Meriah, Perayaan Harganas Tingkat Provibsi NTB di Lotim
LOTIM LOMBOKita – Perayaan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 31 tingkat Provinsi NTB yang di pusatkan di Kabupaten Lombok Timur, di halaman kantor Bupati Lotim, Senin (29/7) yang di hadiri kepala Pusdiklat BKKN Pusat. Bupati dan walikota se NTB, amggota Forkopinda berlangsung meriah dan sukses.
Dari pembukaan disajikan berbagai hiburan, termasuk menyajikan 700 dulang makanan yang dibawa masyarakat desa Pengadangan, kepada tamu undamgan dari seluruh kabupaten kota se NTB.
Penjabat Bupati Lotim, HM Juaini Taofik, dalam laporannya mengatakan, sejak program Pekan Imunisasi Nasional (PIN) tanggal 23 Juli sampai 29 Juli lalu, proyeksi sasaran vaksinasi polio di Lotim sebanyak 219.458 anak atau 26,47 persen dari sasaran Provinsi NTB.
Dan jumlah anak yang telah tervaksinasi sebanyak 179.489 atau 81,79 persen. tim yang ada di Pos PIN melanjutkan vaksinasi polio sebanyak 24.784 anak.
Jika target 100 persen vaksinasi polio tidak tuntas hari ini, pihaknya bersama instansi terkait akan melanjutkan dengan mengunjungi sasaran langsung
“Prinsipnya, kami hanya mengkoordinasikan saja, yang bekerja kepala desa yang aktif memonitor Pos PIN, dan tim Pos PIN bersama instansi terkait lainnya,” sebut Taofik
Dikatakan Pj Bupati, komitmen Pemda Lotim menjadi tuan rumah Harganas, sebagai cemeti untuk mengejar ketertinggalan, khususnya di pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), dalam hal ini pembangunan non fisik.
Karena dirinya memahami kalau membangun non fisik jauh lebih berat dan lebih komplek dari pembangunan fisik. Sehingga momen Harganas ke-31 ini, Pemkab Lotim, telah melaksanakan 11 kegiatan, mulai dari sosialisasi metode kontrasepsi jangka panjang untuk lelaki dan perempuan,
pelayanan Calon Pengantin (Catin), edukasi gizi mencegah anemia remaja, sosialisasi mencegah perkawinan usia anak, workshop duta genre, hingga jalan sehat dan konvoi Vespa.
Dalam kegiatan Harganas inipun, sebut Taofik, digelar juga kegiatan dagang yang diikuti semua kabupaten kota se NTB,
Dan terjadi saling tukar dan saling membeli komoditi unggulan yang di sajikan.
Sehingga melalui kegiatan dagang dalam perayaan Harganas ini persaudaraan semakin mantap.sebagaimana tema harganas tahun ini, “Kembali ke meja makan”.
Artinya, Lotim mempunyai kearifan lokal, dimana makan bersama menggunakan dulang yang disuguhkan masyarakat Desa Budaya yakni Desa Pengadangan yang jumlahnya sebanyak 700 dulang. untuk membuat semakin erat kekeluargaan kita di NTB.
“Kami berharap ada pembinaan dari Penjabat Gubernur NTB, karena angka perkwainan usia anak dan stunting masih relative tinggi serta kemiskinan ekstrem, yang membuat kita bekerja lebih keras lagi. Tanpa kolaborasi dan sinergitas semua pihak, tidak mungkin kerja keras itu akan menghasilkan angka yang baik,”ucapnya.
Kepala Pusdiklat BKKBN RI, Lalu Makripuddin, mengatakan, Harganas yang diperingati setiap tanggal 29 juli, berawal dari para pejuangan kemerdekaan bangsa ini, ketika meraih kemenangan pada saat, agresi militer kedua dilakukan Belanda. Pada tanggal 29 Juli pula, para pejuang berkumpul kembali dengan keluarganya, sehingga momen itu diabadikan menjadi Harganas.
Sehingga salah satu tujuan Harganas, yaitu bagaimana mewarisi semangat kepahlawanan dan perjuangan para pejuang bangsa, mengingatkan perlunya kekeluargaan bagi kesejahteraan bangsa, membangun keluarga pekerja keras, serta mampu berbenah diri menuju keluarga yang sejahtera.
“Kalau menyadari peran kita semua, akan tercipta keluarga berkualitas dan berketahanan,”terangnya.
Disebutkan, sekarang era digitalisasi, namun dilihat banyak perceraian hingga judi online terjadi. Harusnya, di era digitalisasi ini, tidak membuat ketahanan keluarga menjadi rentan dan gampang bercerai. Melainkan dijadikan alat mepererat hubungan keluarga.
“Kita harapkan, di era digital ini semakin tercipta keluarga bahagia dan harmonis,”imbuh Makripuddin, guna mempersiapkan keluarga berkualitas menuju Indonesia emas.
Dengan demikian ketika sudah 100 tahun Indonesia merdeka pada tahun 20245 mendatang, Indonesia emas telah dicapai.apalagi sebelumnya NTB pernah mendeklarasikan generasi emas 2025,
Dan hasilnya pun telah dilihat dimana NTB semakin maju. Tahun 2045 nanti, ia berharap Indonesia emas tercapai. Generasi sehat dan tidak ada stunting, menjadi syarat tercapainya Indonesia emas.
“Dampak stunting itu bukan pendek otot saja, tapi berkaiatan dengan IQ juga. Kalau IQ lemah, maka Indonesa emas 2045 hanya hayalan semata,”tegasnya.
“Karena itu kita terus berupaya menekan stunting. Tren stunting di NTB turun secara konsisten. Hasil survey kesehatan Indonesia (SKI) NTB juga turun 8,1 persen, dan ini penurunan tertinggi secara nasional,”sambung Makripuddin.
Kalau melihat kembali data e-PPGM, menunjukkan data konsisten, karena februari 2024 angka stunting sudah 13,19 persen.Itu artinya target 14 persen Nasional menurut e-PPGM, di NTB sudah tercapai tahun 2023.
Masih kata Makripuddin, penurunan stunting tahun 2023 ada diangka 13,19 persen, sedangkan tahun 2022 diangka 16,84 persen. Dari data tersebut, terjadi penurunan secara konsisten. Demikian juga kaitan dengan keluarga berisiko stunting, terjadi penurunan signifikan secara konsisten.
Tahun 2021 untuk NTB keluarga berisiko stunting sebanyak 557.000, tahun 2022 menjadi 338.000 dan tahun 2023 turun menjadi 287.000. Semakin turunnya keluarga berisiko stunting, menunjukkan stunting juga akan semakin turun.
“Keberhasilan NTB menurunkan prevalensi stunting yang signifikan tidak boleh membuat kita cepat berpuas diri. Tapi pencegahan harus tetap diupayakan. Hasil komitmen, koordinasi dan kerjasama sudah berbuah nyata, tentu itu dipertahankan dan dikuatkan,”tandasnya
Dirinya berkeyakinan, dibawah kepemimpinan Penjabat Gubernur NTB sekarang ini, yang mengedepankan transparansi, stunting akan terus turun di NTB. Stunting turun, tentu akan membuat NTB semakin berkembang, lebih baik dan maju.
Ia juga berharap pada ketua dan anggota Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), terus berkolaborasi, berkoordinasi dan berinovasi, melakukan konvergensi.
Demikian juga tim pendamping keluarga risiko stunting, terus memastikan Catin bebas dari animea. Ketika ibu hamil dan janin harus sehat, diupayakan pemenuhan asupan gizi ibu dan bayi pada seribu hari pertama kehidupan.
“Tahap seribu hari kehidupan itu, menentukan kesehatan dan kecerdasan balita. Disamping pula, bagaimana memastikan ketersediaan air bersih, jamban dan sebagainya,”ujarnya.
Sementara itu, Penjabat Gubernur NTB, Mayjend TNI Purn Hasanudin, mengungkapkan, capaian vaksinasi polio kita di Lotim sebanyak 81,79 persen. Sedangkan populasi Lotim merupakan angka pembagi paling besar di NTB, sehingga otomatis capian yang konsisten itu mengangkat nama Provinsi NTB.
“Alhamdulillah, laporan kepala dinas kesehatan Lombok timur, capaian vaksinasi kita ketiga secara nasional. Daerah lain masih banyak yang merah,”ketusnya.
“Saya sangat berbahagia, dengan inovasi dan kreatisivitas diambil Bupati dan walikota, itu sebuah kemajuan. Bersyukur, angka itu bergerak signifikan,”tambah Hasanudin.
Ia menjelaskan, melaksanakan keluarga berencana tidak mudah. Malah jika menilik sejak program keluarga berencana digulirkan pada masa Orde Baru silam, ternyata merubah pemikiran banyak anak banyak rizki menjadi cukup dua anak saja itu tidaklah mudah.
“Kenyataannya merealisasikan dua anak cukup ini tidak semudah itu,”akunya.
Kaitan dengan penyelenggaraan Harganas, ini menjadi momentum memperkuat penguatan keluarga untuk percepatan penurunan stunting. Sebab ini kaitan erat dengan penyiapan generasi emas atau bonus demografi 2045 mendatang.
Harganas menjadi repleksi dan menumbuhkan harapan, bahwa NTB mampu menciptakan SDM yang unggul, berkualitas dan berdaya saing. Menjadikan SDM yang unggul, berkualitas dan berdaya saing, telah direncanakan dan tinggal di realisasikan secara bersama-sama.
“Tidak boleh seorang pun tertinggal dari akses layanan dasar dan perlindungan sosial. Sehingga SDM kita akan menjadi kekuatan dalam menyonsong NTB emas akan datang. PIN kita juga harus 100 persen, bila perlu jemput bola dengan meminta dukungan unsur TNI dan Polri,”imbuhnya.
Kedepan melalui program Bangga Kencana yang disinergikan dengan Posyandu Keluarga ungkapnya lebih jauh, dapat mendukung kelanjutan balita sehat, cerdas dan unggul.
Kita harus berperang melawan stunting, dengan meningkatkan asupan gizi dan kesehatan ibu dan anak. Dengan pertumbuhan yang seimbang, maka pintu bonus demografi terbuka lebar, yang bisa dimanfaatkan untuk tujuan pembangunan.
Dalam memperkuat dan untuk ketahanan, keluarga stunting harus ditangani serius. Bagaimana pun kondisi itu dapat mengancam keberhasilan pembangunan NTB, dan berdampak pada pembangunan nasional.
“Manakala sumber daya berkualitas, maka ini menjadi potensi dan kekuatan untuk pembangunan. Bila tidak disiapkan, sebaliknya akan menjadi beban bonus demografi,”tegasnya.
Disinggungnya, BKKBN yang diberikan mandat sebagai ketua pelaksana percepatan penurunan stunting yang terintegrasi, kolaborasi untuk konvergensi lintas program mau pun lintas sektoral, dan dukungan pemangku program sangat dibutuhkan.
Dari itu, orang nomor satu di NTB ini, mengimbau kalau program untuk menekan stunting dan lainnya itu baik dilanjutkan, diharapkannya agar program tersebut terus dieksplorasikan.
“Kesampingkan kepentingan golongan dan ego sektoral demi tujuan kita bersama. Dengan demikian, program dapat diterima oleh rumah tangga sasaran secara tepat. Kita sadari penanganan stunting dilakukan dari hulu ke hilir. Jika data sudah bagus, kita akan tahu taktik dan strategi apa untuk penanganan dan bisa kita urai secara cepat,”pungkasnya.
Tinggalkan Balasan