang terik. Selain itu perlu diwaspadai adanya peningkatan tinggi gelombang yang cukup signifikan yang akan berdampak pada aktivitas penyeberangan, kegiatan para nelayan dilaut, aktivitas angkut dan bongkar muatan di dermaga, aktivitas dipesisir pantai serta bagi masyarakat yang sedang berwisata dipantai agar lebih waspada dan berhati-hati.

Bagi masyarakat alangkah baiknya agar lebih bijak dalam menggunakan air untuk mewaspadai terjadi kekeringan serta mewaspadai adanya potensi tumbangnya pohon serta baliho akibat menigkatnya kecepatan angin.

Selalu ikuti perkembangan informasi cuaca dari BMKG agar aktivitas lebih aman dan nyaman dan terhindar dari berita-berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini