Ahyar-Mohan Dianggap Belum Maksimal Kelola Kota Mataram
LOMBOKita – Keseriusan Walikota dan Wakil Walikota dalam mengelola Kota Mataram sudah 10 tahun dirasa belum maksimal, banyaknya program-program yang dianggap tidak tuntas menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harusnya diselesaikan saat ini.
Hal itu diungkapkan H. Irzani dalam diskusi terbatas Forum Pemuda Kota Kreatif terkait keadaan Kota Mataram saat ini.
“Kita sayangkan sebenarnya banyak hal yang belum tuntas pada periode Ahyar-Mohan hingga saat ini, mestinya itu dijadikan PR oleh pemerintah sekarang, waktu sudah mepet sekali,” ungkap orang yang digadang-gadang masuk bursa calon walikota/wakil walikota ini.
Ia menjelaskan, terlalu banyak hal tidak penting yang dikerjakan, sehingga melupakan hal penting yang seharusnya diselesaikan di akhir jabatan walikota dan wakil walikota.
“Saya menilai mereka belum maksimal dalam menjalankan roda pemerintahan di Kota Mataram ini, itu penilaian saya selama lebih 20 tahun menjadi warga Kota Mataram,” kata Koordinator Tim Penyelaras Kebijakan Pemerintah Provinsi NTB ini.
H. IR sapaannya, mengungkapkan, seharusnya pembangunan yang digadang berbasis lingkungan disuport juga dengan pendanaan juga yang menyasar langsung ke lingkungan.
“Katanya berbasis lingkungan, tapi anggaran tidak berpihak pada lingkungan justru anggara besar diatas dan sangat kecil dibawah padahal pembangunan di tingkat Lingkungan,” terang Dosen yang sudah mengabdi selama 19 tahun ini.
Oleh sebab itu, ia menawarkan program 200 juta per lingkungan untuk mengefektifkan kerja lingkungan dan sebisa mungkin memangkas birokrasi berbelit-belit dalam yang menghambat.
“Itu yang saya gagas 200 juta per Lingkungan bukan main-main, itu realistis mengingat APBD kita yang cukup besar, coba dicek APBD 2020 yang akan datang hampir 1,6 T, artinya hanya diambil 200jt x 325 lingkungan sama dengan tidak lebih dari 65 M (hanya 4% dari APBD) dan semua lingkungan bisa maksimal bergerak mwmbangun lingkunganya masing2. itu bisa dilakukan sebenarnya oleh Ahyar-Mohan, tapi tidak dilakukan, maka dari itu saya bilang mereka belum maksimal kerja,” tegasnya
Alumni UGM ini menambahkan, di akhir diskusi, bahwa perbaikan pada sistem tata kelola yang selama ini dijalankan harus dilaksanakan dengan cepat dan terintegrasi agar kota Mataram menjadi lebih baik dari sebelumnya.
“Sudah saatnya kita berpikir cerdas, sistem yang selama ini kurang tepat harus kita perbaiki, kita ini ibu kota provinsi, kita harus menjadi Kota yang Cerdas dan ramah,” pungkasnya.
Mari #Sayangi_Mataram
Tinggalkan Balasan