Ketika Banjir Bandang Melanda Daerah Tadah Hujan (Bagian 1)

Jembatan penghubung Desa Ketapang Raya KecamatanKeruak dengan Desa Jerowaru Kecamatan Jerowaru yang dihempas banjir bandang / foto: Ist

Penulis : Lalu Kamil Abubakar – Lombok Timur

Bencana banjir bandang menerjang setidaknya tiga kecamatan di wilayah selatan Kabupaten Lombok Timur, masing-masing Kecamatan Sakra Barat meliputi dua desa (Sukarara dan Swangi. Sedangkan Kecamatan Keruak meliputi tujuh desa (Sepit, Setungkep Lingsar, Batu Putik, Senyiur, Mendana Raya, Selebung dan Ketapang Raya), dan Kecamatan Jerowaru meliputi dua desa (Sepapan dan Jerowaru).

Pantauan LOMBOKITA.COM di semua lokasi, peristiwa air bah tersebut terjadi mulai sekitar pukul 17.00 Sabtu (18/11/2017). Kejadian berawal dari hujan lebat sejak pukul 15.00 Wita hingga malam hari menyebabkan seluruh sungai yang melintasi wilayah tersebut melimpah.

Menurut para warga yang menyaksikan langsung kejadian itu, puncak air deras mulai sekitar pukul 16.30 Wita. Debit air yang sangat jauh melewati kapasitas sungai dengan ketinggian hingga dua meter dari bibir sungai datang secara tiba-tiba menyapu seluruh harta benda milik warga yang berada di pinggiran sungai, seperti rumah, dan kandang ternak.

Tidak cuma itu, puluhan jembatan yang menghubungkan beberapa kampung pada semua desa yang terkena, terputus total hingga tak bisa dilewati. Dan beberapa ruas jalan desa terputus hingga ratusan meter.

Ratusan kepala keluarga kehilangan tempat tinggal, ribuan jiwa harus mengungsi ke rumah-rumah warga yang selamat dari terjangan banjir bandang yang kali pertamanya terjadi di daerah tadah hujan itu. Banyak pula warga yang mengungsi sementara di sekolah-sekolah terdekat dan masjid-masjid.

Terpantau pula ribuan warga yang tak terkena dampak di semua lokasi kejadian terlihat bahu-membahu membantu mengevakuasi penyelamatan para korban yang terjebak dalam rumah yang telah terkepung air bah untuk diungsikan ke tempat yang aman terutama wanita dan anak-anak.

Bupati Lombok Timur HM Ali Bin Dachlan (baju orange) saat meninjau lokasi banjir / foto: ist

Tak tinggal diam, peliput LOMBOKita yang tinggal berjarak sekitar 200 meter dari titik lokasi paling parah di Desa Sepit Kecamatan Keruak, selain memantau langsung detik-detik kejadian, ikutserta membantu proses evakuasi warga hingga berupaya menghubungi pihak kepolisian Resor Lombok Timur dan BPBD.

Karena jarak kota kabupaten dengan beberapa lokasi cukup jauh, memakan waktu tempuh sekitar satu jam perjalanan, menyebabkan keterlambatan pihak dari tim SAR BPBD Lombok Timur dan personil kepolisian datang agak terlambat, meskipun sudah terlihat beberapa personil kepolisian dari sektor masing-masing kecamatan berada di lokasi. Namun ketiadaan peralatan yang memadai, mereka tidak bisa berbuat banyak hanya mampu membantu pengamanan situasi kerumunan warga guna mengantisifasi kemungkinan aksi penjarahan meterial berharga milik para korban.

Situasi penerang yang lumpuh total akibat beberapa pohok kaju besar yang tumbang menimpa beberapa kawat listrik yang menyebakan jaringan listrik di tiga kecamatan tersebut mati total.

Tim dari BPBD dan Polres Lombok Timur tiba sekitar pukul 19.00 Wita (ba’da magrib) tanpa banyak basa-basi tim SAR BPBD dan Polres langsung bertarung dengan derasnya air melakukan evakuasi warga yang masih terjebak dalam reruntuhan bangunan rumah yang sebelumnya tak mampu dievakuasi oleh warga secara manual. Beruntung semua korban berhasil diamankan dalam keadaan selamat, hanya satu anak yang dievakuasi dalam keadaan sudah tak bernyawa yakni seorang bocah perempuan umur 9 tahun di Dusun Lokon Desa Sepit Kecamatan Keruak.

Banjir mulai terlihat surut sekitar pukul 21.00 Wita. Sejak awal kejadian, Bupati Lombok Timur H. Moh. Ali Bin Dachlan dan Wakil Bupati H. Khairul Warisin dengan rombongan secara terpisah langsung mendatangi semua lokasi kejadian pada tiga kecamatan tersebut. Kedua pemimpin Lotim ini secara silih berganti mendatangi seluruh korban dan memimpin pengendalian dan pengamanan situasi para korban.

Bupati dan Wakil Bupati menyatakan akan mengupayakan sesegera mungkin dalam 1 x 24 jam untuk menurunkan bantuan material terutama kebutuhan pokok berupa bahan makanan dan pengobatan para korban.

Selain itu Bupati juga menyatakan pihak pemerintah daerah akan bertanggungjawab untuk merehab rumah-rumah warga yang rusak berat dan ringan termasuk akan membangunkan kembali rumah para korban yang hanyut total.

“Kita akan segera bertindak, tidak boleh lewat dari 24 jam mengirimkan bantuan kebutuhan pokok para korban. Dan kita akan berupaya membangunkan rumah para korban yang hanyut total serta merehab rumah baik yang rusak berat maupun yang rusak ringan,” kata Bupati Ali Bin Dachlan. (Bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini