Diare, Ispa dan Koreng Ancam Pengungsi Korban Gempa Lombok, Ini Saran Dokter NU Peduli
LOMBOKita – Penyakit diare, ISPA dan gatal-gatal kulit/koreng mulai menjangkiti sejumlah tempat pengungsian warga terdampak bencana gempa bumi di Lombok Utara. Hal terjadi karena kurang higienisnya sanitasi dan kondisi lingkungan di lokasi pengungsian.
Menurut dr Danang dari Tim Medis NU Peduli, merebaknya kasus diare dan gatal kulit saat ini diduga bersumber aktivitas di hulu muasal air yang didistribusikan ke sejumlah lokasi pengungsian tidak higienis dari sisi kesehatan.
“Awal-awal terjadi gempa di KLU banyak pengungsi yang memanfaatkan sungai sebagai tempat MCK karena kondisi darurat. Kemudian di hilir sungai itu diambil airnya untuk didistribusikan ke sejumlah pengungsian ataupun yang langsung memakai air di kali tersebut,” ujar Dr Danang, Selasa (28/8) di Posko NU PeduliAula PW NU NTB.
Danang mengatakan untuk aktivitas masak dan keperluan minum diakui air yang dipasok tersebut dimasak secara baik. “Tapi problemnya justru air untuk cuci tangan dan mandi memakai air yang tidak bersih. Inilah salah satu penyebab munculnya penyakit diare atau gatal-gatal,” tambahnya.
Meski demikian, dr Danang mengakui saat ini penyakit diare dan ISPA sudah bisa ditekan berkat kesadaran pengungsi merubah prilaku hidupnya untuk lebih sehat. Selain itu mulai terpasangnya sejumlah MCK di lokasi pengungsian berkontribusi menekan penyebaran penyakit ISPA, diare dan gatal-gatal.
“Justru ada indikasi munculnya gejala penyakit typus akibat menumpuknya sampah di pengungsian yang mengundang lalat sebagai biangnya,” bebernya .
Menurut dokter muda dari UNIBRAW ini, permasalahan kesehatan di lokasi pengungsian sangat kompleks dan sulit diduga timbulnya berbagai penyakit yang muncul. Hal ini tentu terkait dengan daya tahan ataupun imunitas tubuh masing-masing pengungsi yang berbeda.
“Secara umum, makin bersih sanitasi dan pola hidup sehat dilingkungan pengungsian, maka daya tahan tubuh juga makin memiliki imunitas dalam menghadapi penyakit,” tambahnya.
Untuk mencegah menyebarnya penyakit khas di pengungsian tersebut lanjut dr Danang, Tim Medis NU Peduli selain melakukan upaya kuratif yakni menyembuhkan penyakit yang itu juga melakukan upaya preventif (pencegahan) terhadap menjangkitnya penyakit, baik melalui aksi kongkret dilapangan ataupun penyuluhan.
“Selain itu juga melakukan upaya rehabilitasi pasien yg terdampak agar makin sehat dan paripurna kondisi kesehatannya,” ungkapnya.
