Indonesia Dideklarasikan Menjadi Taman Wisata Dunia
LOMBOKita – Indonesia ditetapkan sebagai kawasan Taman Wisata Dunia, melalui deklarasi di Lapangan Puputan Margarana Reno, Denpasar, Bali, Selasa (9/10). Deklarasi dihadiri perawakilan berbagai daerah di Indonesia dan diwarnai aksi terjun payung.
Founder dan CEO Yayasan Taman Wisata Dunia, World Tourism Park (WTP Foundation), Daniel Kumendong usai acara deklarasi mengungkapkan saat ini banyak potensi wisata di Indonesia yang tidak dimiliki negara lain. Hal ini yang membuat Indonesia menjadi kawasan Taman Wisata Dunia.
“Indonesia saat ini menjadi satu-satunya Taman Wisata Dunia yang tidak didapatkan di negara lain. Apa yang ada di dunia, pasti ada di Indonesia. Tetapi apa yang ada di Indonesia, belum tentu ada di negara lain,” ungkap Daniel seraya menambahkan deklarasi sengaja digelar di sela-sela acara International Moneter Fund –World Bank (IMF-WB) 2018.
Daniel menuturkan, dipilihnya Bali sebagai tempat deklarasi, karena Pulau Dewata itu banyak diketahui wisatawan dunia. “Orang tahu Bali dan masyarakat dunia lebih mengenal Bali daripada Indonesia,” kata dia.
Pihaknya juga sengaja memilih Lapangan Puputan sebagai tempat deklarasi, karena merupakan lapangan bersejarah. “Di sana dahulu para pejuang Indonesia berjuang mati-matian untuk membebaskan Tanah Air dari tangan penjajah,” lanjutnya.
Deklarasi Taman Wisata Dunia dimeriahkan penerjun payung yang melakukan aksi demonstrasi di udara. “Dengan terjun payung kita bisa melihat keindahan Indonesia dari atas udara. Penerjun payung dari berbagai negara datang ke Bali untuk mendukung Indonesia sebagai Taman Wisata Dunia,” tutur Daniel.
Nantinya, Taman Wisata Dunia akan mempromosikan 45 potensi wisata alam unggulan yang berasal dari 34 provinsi di Indonesia. Dari 45 potensi wisata tersebut, akan dipilih sembilan tempat wisata yang akan menjadi ikon dari Taman Wisata Dunia.
Beberapa potensi wisata alam yang akan dipromosikan, adalah Kepulauan Anambas, Kepulauan Seribu, Kepulauan Derawan, Danau Tiba, Danau Kelimutu, Pulau Weh, Pulau Morotai, dan Pulau Komodo. Ada Gunung Krakatau, Gunung Tengger, Gunung Merapi, Ujung Kulon, hingga Sungai Musi.
“Setelah deklarasi nanti, saya berharap setiap kepala daerah akan mempromosikan potensi wisata alam mereka masing-masing. Agar setiap daerah memiliki kemandirian untuk mengelola pariwisatanya,” tutup Daniel.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Marius Ardu Jelamu yang hadir usai deklarasi mengatakan, pihaknya sangat mendukung kegiatan deklarasi Indonesia ditetapkan jadi Kawasan Wisata Dunia. Sebab, dengan deklarasi ini pihaknya akan merasa terbantu mempromosikan obyek wisata di NTT. Apalagi kegiatan deklarasi bertepatan dengan penyelenggaraan kegiatan tahun IMF-WB.
“Kami berharap dengan deklarasi ini obyek wisata di NTT lebih dikenal lagi. Mudah-mudahan ada delegasi IMF yang tertarik ke Komodo dan beberapa tempat di NTT lainnya,” katanya seraya belum tahu berapa jumlah delegasi IMF yang bakan mampir ke Komodo.
Hal senada dikatakan Kepala Dinas Pariwisata Bali Aanak Agung Yuniarta. Dia mengatakan, deklarasi di Bali sangat pas karena telah dikenal di mancanegara sehingga memudahkan dalam promosi. Selain itu, Bali turut membantu daerah lain di Indonesia dalam melakukan promosi ke luar negeri sehingga semakin dikenal.
“Lihat saja dalam pertemuan IMF di Bali sekarang ini, bukan semata-mata hanya untuk kepentingan Bali. Tapi daerah lain dilibatkan dengan pameran nusantara dan produk UMKM seperti batik,” tegas Yuniarta.
Tinggalkan Balasan