Komitmen BIZAM Kembangkan Pariwisata Lombok, Ini Rencana Bandara di 2024
LOMBOKita – General Manager Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Minggus E.T Gandeguai menegaskan, potensi pengembangan pariwisata NTB cukup besar. Butuh kerjasama seluruh stakeholder untuk mewujudkan NTB maju dan melaju di sektor pariwisata.
Semenjak didampuk menjadi pimpinan tertinggi managemen BIZAM Lombok, kata pria kelahiran Manokwari 30 September 1973 tersebut, dirinya telah menyusun beberapa rencana program untuk pengembangan sektor pariwisata NTB, khususnya di pulau Lombok yang notabene sebagai tempat berdirinya bandar udara BIZAM yang sebelumnya bernama Bandara Internasional Lombok atau BIL.
Dalam acara media gathering bersama sejumlah jurnalis di gedung Serbaguna BIZAM, Selasa (27/2/2024), lelaki campuran Papua-Jawa itu menguraikan rencana pengembangan sektor pariwisata Lombok untuk meningkatkan wisatawan mancanegara melalui pengembangan konektivitas rute internasional di Bandara Lombok.
“Angkasa Pura I bersama perusahaan pengembang pariwisata Indonesia (ITDC), stakeholder pariwisata, pemerintah daerah dan maskapai harus berkolaborasi untuk merealisasikan potensi rute baru dari dan menuju Lombok,” jelas Minggus E.T Gandeguai yang sebelumnya bertugas di Manado.
Rencana lain yang dipaparkan Minggus, rencana pengembangan rute langsung menuju Australia. Hal itu berdasarkan jumlah kunjungan wisatawan Australia ke Lombok pada tahun 2023 sebanyak 5,688 orang.
“Data ini berdasarkan sampel dari beberapa hotel yang ada di Lombok seperti Fullman Hotel, Holiday Inn, dan Novotel Lombok,” tambah Minggus.
Dia juga menjelaskan, data penumpang dari Perth ke Lombok pada tahun 2018 sebanyak 3,218 pax, dan tahun 2019 berjumlah 23,719 pax.
Sementara itu, Minggus juga melirik potensi pengembangan penerbangan ke Timur Tengah. Minggus merencanakan penerbangan langsung dari Lombok menuju Jeddah untuk mengakomodir potensi jemaah Umroh NTB, baik dari pulau Lombok dan pulau Sumbawa.
“Dalam catatan kami, jumlah jamaah Umroh pada tahun 2023 sebesar 18,480 orang jamaah,” sebut Minggus.
Minggus juga menyebutkan, tiga negara besar yang cukup potensial sebagai penjualan jasa penerbangan, yakni Kuala Lumpur, Australia dan Brunai Darussalam.
Tinggalkan Balasan