Lotim Masih Level Darurat Bencana
LOTIM LOMBOKita – Lombok Timur hingga saat ini, masih berstatus Level darurat bencana, hal itu diungkapkan Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur L Mulyadi.Kamis (30/1).
” laporan masyarakat saat ini sudah mulai berkurang, meski demikian status masih level darurat bencana,” ujarnya.
Pencabutan level darurat dilakukan menurut Mulyadi, tergantung perkembangan dan situasi lapangan, ” Kalau laporan masyarakat sudah kurang, maka dengan sendirinya status bencana tersebut di cabut,” ucapnya.
Disinggung perbaikan infrastruk akibat bencana, Mulyadi mengatakan untuk saat ini tidak ada perbaikan infrastruktur, karena terbenturan adanya surat edaran dari Kementerian Keuangan.
” terbentur SE Kemenkeu, perbaikan infrastruktur penangan fisik seperti perbaikan jalan maupun jembatan tidak ada penangan,” katanya.
Bahkan proses pengadaan barang dan jasapun, hingga saat, sebut Mulyadi belum dilakukan, karena terbentur SE kemenkeu.
” untuk penanganan perbaikan infrastruktur ini menggunakan dana tak terduga,” jelasnya, besaran dana perbaikan infrastruktur ini, seperti perbaikan jalan, jembatan di butuhkan dana mencapai Rp 2,5 milyar.
Dan permasalahan ini, menurut Kalakhar BPBD pihaknya telah disampaikan atasan ( Pj Bupati) termasuk ke seluruh Kepala Desa, termasuk melakukan singkronisqsi dengan bupati dan wakil bupati terpilih,
” Pemkab ingin bekerja,agar kerusakan tidak meluas, tetapi terbentur aturan,perlaksanannya tertunda,” ucapnya.
Karena tertundanya proses perbaikan akibat adanya SE Kemenkeu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pihak BWS provinsi.
” kita telah berkoordinasi dengan BWS, bahkan BWS memberikan bantuan berupa beronjong,” sebutnya.
Lebih lanjut Kalakhar BPBD Lotim, mengatakan, lokasi wilayah yang terdampak bencana beberapa waktu lalu terjadi di Delapan kecamatan.
Hanya saja, lokasi yang selama ini menjadi langgaran banjir, sekarang sudah tidak terjadi lagi, karena penanganan sebelumnya
“Sambelia dan Pringgabaya saat musim hujan terjadi landai landai saja, karena telah dilakukan rekayasa terhadap aliran sungai, sehingga air tidak masuk ke pemukiman,” terangnya.