Belajar dari Farin-Dayah, Tak Ada Kawan Abadi dalam Politik
LOMBOKita – Komitmen menjadi barang mahal dalam politik. Jangankan lawan, kawan terdekat dapat menusukmu paling awal. Hubungan Nauvar Farinduan-Nurhidayah contoh nyata. Farin yang masuk Partai Gerindra 2018, karena nyalon Bupati Lombok Barat sedang berupaya membunuh karir politik seniornya Nurhidayah. Politisi yang memulai karir sejak 2008.
Jauh hari Farin-Dayah ini sudah dibungkus oleh almarhum H Bambang Kristiono (HBK). Paket yang seperti tak mungkin goyah. Apalagi hanya karena urusan remeh. Setelah Deklarasi Farin-Khairatun, Senin (20/5), paket ini tinggal cerita. Sudah menjadi masa lalu.
Boleh jadi, angin buritan yang menghantar Farin menjadi Sekretaris DPD Partai Gerindra NTB mengubah imannya. Muncul hasrat untuk menekan. Merasa, Nurhidayah hanya Ketua DPC Partai Gerindra Lombok Barat yang harus manut. Di muka publik, boleh saja disebut tak ada masalah. Tapi, dari orang dekat kedua politisi ini menyebut usai deklarasi semua menjadi final. Lingkar Farin menyebut beragam nama elit Jakarta yang sudah dipegang.
Apapun alasannya, hari ini Farin menjadi benar di kelompoknya. Bagaimana dengan Nurhidayah? Relawan dan simpatisannya terkejut-seterkejutnya. Bak cerita Roro Jonggrang yang menata seribu candi semalam. Berulangkali mereka meminta ketegasan soal Nurhidayah, jawabannya masih sama, komitmen dengan Farin. Soal ada pernak-pernik, itu upaya politik. Hubungan lama dan kawan separtai jadi pegangan. Tapi, lagi-lagi itu tinggal cerita. Farin-Khairatun sudah memastikan diusung oleh Gerindra, PAN, Nasdem.
Soal ketidakhadiran Nurhidayah dalam deklarasi Farin-Khairatun disebut karena diwaktu yang sama sedang ada acara. Boleh jadi benar, boleh jadi tidak. Kalau Nurhidayah pun hadir, apa dia sedang tidak menampar dirinya sendiri? Sebagai politisi tentu dia bakal diberondong dengan ribuan tanya oleh keluarga, simpatisan, dan relawan.
Sekarang yang harus dipikirkan oleh Nurhidayah tentu, langkah maju.
Poros politik di Lombok Barat sudah nyaris sempurna. Kabarnya Sumiatun-Ibnu Salim dan Lalu Ahmad Zaini-Nurul Adha tinggal menunggu deklarasi. Bagaimana dengan Nurhidayah?
Adagium politik, tidak ada kawan abadi atau lawan abadi tetap sakral. Pendaftaran Pilkada Lombok Barat masih akan terjadi 27-29 Agustus mendatang, kejutan masih mungkin sekali terjadi. (/*)
Tinggalkan Balasan