Tarif Trump Menyebabkan Anjloknya Rupiah
Tarif Trump Menyebabkan Anjloknya Rupiah
Oleh: Vicky Sofiana Ulya
Mahasiswi Program Studi Ekonomi Pembagunan, Universitas Muhammadiyah Malang
Donal Trump selaku presiden Amerika Serikat menerapkan tarif resiprokal yang mengacu pada kebijakan perdagangan. Hal ini sebanding dengan tarif yang dibebankan oleh negara lain terhadap barang-barang ekspor. Pada hari Senin,7 April 2025 pukul 10:43, nilai tukar mata uang rupiah mencapai Rp.17.261 per dolar AS dan tercatat menjadi posisi terendah sepanjang sejarah.
Nilai tukar terhadap dolar AS terus turun setelah Trump mengumumkan kebijakan tarif baru barang RI yang masuk ke AS akan di jatuhi tarif 32%.
Kebijakan tarif impor yang di lakukan oleh Presiden AS atau yang kita kenal dengan perang dagang antara Cina dan Amerika tidak hanya merugikan dua negara tersebut, tetapi juga merugikan negara-negara berkembang.
Salah satu yang terkena dampak akan hal tersebut adalah negara Indonesia. Dampak yang paling terasa yakni melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, meningkatnya tekanan inflasi, dan resiko ekonomi pada keuangan negara.
Argument ini mendukung penurunan nilai tukar rupiah menjadi 17.000 per dolar. Penurunan nilai tukar rupiah ini dapat menciptakan ketidakpastian dalam perekonomian.
Selain itu, penurunan nilai tukar rupiah menimbulkan dampak eksteral seperti peningkatan biaya produksi, terjadinya inflasi dan penurunan daya saing ekspor Indonesia di pasar AS.
Dampak lainnya yakni ketidakpastian pasar global yang dapat menyebakan investor ragu untuk mengambil keputusan usaha. Hal ini menyebabkan terjadinya pelepasan aset di negara berkembang dan ketidakastabilan pasar di Indonesia karena pasar keuangan yang sangat sensitif terhadap isu geopolitiik.
Adapun dampak internalnya yakni kenaikan harga barang konsumsi, ketidakpuasan terhadap ekonomi, adanya potensi PHK serta perlambatan ekonomi karena meningatnya biaya operasinal meningkat, namun permintaanya melemah. Dampak ini dapat dirasakan langsung oleh masyarakat terutama bagi kalangan kelas bawah.
Menurut sekertaris komenfo ekomomi Indonesia. tarif ini sangat berdampak terhadap daya saing ekspor Indonesia, terutama dibidang elektronik, tekstil, alas kaki, kelapa sawit, karet, minyak furnitur, udang serta perikanan laut yang menjadi ekspor utama Indonesia di pasar AS.
Untuk mencegah hal ini terjadi, pemerintah mengeluarkan Sembilan langkah tiga diantara nya, langkah pertama pemerintah akan terus menerus melakukan komunikasi dengan pemerintah AS.termasuk mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Wasington DC untuk melakukan negosiasi, bagian dari negosiasi yang di lakukan,
Indonesia menyaipakan berbagai Langkah untuk menjawab permasalah yang di angkat AS seperti laporan tahunan komnas HAM, laporan kinerja BSN, laporan kinerja BKN, dan lain sebagainya lalu yang kedua Indonesia melakukan komunikasi dengan Malaysia. untuk mengambil Langkah Bersama mingingngat 10 negara di asean ikut terkena dampak tarif resiprokal AS.
Langkah ke tiga Indonesia berkomitmen menjaga stabilitas yield atau surat berharga negara (SBN) di Tengah gejolaknya pasar keuangan global akibat tarif tersebut.
Dengan masalah yang cukup serius ini, pemerintah Indonesia harus segera mengambil langkah yang tepat dengan cara menjaga kesetabilan rupiah atau meningkatkan suku bunga.
Ketahanan nasional diperlukan karena kebijakan ekonomi yang di terapkan di suatu negara dapat berdampak pada beberapa negara lainnya.
Disisi lain, peran Bank Indonesia sangat penting untuk menjaga kestabilan ekonomi dan beberapa kebijakan lainnya, seperti kebijakan fiskal atau kebijakan moneter yang menjadi kunci gejolak nya eknomi eksternal di masa depan.
Kesimpulan yang dapat di ambil dari pembahasan kali ini yakni,kebijakan tarif tinggi yang di terapkan oleh presiden Donal Trump tidak hanya menimbulkan ketegangan antara Amerika dan Cina saja, hal ini menciptakan efek perubahan ekonomi yang di rasakan oleh bannyak negara salah satunnya Indonesia.
Yang merasakan berbaga dampak baik internal maupun
Dampak eksternal yang di rasakan Indonesia berupa pelemahan global hal ini memeberikan tekanan serius terhadap stabilitas ekonomi nasional.
untuk dampak internalnya berupa yang pertama kenaikan harga barang impor,lalu yang ke dua meningkatnya inflasi akibat penaikan nila tukar rupiah,dan yang terakhir membengkak nya utang hal ini menegaskan penting nya menjagaka ketahanan,lalu menjaga ekonomi domestik negara.
Dari sini menunjukan bahwa Indonesia perlu memperkuat pondasi ekonominya agar tidak terlalu bergantung pada dinamika global dan menjaga stabilatas pertumbuhan ekonomijangka Panjang.
Beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk menangulangi masalah ini, diantaranya mencintai produk lokal dengan meningatkan penggunaan barang dalam negeri.
Hal ini dilakukan untuk membantu menguatkan ekonomi nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap barang luar negeri. Solusi yang kedua, diversifikasi sumber devisa.
Hal ini dilakukan untuk memperluas pasar ekspor ke negara-negara agar tidak bergantung kepada mitra dagang besar seperti China dan Amerika.Solusi yang ketiga, menunda makan garatis yang membutuhkan dana anggaran hingga 300 triliun rupiah dan lebih mengunakan anggaran ini untuk melindungi industri dari tarif trump.solusi yang ke empat dukungan terhadap stabilitas kebijakan moneter dan fiskal dengan cara memberikan kepercayaan terhadap bank dalam menjaga kestabilan ekonomi.
Adapaun solusi yang terakhir, menghindari panik buying. Penurunan nilai tukar biasanya menyebabkan kepanikan di antara masyarakat. Tindakan ini harus hindari karena dapat memparah keadaan, sehingga sikap tenang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi.
