Alhamdulillah, FAI Berkomitmen Bantu Kelanjutan Pendidikan Anak Yatim Piatu

Keterangan FOTO : Sejumlah anak yatim menerima beasiswa secara simbolis pada acara "Program Ramadhan" yang digelar Forum Akademisi Indonesia (FAI) di Depok Jawa Barat, Minggu 16 Maret 2025 (Foto: Dok. Humas FAI)

JAKARTA LOMBOKita – Direktur Pemberitaan Kantor Berita ANTARA 2016 Aat Surya Safaat menyatakan bersyukur bahwa Forum Akademisi Indonesia (FAI) memasuki usianya yang ke-sepuluh berkomitmen untuk terus membantu kelanjutan pendidikan anak-anak yatim piatu dan dhu’afa agar kiprah mereka nanti bisa bermakna bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

“Para akademisi FAI menginspirasi masyarakat supaya memberi perhatian bagi kelanjutan pendidikan anak-anak yatim piatu dan dhu’afa di tengah kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja,” kata Penasehat FAI itu dalam perbincangan dengan wartawan di Jakarta, Sabtu (22/3/2025).

FAI itu sendiri adalah wadah inspiratif yang bertujuan mensinergikan potensi para akademisi seluruh Indonesia di manapun berada serta mewujudkan visi mencerdaskan anak bangsa menuju Indonesia berprestasi. Deklarasi pembentukan forum tersebut dilakukan pada 23 Mei 2015 di Jakarta.

Forum akademisi itu dipimpin oleh Ketua Umum Dr. Indra C. Uno, MBA, Sekretaris Jendral Eni Heni Hermaliani, MM, M.Kom, Wakil Ketua 1 bidang Hubungan Dalam dan Luar Negeri Didin Syahrudin Sukeni serta Penasehat Dr. Ichsanuddin Noorsy (Ekonom Senior), Abdullah Hehamahua (mantan Penasehat KPK), Dr. Intan Syah Ichsan (Chief Operating and Marketing Officer PT Samuel Aset Manajemen), dan Aat Surya Safaat (Wartawan Senior)

Menurut Aat, selain peduli terhadap pendidikan anak-anak kurang mampu, FAI ke depan harus terus memberi perhatian terhadap isu-isu besar dan bersifat strategis, berjangkauan jauh ke depan, dan menyangkut kepentingan orang banyak (publik) dengan berbasis kajian akademis.

“Seperti yang sudah dilakukan selama ini, FAI perlu terus fokus membahas dan mencari solusi atas masalah-masalah besar yang menjadi kepentingan atau kekhawatiran publik seperti masalah korupsi, narkoba, dan pengangguran,” katanya.

Kepala Biro Kantor Berita ANTARA New York periode 1993 – 1998 itu lebih lanjut menekankan arti pentingnya pendidikan untuk menyiapkan generasi penerus dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks di tengah masih banyaknya permasalahan besar seperti korupsi, narkoba, dan pengangguran.

Sementara itu Sekjen FAI Eni Heni Hermaliani mengemukakan, pengurus FAI baru-baru ini menyelenggarakan program “Berbagi Ramadhan” bersama sejumlah anak yatim piatu dan dhu’fa di Kota Depok Jawa Barat sebagai wujud kepedulian para akademisi untuk berbagi dengan anak-anak dari kalangan tidak mampu.

Disebutkan, FAI selama ini juga memberikan bantuan beasiswa pendidikan secara selektif kepada anak-anak yatim piatu dan dhu’afa agar mereka tetap semangat untuk terus belajar sehingga keberadaannya kelak bisa kian bermakna bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

Sekjen FAI berharap pemberian beasiswa dapat terus berjalan dengan bantuan para stakeholder pendidikan, dunia usaha, dan para donatur agar putera-puteri dari kalangan anak yatim piatu dan dhu’afa itu menjadi cerdas dan berintegritas.

Ia juga mengemukakan, saat ini sudah banyak lulusan penerima beasiswa FAI yang mandiri dan tersebar di beberapa daerah, sehingga keberadaan mereka bisa memotivasi putera-puteri daerah untuk mampu bersaing dan terus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Segmentasi penerima beasiswa FAI itu sendiri adalah jenjang pendidikan tingkat SD, SMP, SMU, dan Pesantren, sedangkan untuk mahasiswa diwajibkan memiliki IPK minimal 3,0.

“FAI juga akan terus membantu para pelajar dan mahasiswa yang beragama Islam supaya mereka bisa dan mahir membaca Kitab Suci Al-Quran,” kata Sekjen FAI, menambahkan.