Festival Gendang Beleq Meriahkan HUT Lombok Tengah
LOMBOKita – Perayaan Begawe Sebulan peringatan Hari Ulang Tahun Kabupaten Lombok Tengah ke-72 tahun ini dimeriahkan dengan penambilan sejumlah grup musik tradisional Lombok berupa Gendang Beleq.
Menurut catatan panitia HUT Lombok Tengah ke-72, sebanyak 49 grum musik tradisional Gendang Beleq yang ikut meramaikan festival yang digelar di Alun-alun Tastura, Bendingah Adiguna Praya, Senin (2/10/2017).
Setelah dilepas Asisten II Setda Kabupaten Lombok Tengah, Ir. Nasrun, para peserta festival Gendang Beleq yang terdiri dari tingkat umum dan pelajar ini kemudian mengitari Kota Praya dan finish di Bencingah sekaligus melakukan atraksi yang mendapat penilaian dari para dewan juri yang telah ditetapkan panitia.
Antusias warga Kota Praya yang menyaksikan festival Gendang Beleq ini cukup tinggi. Terlihat hampir sepanjang jalan yang dilalui para peserta dipadati warga yang tidak ingin melewatkan tontonan gratis yang disuguhkan Panitia HUT Lombok Tengah yang tahun ini mengusung tema Bulan Pesona Mandalika, Lombok Tengah Soleh, Solah dan Soloh itu.
Bahkan, jubelan para penonton pun terlihat saat para peserta melakukan atraksi masing-masing di hadapan para dewan juri di Bencingah Adiguna Praya. Berkali-kali terdengar suara dari Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lombok Tengah H. Lalu Putria meminta bantuan Satpol PP untuk mensterilkan lokasi.
“Mohon bantuannya kepada rekan-rekan Satpol PP untuk mengatur arena, lebih diperluas. Silakan para penonton mundur 10 langkah agar para peserta festival bebas melakukan atraksi dan enak kita tonton bersama,” ucap H. Lalu Putria didampingi sejumlah pejabat teras jajaran Pemkab Lombok Tengah.
Ratusan warga dari berbagai wilayah juga tumpah ruah menyaksikan acara tahunan tersebut. Masing-masing peserta diberikan waktu selama 15 menit untuk menunjukkan kebolehan dan keunikan masing-masing.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lombok Tengah, H. Lalu Putia mengatakan, peserta yang ikut ambil bagian dalam festival tersebut berjumlah kelompok gendang beleq. Tidak hanya dari Lombok Tengah, beberapa kelompok juga berasal dari Lombok Timur dan Lombok Barat.
Ia menjelaskan, penilaian lomba meliputi tiga aspek. Pertama Wirame atau musik. Dalam hal ini, penilaian meliputi musik pembuka, inti dan musik penutup. Penilaian kedua meliputi Busane yakni kerapian atau keunikan seragam yang dikenakan. Terakhir meliputi wirage atau kekompakan. Sementara itu tim juri dalam festival tersebut berjumlah 5 orang yang terdiri dari unsur budayawan dan akademisi.
“Penenang akan mendapatkan hadiah sapin dan uang pembinaan,” kata Putria.
Selain memeriahkan HUT Lombok Tengah, festival tersebut juga merupakan upaya dan komitmen pemerintah daerah dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi gendang belek. Hal itu dinilai sangat penting, mengingat gendang belek saat ini sudah mulai tergerus dengan kesenian modern seperti kecimol, joget ale-ale dan lainnya.
Dari data yang ada, menurut “Raja Siledendeng” ini, Gendang Beleq di Lombok Tengah mencapai ratusan kelompok. Setiap tahun, upaya pembinaan terus dilakukan. Mulai dari bantuan fasilitas maupun pembinaan walaupun diakuinya belum maksimal.
Untuk itu, melalui festival semacam ini, kedepan gendang beleq diharapkan lebih dikenal dan menjadi salah satu ikon budaya Lombok.
Tinggalkan Balasan