Intensitas Hujan Meningkat, Apa Penyebabnya?
Peningkatan curah hujan di suatu daerah dapat terjadi kapan saja terlebih jika berada pada puncak musim hujan seperti sekarang ini. Pertengahan bulan ini intensitas hujan tercatat mengalami peningkatan dibandingkan dasarian sebelumnya. Memang masih dalam kategori normal tetapi tetap perlu diwaspadi oleh masyarakat.
Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan peningkatan intensitas curah hujan seperti munculnya siklon tropis, menguatnya angin monsoon Asia, suhu perairan Samudera Pasifik (wilayah ENSO) yang mendingin atau dapat juga di sebut La Nina, menghangatnya suhu permukaan laut di sekitar Indonesia yang menyebabkan meningkatnya pula uap air di atmosfer sebagai bahan baku terbentuknya awan-awan penghasil hujan lebat, gelombang atmosfer (gelombang Kelvin dan Rossby), serta aktifnya aktifitas MJO (Madden Julian Oscilation).
Lalu faktor apa yang menyebabkan intensitas hujan di pertengahan bulan Februari ini meningkat?
Mari kita lihat secara berurut dimulai dari faktor pengendali dalam skala global hingga mengerucut ke dalam skala lokal. Berdasarkan monitoring data cuaca dan iklim dalam skala global dan regional terdapat beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan curah hujan pada periode kali ini. Fenomena La Nina di samudera Pasifik masih aktif dan berlangsung hingga sekarang . Data suhu muka laut terakhir mencatat suhu permukaan laut di wilayah Nino 3.4 berkisar -1.0°C s/d -2.0°C (Sumber: www.cpc.ncep.noaa.gov).
Fenomena La Nina merupakan fenomena global yang efek nya tidak-serta merta langsung dapat dirasakan di wilaya tertentu seperti di Indonesia Oleh karena itulah periode aktifnya hingga Kembali menjadi normal cukup lama bisa bulanan hingga lebih dari satu tahun. Berdasarkan fenomena global La Nina cukup mendukung untuk terjadinya peningkatan curah hujan pada periode kali ini. Mari kita kerucutkan faktor lain ke dalam faktor regional.
Fenomena regional seperti siklon tropis tidak terditeksi pada bulan Februari ini sehingga faktor ini dapat disingkirkan. Fenomena regional lainnya adalah kondisi angin Monsun. Pada bulan ini angin monsun bergerak dari benua Asia melewati Indonesia menuju ke wilayah BBS (Bumi Belahan Selatan). Angin ini akan banyak membawa cukup uap air karena melewati Laut China Selatan dan juga lautan Indonesia, sehingga wajar jika saja ketika monsoon Asia aktif wilayah Indonesia akan memasuki musim hujan.
Semakin aktif angin monsoon Asia belum tentu akan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia.
Mengapa? Kita perlu melihat kondisi laut yang dilewatinya. Apakah cukup hangat untuk menghasilkan banyak uap air yang akan dibawa oleh angin monsoon? Jika suhu permukaan laut di wilayah Cina Selatan dan perairan Indonesia cukup hangat maka ini bisa menjadi salah satu faktor diantara beberapa faktor regional lain dalam meningkatkan curah hujan pada periode sekarang.
Mari kita lihat kembali faktor regional yang lainnya yaitu MJO (Madden Julian Oscillation). MJO merupakan salah satu gangguan cuaca dan iklim yang terjadi secara periodik dan berulang yang terjadi di sekitar wilayah tropis atau daerah lintang rendah di sekitar garis khatulistiwa. MJO aktif bukan serta merta langsung meningkatka hujan di wilayah Indonesia. MJO aktif yang berada di jalur Maritime Continent baru akan meningkatkan hujan di Indonesia. MJO ini dapat di prediksi kapan terjadinya karena prosesnya yang berulang, tetapi luasan dampak MJO bisa berubah-ubah dan sulit diprediksi secara pasti.
Melihat dari hasil monitoring MJO pada pertengahan Februari, menunjukkan bahwa MJO sedang aktif dan berada di wilayah Indonesia. Hal ini juga terlihat dari prakiraan OLR (Outgoing Longwave Radiation) yang menunjukkan adanya wilayah yang cukup basah di Indonesia dan diprakirakan hingga awal Maret 2022. Sedangkan untuk faktor lokal seperti adaya pusaran angin tertutup atau yang disebut dengan sirkulasi Eddy, tidak terlihat pada kasus peningkatan curah hujan kali ini.
Dapat disimpulkan bahwa peningkatan curah hujan pada periode sekarang adalah dikarenakan faktor regional yang cukup kuat di wilayah Indonesia yaitu MJO aktif, suhu muka laut yang cukup hangat dan masih aktifnya angin monsoon Asia yang melalui Indonesia.
Masyarakat diharapkan tetap waspada dan berhati-hati dalam melakukan setiap aktifitas. Selalu update informasi BMKG yang dapat diakses melalui jejaring sosial seperti Instagram, Twitter dan Facebook atau bisa juga melalui aplikasi “infoBMKG” yang terpasang di gawai pintar. /**

Tinggalkan Balasan